Bismillah.
Allah berfirman :
وَإِذَا سَأَلَكَ عِبَادِي عَنِّي فَإِنِّي قَرِيبٌ أُجِيبُ دَعْوَةَ الدَّاعِ إِذَا دَعَانِ فَلْيَسْتَجِيبُوا لِي وَلْيُؤْمِنُوا بِي لَعَلَّهُمْ يَرْشُدُونَ
“Apabila hamba-Ku bertanya kepadamu tentang Aku, maka sesungguhnya Aku Mahadekat; Aku akan mengabulkan doa orang yang meminta ketika dia menyeru/berdoa kepada-Ku, oleh sebab itu hendaklah mereka memenuhi seruan-Ku dan beriman kepada-ku mudah-mudahan mereka mendapat petunjuk.” (al-Baqarah : 186)
Syaikh Khalid as-Sabt hafizhahullah berkata :
فمن الهدايات التي تُؤخذ من هذه الآية: أن آية الدعاء جاءت في وسط آيات الصيام، فبعدها حديث عن الصيام، وقبلها حديث عن الصوم، فهذا يدل -والله تعالى أعلم- كما ذكر جمع من أهل العلم بأن الدعاء في رمضان له مزية، وأن الدعاء مع الصيام له مزية
“Diantara petunjuk yang diambil dari ayat ini adalah bahwa ayat tentang doa disebutkan di tengah-tengah ayat-ayat yang membahas tentang puasa dan setelahnya juga pembicaraan mengenai puasa, dan sebelumnya juga pembahasan tentang puasa. Hal ini menunjukkan -wallahu a’lam- sebagaimana disebutkan sekelompok ulama bahwa doa di bulan Ramadhan memiliki keistimewaan dan berdoa dalam keadaan berpuasa juga memiliki keistimewaan khusus.” (Majalis fi Tadabur al-Qur’an no 142)
Dari Abu Musa al-Asy’ari radhiyallahu’anhu, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :
إنَّكُمْ ليسَ تَدْعُونَ أَصَمَّ وَلَا غَائِبًا، إنَّكُمْ تَدْعُونَ سَمِيعًا قَرِيبًا، وَهو معكُمْ
“Sesungguhnya kalian tidaklah menyeru/berdoa kepada Dzat yang tuli ataupun tidak hadir melihat. Sesungguhnya yang kalian seru adalah Yang Mahamendengar lagi Mahadekat, sementara Dia (Allah) senantiasa bersama kalian.” (HR. Bukhari dan Muslim)
Syaikh Abdullah al-Ghunaiman hafizhahullah menjelaskan :
لأصم: الذي لا يسمع، والغائب: لا يبصر، ومعنى ذلك أن الله سميع بصير، فالذي تدعونه سميعاً بصيراً، يسمعكم وإن أخفيتم الذكر، ويراكم ولا يخفى عن نظره شيء، لا في بواطنكم ولا في ظواهركم؛ لأن نظر الله جل وعلا لا يحجبه حائل
“Yang tuli maksudnya yang tidak bisa mendengar, sedangkan gha’ib/tidak hadir di sini maksudnya tidak melihat. Artinya bahwa Allah itu Mahamendengar lagi Mahamelihat. Dzat yang kalian seru itu Mahamendengar lagi Mahamelihat, Dia bisa mendengar kalian walaupun kalian lirihkan dzikir dan melihat kalian dan tidak ada sedikit pun yang tersembunyi dari pandangan-Nya; baik itu urusan batin maupun lahir. Karena sesungguhnya pandangan Allah tidak terhalangi oleh sesuatu apa pun.” (Syarh Aqidah Wasithiyah)
Syaikh Abdul Aziz bin Baz rahimahullah berkata :
فالواجب على كل مؤمن ومؤمنة الإيمان بذلك وأنه سميع قريب وأن علوه جل وعلا فوق العرش لا ينافي قربه من عباده وسماعه دعاءهم جل وعلا ، فهو سميع قريب ، وهو علي عظيم جل وعلا
“Maka bagi bagi setiap mukmin dan mukminah untuk beriman akan hal itu bahwasanya Allah Mahamendengar lagi Mahadekat, dan bahwa ketinggian Allah di atas Arsy tidak bertentangan dengan kedekatan-Nya terhadap para hamba dan kemampuan-Nya mendengar doa mereka, maka Dia Mahamendengar lagi Mahadekat, Dia Mahatinggi lagi Mahaagung.” (Syarh Aqidah Wasithiyah)
Allah berfirman mengisahkan perkataan Nabi Shalih kepada kaumnya :
فَاسْتَغْفِرُوهُ ثُمَّ تُوبُوا إِلَيْهِ ۚ إِنَّ رَبِّي قَرِيبٌ مُّجِيبٌ
“Maka mintalah ampunan kepada-Nya dan bertaubatlah kepada-Nya, sesungguhnya Rabbku Mahadekat lagi Mahamengabulkan doa.” (Hud : 61)
Oleh sebab itu bulan Ramadhan adalah kesempatan bagi kita untuk banyak berdoa kepada Allah, terlebih pada waktu-waktu mustajab seperti diantara adzan dan iqomah, di akhir sholat, ketika sujud, di akhir malam/sepertiga malam terakhir apalagi pada sepuluh malam terakhir dalam kondisi beri’tikaf atau ketika berpuasa di siang hari. Karena doa kepada Allah merupakan bukti penghambaan. Orang yang tidak berdoa kepada Allah adalah orang yang sombong.
0 Komentar