AqidahDakwahIlmuKitab AqidahSyirikTauhid

Urgensi Telaah Kitab Tauhid

Al-qaulul-Mufid-Ala-Kitab-At-tauhid

Kitab Tauhid karya Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab rahimahullah adalah sebuah karya di bidang akidah yang sangat berharga. Seorang muslim akan mengenal tauhid dan akidah Islam secara lebih jelas melalui ayat-ayat dan hadits-hadits yang dibawakan oleh penulis di dalamnya. Oleh sebab itu telah menjadi tradisi di tengah para ulama untuk mempelajari dan mengkaji kitab ini dalam sistem pendidikan dan program utama mereka.

Bisa kita lihat diantaranya adalah munculnya Syarah Kitab Tauhid oleh Syaikh Sulaiman yang berjudul Taisir Al-‘Aziz Al-Hamid yang kemudian diikuti dengan Syarah Kitab Tauhid oleh Syaikh Abdurrahman bin Hasan dengan Fathul Majid-nya. Demikian pula Qurratu ‘Uyun Al-Muwahhidin oleh Syaikh Abdurrahman bin Hasan. Setelah itu pula muncul kitab-kitab syarah seperti Ibthal At-Tandid karya Syaikh Hamad bin ‘Atiq dan lain-lain. Para ulama di masa ini juga telah menyusun keterangan atas Kitab Tauhid ini, diantaranya Syaikh Abdul Aziz bin Baz, Syaikh Al-‘Utsaimin, Syaikh Shalih Al-Fauzan, dan Syaikh Shalih bin Abdul Aziz alu Syaikh.

Banyak sekali faidah dan pelajaran akidah yang bisa dipetik dari kitab ini. Pembahasan tentang hakikat dan keutamaan tauhid. Pembahasan tentang bahaya syirik dan perealisasian tauhid. Pembahasan tentang keutamaan dakwah tauhid dan lain sebagainya. Materi yang ada di dalam kitab ini tidak hanya dibutuhkan oleh para santri yang belajar di pondok pesantren atau para mahasiswa yang kuliah di fakultas diniyah. Oleh sebab itu dibutuhkan perhatian besar terhadapnya untuk bisa disajikan kepada masyarakat luas melalui sarana-sarana yang mudah dipahami oleh mereka dan media-media yang bisa tersebar dengan luas seluas-luasnya.

Apabila ada yang hendak membuat buku dengan mencuplik bagian dari kitab ini tentu akan sangat berguna bagi umat manusia. Apabila ada yang hendak menyusun buletin atau artikel dengan memetik kandungan yang ada di dalamnya maka tentu besar faidah yang bisa disebarkan olehnya. Apabila ada yang hendak membuat majalah dengan mengikuti alur dan metode buku ini maka tentu masyarakat akan bisa semakin mengenal akidah Islam dengan seksama. Apabila ada yang hendak menyusun program siaran radio atau televisi dengan kitab ini niscaya umat akan menyadari berbagai penyimpangan akidah yang selama ini bercokol dalam kehidupan mereka.

Adapun orang-orang yang merasa bahwa materi tauhid adalah materi yang sudah usang dan menganggap kajian Kitab Tauhid hanya akan menumbuhkan paham ekstrim serta pengkafiran maka sesungguhnya mereka adalah orang-orang yang tidak paham tentang keagungan isi kitab ini dan keindahan ajaran Islam yang terkandung di dalamnya. Mereka yang selalu menjelek-jelekkan dakwah tauhid dan perjuangan Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab, justru mereka akan kehilangan faidah dan manfaat yang sangat besar yang ada di dalam kitab ini. Inilah diantara makar dan tipu daya setan di abad ini; menjauhkan manusia dari akidah sahihah dengan kedok pemberantasan terorisme dan pemikiran radikal. Padahal dakwah tauhid berlepas diri dari segala bentuk sikap dan pemahaman teroris dan kaum radikal ala Khawarij.

Apabila para da’i hanya berbicara di hadapan umat dengan apa-apa yang mereka sukai; materi tentang ini dan itu, tema tentang anu dan anu, sementara agenda dan tema tauhid justru dikesampingkan maka dimanakah fikih dakwah dan prioritas di dalam mengajak manusia kepada hakikat dan poros ajaran agama Islam? Dimanakah ingatan mereka terhadap hadits Mu’adz bin Jabal yang mendapat pesan Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam untuk mendahulukan dakwah tauhid ini? Dimanakah mereka simpan arsip keutamaan tauhid dan bahaya syirik? Ataukah arsip itu telah lekang oleh waktu dan tertutupi oleh isu ini dan itu, berita anu dan anu?!  Apabila para da’i dan muballigh sibuk dengan program dan acara mereka namun melupakan materi pokok dakwah para nabi dan rasul, lantas kejayaan seperti apakah yang ingin mereka raih?!

10862621_401659323335656_1229646825556054421_o

Redaksi

Redaksi al-mubarok.com dikelola oleh relawan dan pegiat dakwah Masjid Jami' al-Mubarok (MJM) YAPADI Yogyakarta

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *