AqidahImanTafsirTauhid

Membaca Tujuan dan Hikmah

Bismillah.

Segala puji bagi Allah yang telah berfirman (yang artinya), “Dan tidaklah Aku ciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka beribadah kepada-Ku.” (adz-Dzariyat : 56)Segala puji bagi Allah yang telah menegaskan di dalam kitab-Nya (yang artinya), “Dan sungguh Kami telah mengutus kepada setiap umat seorang rasul yang menyerukan; Sembahlah Allah dan jauhilah thaghut.” (an-Nahl : 36)

Segala puji dan kecintaan bagi Allah yang telah menurunkan kepada hamba-Nya sebuah kitab yang menunjukkan kepada kebenaran dan mengeluarkan manusia dari kegelapan-kegelapan menuju cahaya islam, iman, dan ketaatan.

Beribadah kepada Allah dan menjauhi sesembahan selain-Nya. Inilah tujuan dan hikmah penciptaan setiap manusia dan misi yang diemban oleh segenap rasul. Sebagaimana Allah telah menjelaskan hal itu di dalam ayat (yang artinya), “Dan tidaklah Kami mengutus sebelum kamu seorang rasul pun melainkan Kami wahyukan kepadanya, bahwa tidak ada ilah/sesembahan yang benar kecuali Aku, maka sembahlah Aku (saja).” (al-Anbiyaa’ : 25)

Beribadah kepada Allah dan menjauhi sesembahan selain-Nya. Inilah hakikat dari iman dan amal salih yang akan membawa kebahagiaan dan keselamatan. Allah berfirman (yang artinya), “Barangsiapa melakukan amal salih dari kalangan lelaki atau perempuan dalam keadaan beriman, niscaya Kami berikan kepadanya kehidupan yang baik, dan benar-benar Kami akan membalas mereka dengan pahala yang lebih baik dari apa yang mereka perbuat.” (an-Nahl : 97)

Beribadah kepada Allah dan menjauhi segala sesembahan selain-Nya. Inilah hikmah dari adanya kehidupan dan kematian. Sebagaimana firman Allah (yang artinya), “[Allah] Yang telah menciptakan kematian dan kehidupan supaya menguji kalian; siapakah diantara kalian yang paling bagus amalnya.” (al-Mulk : 2)

Beribadah kepada Allah semata dan menjauhi segala bentuk syirik kepada-Nya. Inilah bekal terbaik untuk menghadap Allah dan jalan untuk meraih surga. Allah berfirman (yang artinya), “Maka barangsiapa yang mengharapkan perjumpaan dengan Rabbnya, hendaklah dia melakukan amal salih dan tidak mempersekutukan dalam beribadah kepada Rabbnya dengan sesuatu apapun.” (al-Kahfi : 110)

Beribadah kepada Allah maknanya adalah tunduk dan merendahkan diri kepada-Nya dengan disertai puncak kecintaan dan pengagungan. Beribadah kepada Allah artinya adalah tunduk kepada-Nya dengan melaksanakan perintah dan menjauhi larangan. Beribadah kepada Allah itu maksudnya adalah melakukan apa-apa yang Allah cintai dan meninggalkan apa-apa yang Allah benci. Beribadah kepada Allah itu maknanya adalah tunduk dan patuh kepada ajaran Rasul shallallahu ‘alaihi wa sallam dan menjauhi bid’ah.

Allah berfirman (yang artinya), “Dan tidaklah pantas bagi seorang lelaki yang beriman atau perempuan yang beriman apabila Allah dan rasul-Nya telah memutuskan suatu perkara kemudian masih ada bagi mereka pilihan yang lain dalam urusan mereka…” (al-Ahzab : 36)

Para ulama kita mengatakan ‘Risalah bersumber dari Allah, kewajiban rasul adalah menyampaikan, sedangkan kewajiban kita adalah pasrah’. Demikianlah jalan hidup seorang mukmin. Seorang mukmin akan tunduk dan pasrah kepada peraturan dan ketetapan Allah. Tidak ada baginya pilihan selain mengikuti ajaran dan bimbingan yang Allah karuniakan kepada hamba-Nya. Sebab dengan mengikuti petunjuk Allah itulah akan tercapai kemuliaan.

Allah berfirman (yang artinya), “Maka barangsiapa yang mengikuti petunjuk-Ku pasti dia tidak akan tersesat dan tidak pula celaka.” (Thaha : 123)

Allah berfirman (yang artinya), “Barangsiapa yang menentang rasul setelah jelas baginya petunjuk dan dia mengikuti selain jalan orang-orang beriman, niscaya Kami biarkan dia terombang-ambing dalam kesesatan yang dia pilih, dan Kami akan masukkan dia ke dalam Jahannam, dan sesungguhnya Jahannam itu adalah seburuk-buruk tempat kembali.” (an-Nisaa’ : 115)

Allah berfirman (yang artinya), “Sekali-kali tidak, demi Rabbmu, mereka belumlah beriman sampai mereka menjadikan kamu -Muhammad- sebagai hakim/pemutus perkara dalam hal-hal yang diperselisihkan diantara mereka, kemudian mereka tidak mendapati rasa sempit di dalam hatinya atas keputusan yang kamu berikan, dan mereka pasrah dengan sepenuhnya.” (an-Nisaa’ : 65)

Inilah jalan yang akan mengantarkan setiap muslim kepada kebahagiaan; dengan beribadah kepada Allah semata dan meninggalkan sesembahan selain-Nya, tunduk mengikuti ajaran dan hukum Rasul shallallahu ‘alaihi wa sallam dan menjunjung tinggi perintah dan larangan-Nya. Inilah jalan menuju kemuliaan di hadapan Allah dan kejayaan di tengah manusia.

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Sebaik-baik kalian adalah orang yang mempelajari al-Qur’an dan mengajarkannya.” (HR. Bukhari)

Allah berfirman (yang artinya), “Katakanlah; Inilah jalanku, aku menyeru menuju Allah di atas bashirah (hujjah yang nyata), inilah jalanku dan orang-orang yang mengikutiku, dan Maha Suci Allah, aku bukan termasuk golongan orang-orang musyrik.” (Yusuf : 108)

Allah berfirman (yang artinya), “Demi masa. Sesungguhnya manusia benar-benar berada dalam kerugian kecuali orang-orang yang beriman, beramal salih, saling menasihati dalam kebenaran, dan saling menasihati untuk menetapi kesabaran.” (al-‘Ashr : 1-3)

Allah berfirman (yang artinya), “Sungguh telah diwahyukan kepadamu dan kepada orang-orang sebelummu; Jika kamu berbuat syirik pasti akan lenyap amal-amalmu, dan benar-benar kamu akan termasuk golongan orang-orang yang merugi.” (az-Zumar : 65)

Dengan demikian telah menjadi kebutuhan bagi setiap muslim untuk mengenali hakikat tauhid dan keimanan yang dengan hal itu dia akan bisa membedakan antara jalan menuju kebahagiaan dengan jalan-jalan yang akan menjerumuskan ke dalam kesengsaraan.

Redaksi

Redaksi al-mubarok.com dikelola oleh relawan dan pegiat dakwah Masjid Jami' al-Mubarok (MJM) YAPADI Yogyakarta

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *