Bismillah.
Alhamdulillah pada kesempatan ini kita dipertemukan kembali untuk memetik faidah dari Kitab Tauhid karya Syaikh Muhammad at-Tamimi rahimahullah.
Pada bagian sebelumnya telah dibahas tentang kedudukan dan hakikat tauhid, pada kesempatan ini insya Allah kita akan masuk bab yang dibawakan oleh beliau :
فضل التوحيد وما يكفر من الذنوب
Keutamaan Tauhid dan Penghapusan Dosa
Bab ini memberikan motivasi dan dorongan bagi kita untuk mewujudkan dan menyempurnakan tauhid. Karena tauhid adalah kewajiban terbesar maka balasan yang diberikan pun sangat agung. Diantara balasan tauhid adalah diampuni dosa-dosanya.
Beliau berkata :
وقول الله تعالى: {الَّذِينَ آمَنُوا وَلَمْ يَلْبِسُوا إِيمَانَهُمْ بِظُلْمٍ أُولَئِكَ لَهُمُ الْأَمْنُ وَهُمْ مُهْتَدُونَ}
Allah berfirman (yang artinya), “Orang-orang yang beriman dan tidak mencampuri imannya dengan kezaliman (syirik); mereka itulah yang diberikan keamanan dan mereka itulah orang-orang yang diberi petunjuk.” (al-An’am : 82)
Ayat yang mulia ini mengandung penjelasan tentang keutamaan tauhid; bahwa tauhid merupakan sebab datangnya keamanan dan hidayah. Semakin sempurna seorang dalam mewujudkan tauhid maka keamanan dan hidayah yang diperoleh juga semakin sempurna.
Kezaliman yang dimaksud oleh ayat ini telah dijelaskan oleh Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam adalah syirik; karena orang yang berbuat syirik telah menujukan ibadah kepada selain Allah; sesuatu yang tidak berhak menerima ibadah. Orang yang bertauhid dan bersih dari syirik maka dia akan mendapatkan keamanan di akhirat sehingga selamat dari kekalnya neraka kemudian masuk ke dalam surga selama-lamanya. Orang yang bertauhid dan bersih dari syirik juga akan mendapatkan bimbingan di dunia sehingga bisa mendapatkan ilmu yang bermanfaat dan beramal salih hingga diberi taufik untuk meninggal dalam keadaan beriman.
Ayat yang agung ini juga menunjukkan kepada kita bahwa keimanan itu perlu untuk dipeihara dari segala hal yang merusaknya; dan bentuk perusak iman yang paling berat adalah syirik. Syirik merupakan kezaliman yang paling zalim dan dosa besar yang paling besar sehingga menjadi penghalang manusia dari meraih keamanan dan hidayah.
Para ulama juga menjelaskan bahwa keamanan yang diperoleh orang beriman berbeda-beda sesuai dengan kadar dalam merealisasikan tauhidnya; jika ia baik dan sempurna dalam bertauhid maka dia akan mendapatkan keamanan dan hidayah secara sempurna. Adapun jika ia mencampuri iman dan tauhidnya dengan dosa-dosa besar -dan tidak bertaubat darinya sampai mati- maka orang semacam ini tetap terancam masuk neraka -jika Allah tidak mengampuni dosanya itu- walaupun pada akhirnya dia akan masuk surga karena tauhid dan imannya.
Oleh sebab itu seorang mukmin tidak boleh meremehkan dosa. Sebagaimana dikatakan oleh Hasan al-Bashri rahimahullah, “Orang beriman memadukan dalam dirinya antara berbuat baik dan merasa takut. Adapun orang kafir atau fajir memadukan dalam dirinya perbuatan buruk dan merasa aman-aman saja.” Semoga Allah berikan taufik kepada kita untuk membersihkan diri dari syirik dan segala bentuk kezaliman. Wallahul musta’aan.