AmalPenyucian JiwaSalaf

Penyakit Ujub dan Merasa Berjasa

oleh : Syaikh Dr. Husain bin ‘Audah al-‘Awaisyah hafizhahullah

Ada yang bertanya kepada beliau :

شيخنا الكريم زادك الله علما وعملا وإخلاصا، أمران أعانيهما وربما أهلكاني:
الأول: أني أنسب عمل الخير لنفسي و أعجب به
الثاني: كأني أستكثر العمل الصالح ممتنا فلا أكثر
زادك الله نفعا للأمة شيخنا الكريم وثبتك وجعلك مباركا أينما كنت

Guru kami yang mulia, semoga Allah menambahkan kepada anda ilmu, amal, dan keikhlasan. Ada dua perkara yang saya hadapi dan seringkali membinasakan saya :

Pertama : Saya suka menyandarkan amal kebaikan kepada diri sendiri dan merasa ujub/kagum dengannya.

Kedua : Seolah-olah saya ini sudah merasa banyak amalan salih sehingga merasa telah banyak berbuat baik/berjasa, karenanya saya pun enggan memperbanyak amalan.

Semoga Allah menambahkan manfaat bagi umat melalui anda wahai guru kami yang mulia, dan semoga Allah meneguhkan anda, serta memberkahi anda dimana pun anda berada.

Beliau menjawab :

الأمر الأول: هل تنسـب عمل الخيـر إلى نفسك وهو في الأصل مِن عملـك أم مِن عمـل غيرك…

فـإن كان مِن عملـك، فلا تحرص على ظهـور اسمك، لإنّ الإخلاص سبيـلُ النجاة، ويـُنقـَل عن الإمام الشافعي -رحمـه الله- أنّه قال: ((ودِدْت أنّ كلَّ خيرٍ فعلتـُه لم يـُنسب إلي)).

وإذا كان عمل الخيـر من قـِبَل غيرك، فلا يجـوز أن تنسـبه لنفسـك، وقد قـال -صلى الله عليه وسلم- : ((المتشـبّع بما لـم يـُعْـط َ كلابـس ثوبـَي زُور)).

Perkara yang pertama; Apakah kamu menyandarkan amal kebaikan kepada dirimu itu memang pada dasarnya itu adalah perbuatanmu ataukah sebenarnya itu adalah perbuatan/amal orang lain.

Kalau memang itu adalah amalmu, maka janganlah kamu bersemangat/berambisi untuk terkenal/tampaknya namamu. Karena sesungguhnya ikhlas adalah jalan keselamatan. Dinukil dari Imam Syafi’i rahimahullah, beliau berkata, “Aku sangat ingin bahwa segala kebaikan yang aku lakukan tidak disandarkan kepadaku.”

Dan apabila ternyata amal kebaikan itu berasal dari orang lain, tidak boleh kamu menyandarkan hal itu kepada dirimu. Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Orang yang merasa kenyang dengan sesuatu yang tidak diberikan kepadanya, maka dia seperti orang yang memakai dua lembar pakaian kedustaan.”

ujub

وأمـّا العـُجب، فهـو مِن أكبـر الكبائـر، وفي الحديـث : ((لو لـم تـذنبوا ؛ لخشيـتُ عليكم ما هـو أكبر مِن ذلـك؛ العـُجب العُجـب)).

وأمـّا الأمر الثاني: فاحذر -سدّدَك الله- مِن الـمنّ في العطـيـّة، ففي الحديـث: ((ثلاثـة لا يدخـلون الجنـة: العـاق لوالديـه، والمدمـن الخمر، والمنـّان بمـا أعطى))، أسـأل الله -عزّوجل- أن ينـوّر قلبي وقلبـك للتوبة وأن يصلـح نياتنـا ونياتـكم. والسـلام عليـكـم

Adapun ujub/kagum kepada diri sendiri, maka ini termasuk dosa besar yang terbesar (baca; syirik). Disebutkan di dalam hadits, “Seandainya kalian tidak berbuat dosa, sungguh aku khawatir sesuatu hal yang lebih besar bahayanya daripada hal itu yaitu ujub, ujub.”

Adapun perkara yang kedua : Maka waspadalah -semoga Allah meluruskanmu- dari perbuatan suka mengungkit pemberian. Di dalam hadits disebutkan, “Ada tiga golongan orang yang tidak masuk surga; seorang anak yang durhaka kepada kedua orang tuanya, pecandu khamr (baca; miras), dan orang yang suka mengungkit-ungkit pemberian.”

Aku memohon kepada Allah agar menerangi hatiku dan hatimu untuk bertaubat dan memperbaiki niat kami dan niat-niat kalian. Wassalamu’alaikum.

Sumber : Website Beliau

Redaksi

Redaksi al-mubarok.com dikelola oleh relawan dan pegiat dakwah Masjid Jami' al-Mubarok (MJM) YAPADI Yogyakarta

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *