Tauhid

Kepada-Mu Aku Mengabdi

Bismillah.

Setiap muslim telah mengikrarkan kalimat tauhid laa ilaha illallah; yang bermakna tidak ada yang berhak disembah selain Allah. Ia juga membaca setiap hari dalam sholatnya kalimat penghambaan dan keikhlasan yang berbunyi ‘iyyaka na’budu’ yang artinya, “Hanya kepada-Mu kami beribadah.” Ini adalah sebuah komitmen dan ikatan keimanan yang sangat mendasar.

Sebagai muslim kita wajib menyadari bahwa segala bentuk ibadah yang kita lakukan bukanlah untuk kepentingan atau kebutuhan Allah kepada kita. Justru kita ini yang butuh untuk beribadah dan tunduk kepada aturan dan hukum-hukum-Nya. Sebab Allah lah yang menciptakan kita dan paling mengetahui apa yang baik dan buruk untuk ciptaan-Nya.

Allah berfirman :

أَلَا يَعْلَمُ مَنْ خَلَقَ وَهُوَ اللَّطِيفُ الْخَبِيرُ

“Tidakkah mengetahui Dia (Allah) yang menciptakan, dan Dia Mahahalus lagi Mahateliti.” (al-Mulk : 14)

Allah yang kita ibadahi adalah Dzat Yang Mahamengetahui segala sesuatu. Allah wajibkan kita untuk beribadah kepada-Nya dan membersihkan diri dari segala bentuk kesyirikan. Allah berfirman (yang artinya), “Dan Rabbmu telah menetapkan bahwa janganlah kalian beribadah kecuali hanya kepada-Nya…” (al-Israa’ : 23)

Allah berfirman (yang artinya), “Dan tidaklah Aku ciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka beribadah kepada-Ku. Tidaklah Aku menghendaki dari mereka rezeki dan tidaklah Aku menghendaki mereka memberikan makan untuk-Ku. Sesungguhnya Allah Maha Pemberi rezeki lagi Pemilik Kekuatan lagi Yang Maha Kokoh.” (adz-Dzariyat : 56-58)

Allah berfirman (yang artinya), “Dan sembahlah Allan, dan janganlah kalian mempersekutukan dengan-Nya sesuatu apapun.” (an-Nisaa’ : 36)

Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Hak Allah atas para hamba adalah hendaknya mereka beribadah kepada-Nya dan tidak mempersekutukan dengan-Nya sesuatu apapun.” (HR. Bukhari dan Muslim)

Ibadah kepada Allah mencakup segala perkara yang dicintai dan diridhai oleh Allah, berupa ucapan dan perbuatan; yang tampak maupun tersembunyi. Ibadah kepada Allah tegak di atas perendahan diri dan ketundukan kepada Allah yang disertai dengan kecintaan dan pengagungan kepada-Nya. Ibadah kepada Allah akan terwujud dengan melaksanakan perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya.

Perintah Allah yang paling agung adalah tauhid dan larangan yang paling besar adalah syirik. Ibadah kepada Allah tidak akan diterima tanpa tauhid. Dengan demikian tauhid merupakan asas dan pondasi tegaknya amal salih. Apabila syirik mencampuri suatu ibadah maka ia akan merusaknya dan membatalkan amalan bahkan pelakunya akan termasuk golongan orang yang kekal dihukum di neraka; apabila dia mati dalam keadaan musyrik.

Allah berfirman (yang artinya), “Sesungguhnya barangsiapa yang mempersekutukan Allah maka benar-benar Allah haramkan atasnya surga dan tempat tinggalnya adalah neraka, dan tidak ada bagi orang-orang zalim itu sedikit pun penolong.” (al-Ma’idah : 72)

Allah berfirman (yang artinya), “Seandainya mereka itu berbuat syirik pasti akan lenyap semua amal kebaikan yang pernah mereka kerjakan.” (al-An’am : 88)

Oleh sebab itu setiap muslim wajib berhati-hati dan waspada dari segala bentuk kesyirikan. Untuk itu ia butuh mempelajari tauhid dan berbagai bentuk syirik yang akan merusak ibadah dan ketaatannya. Diantara buku atau kitab yang paling bagus membahas tentang tauhid dan syirik adalah Kitab Tauhid karya Syaikh Muhammad at-Tamimi rahimahullah (wafat tahun 1206 H)

Untuk menggali faidah lebih dalam faidah dari Kitab Tauhid para pembaca bisa membuka seri faidah Kitab Tauhid yang telah mulai disusun di website ini melalui tautan berikut : [buka]

Semoga Allah berikan taufik kepada kita untuk beribadah kepada Allah dengan ikhlas dan bersih dari syirik.

Penyusun : Redaksi www.al-mubarok.com

Redaksi

Redaksi al-mubarok.com dikelola oleh relawan dan pegiat dakwah Masjid Jami' al-Mubarok (MJM) YAPADI Yogyakarta

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *