Dakwah IslamManhaj

Pertebal Kesabaran

Bismillah.

Diantara perkara yang penting untuk kita ingat adalah bahwa agama ini membutuhkan kesabaran. Orang yang mengikuti ajaran Islam seringkali menghadapi berbagai bentuk hambatan dan rintangan. Sejarah dakwah Islam telah menunjukkan kepada kita bahwa para nabi pun dibantai, sebagaimana para nabi bani Isra’il dibantai oleh kaumnya sendiri. Sebuah kepiluan yang menyayat hati kaum beriman.

Perjuangan dakwah Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam pun sejak di Mekah banyak mendapatkan tantangan dan permusuhan. Beliau tidak dengan serta merta menghadapi gangguan itu dengan kekuasaan dan persenjataan. Padahal beliau seorang nabi dan rasul terbaik yang para malaikat pun bisa turun dengan perintah Allah untuk membantu perjuangan dakwahnya. Akan tetapi dakwah ini terus saja menghadapi tekanan dan hambatan hingga akhirnya Allah izinkan nabi dan para pengikutnya untuk berhijrah ke Madinah.

Sabar dalam menjalankan agama ini -sebagaimana diterangkan para ulama- mencakup sabar dalam menjalankan ketaatan, sabar dalam menjauhi maksiat, dan sabar dalam menghadapi musibah. Sabar dalam dakwah termasuk bagian dari sabar dalam ketaatan dan sabar menghadapi musibah berupa tekanan dan penolakan dari manusia. Bahkan para nabi pun digelari dengan tukang sihir, orang gila, bahkan disebut sebagai tukang dusta!

Allah berfirman :

وَلَقَدْ كُذِّبَتْ رُسُلٌ مِّن قَبْلِكَ فَصَبَرُوا عَلَىٰ مَا كُذِّبُوا وَأُوذُوا حَتَّىٰ أَتَاهُمْ نَصْرُنَا ۚ

“Sungguh telah didustakan para rasul sebelum kamu maka mereka pun bersabar menghadapi pendustaan itu dan mereka juga diganggu/disakiti sampai datanglah pertolongan Kami.” (al-An’am : 34)

Allah berfirman :

فَاصْبِرْ كَمَا صَبَرَ أُولُو الْعَزْمِ مِنَ الرُّسُلِ وَلَا تَسْتَعْجِل لَّهُمْ

“Maka bersabarlah kamu sebagaimana para rasul ulul ‘azmi terdahulu, dan janganlah kamu tergesa-gesa dala menghadapi mereka.” (al-Ahqaf : 35)

Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah rahimahullah berkata : “Dengan sabar dan keyakinan maka akan diraih kepemimpinan dalam hal agama.” Beliau juga mengatakan, “Petunjuk tidak bisa digapai kecuali dengan ilmu (agama) dan ar-rusyd/kelurusan agama tidak diraih kecuali dengan kesabaran.”

Allah berfirman :

كَذَٰلِكَ مَا أَتَى الَّذِينَ مِن قَبْلِهِم مِّن رَّسُولٍ إِلَّا قَالُوا سَاحِرٌ أَوْ مَجْنُونٌ

“Demikianlah tidak datang kepada orang-orang sebelum mereka seorang rasul pun kecuali mereka berkata kepadanya ‘tukang sahir’ atau ‘orang gila’.” (adz-Dzariyat : 52)

Allah berfirman :

وَعَجِبُوا أَن جَاءَهُم مُّنذِرٌ مِّنْهُمْ ۖ وَقَالَ الْكَافِرُونَ هَٰذَا سَاحِرٌ كَذَّابٌ

“Dan mereka pun terheran-heran ketika datang kepada mereka seorang pemberi peringatan dari kalangan mereka sendiri, dan orang-orang kafir itu berkata ‘ini adalah tukang sihir lagi tukang dusta’.” (Shad : 4)

Seorang muslim meyakini bahwa apa yang menimpanya telah ditakdirkan oleh Allah. Bisa jadi apa yang tidak dia sukai maka itu adalah yang terbaik baginya. Allah Yang Mahamengetahui segala sesuatu dan apa yang akan terjadi di masa depan. Yang jelas Allah berjanji untuk menolong orang-orang yang tulus dan serius membela agama-Nya.

Allah berfirman :

وَلَيَنصُرَنَّ اللَّهُ مَن يَنصُرُهُ ۗ إِنَّ اللَّهَ لَقَوِيٌّ عَزِيزٌ

“Dan benar-benar Allah akan menolong kepada orang yang menolong agama-Nya, sesungguhnya Allah benar-benar Mahakuat lagi Mahaperkasa.” (al-Haj : 40)

Redaksi

Redaksi al-mubarok.com dikelola oleh relawan dan pegiat dakwah Masjid Jami' al-Mubarok (MJM) YAPADI Yogyakarta

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *