Bismillah.
Diantara keistimewaan dakwah yang diserukan oleh Syaikh Muhammad at-Tamimi rahimahullah adalah sangat gencar dalam mengajarkan pokok-pokok aqidah dan tauhid kepada masyarakat umum.
Diantara buktinya adalah risalah Ushul Tsalatsah/tiga landasan utama, al-Qawa’id al-Arba’/empat kaidah utama, begitu pula risalah Tafsir Kalimat Tauhid dan Talqin Ushul ‘Aqidah lil ‘Aammah…
Perhatian terhadap dasar-dasar tauhid dan keimanan merupakan perkara yang sangat penting bagi kaum muslimin dalam membangun kepribadian Islam dan pondasi pemahaman dalam agama.
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Barangsiapa yang Allah kehendaki kebaikan niscaya Allah pahamkan dia dalam agama.” (HR. Bukhari dan Muslim). Pemahaman dalam agama atau fikih yang dimaksud dalam hadits ini tidak terbatas pada hukum-hukum amaliah seperti sholat dan puasa, bahkan ia juga mencakup pemahaman tentang iman kepada Allah, hari akhir, rukun-rukun iman dan makna serta konsekuensi dari dua kalimat syahadat.
Imam Bukhari rahimahullah membuat bab khusus dalam Kitabul ‘Ilmi dari Sahih-nya dengan judul ‘Bab. Ilmu sebelum ucapan dan amalan’. Kalimat tauhid termasuk ucapan; bahkan ia merupakan bentuk dzikir yang paling utama dan kalimat yang menjadi kunci surga. Untuk bisa melaksanakan kandungan dari kalimat ini dalam kehidupan sehari-hari tentu dibutuhkan ilmu dan pemahaman. Oleh sebab itu ilmu tentang makna kalimat tauhid sangat banyak dijelaskan di dalam al-Qur’an maupun as-Sunnah.
Allah berfirman (yang artinya), “Yang demikian itu karena sesungguhnya Allah adalah -sesembahan- yang benar sedangkan apa-apa yang mereka seru selain-Nya adalah batil.” (al-Hajj : 62)
Allah berfirman (yang artinya), “Dan tidaklah Kami mengutus sebelum kamu seorang rasul melainkan Kami wahyukan kepadanya bahwa tidak ada ilah/sesembahan yang benar selain Aku, maka sembahlah Aku saja.” (al-Anbiya’ : 25)
Allah berfirman (yang artinya), “Dan sungguh telah Kami wahyukan kepadamu dan kepada orang-orang sebelum kamu; Jika kamu berbuat syirik pasti akan lenyap seluruh amalmu dan benar-benar kamu akan termasuk golongan orang-orang yang merugi.” (az-Zumar : 65)
Perhatian terhadap kalimat tauhid secara khusus juga telah dilakukan oleh ulama terdahulu semacam Ibnu Rajab al-Hanbali rahimahullah (wafat 795 H) dalam kitabnya Kalimatul Ikhlash wa Tahqiqu Ma’naahaa. Jauh sebelum itu ulama salaf dari kalangan Malikiyah Imam Ibnu Abi Zaid al-Qairawani rahimahullah (wafat 386 H) juga telah menulis sebuah risalah khusus yang dikenal dengan Mukadimah Risalah Ibni Abi Zaid al-Qairawani yang membahas tentang pokok-pokok aqidah dan tauhid untuk masyarakat umum…
Sebelum itu juga telah ada jajaran ulama pembela aqidah seperti Imam Isma’il bin Yahya al-Muzani rahimahullah (wafat 264 H) salah seorang ulama besar madzhab Syafi’i dan murid langsung dari Imam Syafi’i rahimahullah. Beliau menulis kitab khusus dengan judul Syarh as-Sunnah. Diantara ulama yang menjadi murid beliau adalah Imam Ibnu Khuzaimah yang dijuluki imamnya para imam (wafat 311 H).
Hal ini merupakan bukti sejarah yang menunjukkan kepada kita bahwa para ulama dari masa ke masa senantiasa memberikan perhatian besar dalam mengajarkan pokok-pokok aqidah dan dasar-dasar tauhid kepada masyarakat umum terlebih lagi kepada penimba ilmu.
Semoga Allah berikan taufik kepada kita untuk meniti jejak para ulama salaf dalam memahami aqidah dan membela serta menerapkannya dalam perilaku dan segenap amal perbuatan kita. aamiin…
Penyusun : Redaksi www.al-mubarok.com