Tafsir Ayat Tauhid (Bagian 8)

Bismillah.

Alhamdulillah pada kesempatan ini Allah kembali beri taufik kepada kami untuk melanjutkan seri pembahasan tafsir ayat-ayat tentang tauhid yang dibawakan oleh Syaikh Muhammad at-Tamimi rahimahullah dalam Kitab Tauhid.

Kita masih melanjutkan bab sebelumnya yaitu ‘barangsiapa yang merealiasikan tauhid dengan baik niscaya dia akan masuk surga tanpa hisab’. Kita lanjutkan ayat berikutnya yang dibawakan oleh penulis, yaitu firman Allah :

وَالَّذِينَ هُمْ بِرَبِّهِمْ لا يُشْرِكُونَ

“Dan orang-orang yang mereka itu tidak mempersekutukan kepada Rabb mereka.” (al-Mu’minun : 59)

Imam Ibnu Katsir rahimahullah menjelaskan maksud ayat ini :

أي : لا يعبدون معه غيره ، بل يوحدونه ويعلمون أنه لا إله إلا الله أحدا صمدا ، لم يتخذ صاحبة ولا ولدا ، وأنه لا نظير له ولا كفء له .

“Yaitu mereka tidak beribadah kepada selain Allah di samping beribadah kepada-Nya. Akan tetapi mereka itu mengesakan-Nya dan mengetahui/meyakini bahwa tidak ada ilah/sesembahan yang benar kecuali Allah yang esa lagi Maha kuasa yang menjadi tempat bersandar seluruh makhluk, Allah tidak memiliki istri ataupun anak. Dan bahwa Allah tidak ada yang serupa dan setara dengan-Nya.” (lihat Tafsir Ibnu Katsir [klik])

Imam Ibnu Jarir ath-Thabari rahimahullah berkata :

والذين يخلصون لربهم عبادتهم، فلا يجعلون له فيها لغيره شركا لوثَن ، ولا لصنم، ولا يُراءون بها أحدا من خلقه، ولكنهم يجعلون أعمالهم لوجهه خالصا، وإياه يقصدون بالطاعة والعبادة دون كل شيء سواه.

“Yaitu orang-orang yang memurnikan ibadah mereka kepada Rabbnya sehingga mereka tidak menjadikan ibadah itu ditujukan kepada selain-Nya; apakah sekutu itu berupa berhala, atau patung. Mereka pun tidak riya’ dengan ibadahnya kepada siapa pun dari makhluk-Nya. Akan tetapi mereka menjadikan amal-amal mereka untuk mencari wajah-Nya semata, dan hanya kepada Allah mereka tujukan ketaatan dan ibadahnya, tidak kepada segala bentuk sesembahan selain-Nya.” (lihat Tafsir ath-Thabari [klik])

Ayat di atas menunjukkan bahwa orang yang merealisasikan tauhid dengan baik adalah yang menjaga dirinya dari segala bentuk kesyirikan; baik yang tampak maupun yang tersembunyi/samar. Dia menjauhi semua bentuk syirik yang besar maupun yang kecil, yang lahir maupun yang batin. Tercakup juga di dalamnya bahwa mereka adalah orang-orang yang menjaga keikhlasan dalam beramal; karena itu merupakan pokok ajaran tauhid.

Diantara perkara yang merusak keikhlasan adalah riya’ dan sum’ah yaitu mencari pujian dan sanjungan manusia terhadap amalnya; baik dalam bentuk suatu yang didengar atau dilihat. Dalam hadits qudsi Allah berfirman (yang artinya), “Aku Dzat Yang paling tidak membutuhkan sekutu, barangsiapa yang melakukan suatu amalan seraya mempersekutukan Aku dengan selain-Ku maka Aku tinggalkan dia dan syiriknya itu.” (HR. Muslim)

Seluruh amal kita butuh dilandasi dengan keikhlasan. Oleh sebab itu para ulama mengingatkan hal ini dengan mengawali kitab-kitabnya dengan bab atau hadits tentang ikhlas. Sebagaimana dilakukan oleh Imam Bukhari rahimahullah di dalam Shahih-nya, Abdul Ghoni al-Maqdisi rahimahullah dalam Umdatul Ahkam, dan an-Nawawi rahimahullah dalam Riyadhus Shalihin.

Saudaraku yang dirahmati Allah, sebesar apa pun amal anda jika tidak disertai dengan keikhlasan maka ia sia-sia dan bahkan berbuah petaka di akhirat. Allah berfirman (yang artinya), “Dan Kami hadapi segala amal yang dahulu mereka kerjakan lantas Kami jadikan ia bagai debu-debu yang beterbangan.” (al-Furqan : 23)

Ikhlas adalah ruh dalam setiap amal ketaatan. Maka diantara adab yang paling penting dimiliki oleh setiap muslim apalagi penimba ilmu atau penggerak dakwah adalah menjaga keikhlasan. Ingatlah nasihat Imam Ibnul Mubarok rahimahullah“Betapa banyak amal kecil menjadi besar karena niatnya, dan betapa banyak amal besar menjadi kecil juga karena niatnya.”

Karena pentingnya ikhlas ini pula para ulama meletakkan keikhlasan sebagai salah satu pokok utama dalam dakwah Ahlus Sunnah. Sebagaimana yang disebutkan oleh Syaikh Abdul Malik Ramadhani hafizhahullah dalam kitabnya Sittu Duror min Ushuli Ahlil Atsar.

Penyusun : Redaksi www.al-mubarok.com

Silakan baca seri sebelumnya di sini [klik]

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *