Bismillah.
Diantara pelajaran yang sangat penting yang terkandung dalam risalah Ushul Tsalatsah adalah mengenai tafsiran dan hakikat ibadah.
Syaikh Muhammad at-Tamimi rahimahullah setelah menjelaskan bahwa kita wajib untuk mengikuti millah Ibrahim dengan beribadah kepada Allah. Beliau pun membawakan firman Allah dalam surat adz-Dzariyat ayat 56 yang menunjukkan bahwa tujuan penciptaan kita adalah untuk beribadah kepada Allah.
Kemudian beliau berkata :
Dan makna ‘supaya mereka beribadah kepada-Ku’ adalah ‘supaya mereka mentauhidkan-Ku’
Hal ini memberikan faidah yang sangat berharga bahwa ibadah kepada Allah tidak bisa dipisahkan dengan tauhid. Apa sesungguhnya perbedaan antara tauhid dan ibadah?
Para ulama menjelaskan bahwa secara bahasa ibadah bermakna perendahan diri dan ketundukan. Adapun secara syar’i ibadah itu merupakan ketundukan dan perendahan diri kepada Allah dengan dilandasi kecintaan dan pengagungan dalam bentuk melaksanakan perintah dan menjauhi larangan sebagaimana telah dijelaskan dalam syariat para nabi. Demikian makna ibadah yang dijelaskan oleh Syaikh Ibnu ‘Utsaimin rahimahullah dalam Syarah-nya terhadap Tsalatsah al-Ushul.
Adapun tauhid secara bahasa berarti menjadikan sesuatu sebagai satu-satunya. Dalam pengertian syari’at tauhid adalah mengesakan Allah dalam hal-hal yang menjadi kekhususan-Nya. Secara lebih spesifik para ulama menjelaskan bahwa inti tauhid adalah mengesakan Allah dalam hal ibadah. Inilah definisi yang dipilih oleh Syaikh Muhammad at-Tamimi rahimahullah dalam Ushul Tsalatsah-nya.
Dari sini, kita bisa menyimpulkan bahwa tauhid merupakan salah satu bentuk ibadah itu sendiri. Apa pun ibadah yang kita kerjakan; apakah itu sholat, puasa, zakat, haji, sedekah, i’tikaf, kurban, nadzar, dsb tidak akan diterima oleh Allah apabila tidak disertai dengan tauhid. Yang mana tauhid itu adalah memurnikan segala bentuk ibadah kepada Allah saja dan meninggalkan syirik.
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Hak Allah atas para hamba adalah hendaknya mereka beribadah kepada-Nya dan tidak mempersekutukan dengan-Nya sesuatu apapun.” (HR. Bukhari dan Muslim)
Allah berfirman (yang artinya), “Sungguh jika kamu berbuat syirik pasti akan lenyap semua amalmu dan benar-benar kamu pasti akan termasuk golongan orang-orang yang merugi.” (az-Zumar : 65)
Diantara ulama ulama terdahulu yang menafsirkan ibadah dengan tauhid adalah Ibnu ‘Abbas radhiyallahu’anhuma, sebagaimana disebutkan oleh Imam al-Baghawi rahimahullah dalam tafsirnya Ma’alim at-Tanzil; bahwa semua perintah ibadah dalam al-Qur’an maknanya adalah tauhid.
Dari sini kita bisa mengetahui betapa pentingnya tauhid sebagai tujuan hidup kita. Apabila seorang tidak mengenali tauhid pada hakikatnya dia tidak memahami tujuan dia hidup di alam dunia ini. Oleh sebab itu kita selalu mohon kepada Allah hidayah, taufik dan pertolongan untuk bisa istiqomah dan selamat di dunia maupun di akhirat…
Penyusun : Redaksi www.al-mubarok.com
Silahkan baca penjelasan sebelumnya di sini [klik]
Daftar seri artikel faidah Ushul Tsalatsah lebih lengkap bisa lihat di sini [klik]