NasehatPenyucian JiwaTauhid

Hanya Satu Tujuan

Bismillah.

Hidup di dunia memiliki arti yang sangat penting. Hidup di dunia memberikan kesempatan bagi manusia untuk melakukan yang terbaik untuk masa depannya. Hidup di dunia merupakan ladang untuk menanam kebaikan demi kebaikan. Oleh sebab itu betapa merugi orang yang menyia-nyiakan umurnya dalam keburukan dan kesesatan.

Allah berfirman (yang artinya), “Demi masa. Sesungguhnya manusia benar-benar berada dalam kerugian kecuali orang-orang yang beriman, beramal salih, saling menasihati dalam kebenaran, dan saling menasihati dalam menetapi kesabaran.” (al-‘Ashr : 1-3)

Saudaraku yang dirahmati Allah, memanfaatkan waktu kehidupan di dunia dengan sebaik-baiknya adalah modal bagi kita untuk meraih keberuntungan. Kehidupan ini adalah cobaan bagi manusia; siapakah diantara mereka yang mau berjuang menggapai kemuliaan dan siapakah yang menjerumuskan dirinya dalam kenistaan dan kehancuran. Allah berfirman (yang artinya), “Maka barangsiapa yang mengikuti petunjuk-Ku niscaya dia tidak akan tersesat dan tidak pula celaka.” (Thaha : 123). Yaitu tidak akan tersesat di dunia dan tidak celaka di akhirat.

Menjadi orang yang sukses adalah membentuk kepribadian yang sadar akan tujuan dan hikmah penciptaan. Menjadi orang yang sukses adalah membersihkan jiwa dari segala kotoran dan menghiasinya dengan iman dan ketaatan. Allah berfirman (yang artinya), “Yang telah menciptakan kematian dan kehidupan untuk menguji kalian; siapakah diantara kalian yang terbaik amalnya.” (al-Mulk : 2). Yang terbaik amalnya yaitu yang paling ikhlas dan paling benar. Ikhlas jika seorang beramal karena Allah, dan benar jika mengikuti ajaran Rasul shallallahu ‘alaihi wa sallam.

Hidup yang bahagia adalah hidup yang berhias dengan iman dan amal salih. Adapun hidup tanpa aqidah, hidup tanpa tauhid, dan hidup tanpa amal salih; maka ini adalah kehidupan ala binatang yang tidak mengenal halal dan haram dan semata-mata mengejar kepuasan hawa nafsu. Hidup yang baik adalah hidup insan yang bertauhid.

Allah berfirman (yang artinya), “Barangsiapa yang melakukan amal salih dari kalangan lelaki atau perempuan dalam keadaan beriman niscaya Kami akan memberikan kepadanya kehidupan yang baik, dan benar-benar Kami akan memberikan balasan kepada mereka dengan pahala yang jauh lebih baik daripada apa-apa yang telah mereka kerjakan.” (an-Nahl : 97)

Hidup yang indah adalah hidup dengan nafas keimanan dan mereguk segarnya ketakwaan. Hidup yang indah adalah hidup dengan udara dzikir dan berpijak di atas pondasi aqidah yang bersih dari kekufuran. Hidup yang indah adalah hidup dengan petunjuk al-Qur’an. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Perumpamaan orang yang mengingat Rabbnya dengan orang yang tidak mengingat Rabbnya adalah seperti perbandingan antara orang yang hidup dengan orang yang sudah mati.” (HR. Bukhari)

Hidup yang indah adalah hidup dengan ibadah kepada Allah dan menjauhkan diri dari penghambaan kepada selain-Nya. Hidup yang bahagia adalah hidup dengan tunduk kepada perintah-perintah Allah dan menjauhi larangan-larangan-Nya. Hidup yang bahagia adalah hidupnya orang yang ikhlas beramal dan konsisten di atas ajaran Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam. Hidup yang indah adalah hidup yang bersih dari kesyirikan. Allah berfirman (yang artinya), “Barangsiapa yang mengharapkan perjumpaan dengan Rabbnya hendaklah dia melakukan amal salih dan tidak mempersekutukan dalam beribadah kepada Rabbnya dengan sesuatu apapun.” (al-Kahfi : 110)

Hidup yang indah adalah hidup dengan hati yang bersyukur kepada Allah, lisan yang berdzikir kepada-Nya, dan anggota badan yang istiqomah dengan syari’at-Nya. Hidup yang indah adalah hidupnya orang-orang yang menggantungkan hatinya kepada Allah dan merasa takut akan azab-Nya. Hidup yang indah adalah hidupnya orang yang merenungkan dan mengamalkan kandungan ayat-ayat Kitabullah dalam hidup kesehariannya. Allah berfirman (yang artinya), “Sesungguhnya orang-orang yang beriman itu hanyalah orang-orang yang apabila disebutkan nama Allah maka takutlah hati mereka, dan apabila dibacakan kepada mereka ayat-ayat-Nya bertambahlah imannya, dan hanya kepada Rabbnya mereka bertawakal.” (al-Anfal : 2)

Hidup yang indah adalah hidupnya hamba untuk merendahkan diri dan patuh kepada Rabbnya dengan penuh kecintaan dan pengagungan. Hidup yang senantiasa berbingkai dengan ketentuan-ketentuan Allah dan Rasul-Nya. Hidup yang indah adalah hidupnya mereka yang taat dan tunduk kepada ketetapan Allah dan Rasul-Nya. Allah berfirman (yang artinya), “Dan tidaklah pantas bagi seorang yang beriman lelaki atau perempuan apabila Allah dan Rasul-Nya telah menetapkan suatu perkara kemudian masih ada bagi mereka pilihan lain untuk urusan mereka. Barangsiapa yang durhaka kepada Allah dan Rasul-Nya sungguh dia telah tersesat dengan kesesatan yang amat nyata.” (al-Ahzab : 36)

Ya, hidup yang indah adalah hidupnya manusia yang menyadari tujuan hidupnya untuk beribadah kepada Dzat yang telah menciptakan dan memberikan rezeki kepadanya. Allah berfirman (yang artinya), “Dan tidaklah Aku ciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka beribadah kepada-Ku.” (adz-Dzariyat : 56). Beribadah kepada Allah dan memohon pertolongan kepada-Nya adalah jalan untuk mencapai kebahagiaan dan kemuliaan yang sejati. Beribadah kepada Allah dengan melakukan apa-apa yang dicintai dan diridhai-Nya berupa ucapan dan perbuatan yang tampak maupun yang tersembunyi.

Hidup yang indah adalah hidup dengan penghambaan kepada Rabb alam semesta, bukan penghambaan kepada hawa nafsu dan setan. Allah berfirman (yang artinya), “Wahai manusia, sembahlah Rabb kalian; Yang telah menciptakan kalian dan orang-orang sebelum kalian, mudah-mudahan kalian bertakwa.” (al-Baqarah : 22)

Hidup yang indah adalah hidup dengan Islam dan ridha dengan ajaran-ajarannya. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Pasti merasakan lezatnya iman; orang yang ridha Allah sebagai Rabb, Islam sebagai agama, dan Muhammad sebagai rasul.” (HR. Muslim)

Ya, hanya satu tujuan yang harus anda raih; menjemput kebahagiaan hidup itu dengan iman dan amal salih, dengan tauhid dan ketakwaan, dengan dzikir dan syukur, dan menggantungkan hati sepenuhnya kepada Allah serta berpaling dari segala sesembahan selain-Nya. Inilah hidup orang yang hanif; hamba yang mengabdi kepada Allah semata dan berpaling dari segala sesembahan selain-Nya. Inilah hidupnya para nabi, inilah hidupnya Ibrahim ‘alaihis salam….

Redaksi

Redaksi al-mubarok.com dikelola oleh relawan dan pegiat dakwah Masjid Jami' al-Mubarok (MJM) YAPADI Yogyakarta

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *