HaditsIkhlas

Bukan Sekedar Ngopi

Bismillah.

Bagi sebagian orang khususnya para bapak dan kaum pekerja, ngopi adalah aktifitas harian yang seolah menjadi tradisi yang tidak bisa dilepaskan. Tentu minum kopi menjadi istimewa bagi mereka yang mencintainya. Akan tetapi ngopi sesuatu yang biasa-biasa bagi orang yang menganggapnya sebagai minuman biasa seperti minuman lainnya.

Mungkin seperti itu pula kebiasaan lainnya yang sering dikerjakan oleh kita. Bagi orang-orang yang sudah cinta dengan masjid tentu pekerjaan menyapu, mengepel, membersihkan halaman, atau merapikan perpustakaan dan menata inventaris masjid adalah suatu hal yang istimewa dan sangat berharga. Hal itu hanya berlaku bagi mereka yang mencintai aktifitas itu; apalagi jika dia meniatkan dengannya menggapai amal salih dan mencari pahala melihat wajah Allah di akhirat kelak.

Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Sesungguhnya amal-amal itu dinilai dengan niatnya, dan setiap orang akan dibalas sesuai dengan apa yang dia niatkan.” (HR. Bukhari dan Muslim). Ya, masalah niat bukan perkara sepele. Niat yang ikhlas dan mulia bisa mengangkat aktifitas kecil dan ringan menjadi suatu amal kebaikan yang mendatangkan segudang pahala.

Sebagaimana dikatakan oleh para ulama bahwa ibadahnya orang yang lalai/tidak berilmu dan tidak perhatian dengan agama itu hanya menjadi kebiasaan/tidak bernilai pahala, sedangkan kebiasaan orang-orang yang yaqdhah/sadar dan berilmu tentang agama akan bisa menjadi sumber pahala.

Ibnul Mubarok rahimahullah berkata, “Betapa banyak amal yang kecil menjadi besar karena niatnya, dan betapa banyak amal yang besar menjadi kecil juga karena niatnya.” Mengelola dan menata niat bukanlah perkara sepele! Sebagian ulama terdahulu berkata, “Tidaklah aku berjuang menundukkan jiwaku dengan sebuah perjuangan yang lebih berat daripada perjuangan menuju ikhlas.”

Ya, minum kopi hanya menjadi kebiasaan jika tidak disertai niat untuk membantu dalam kebaikan. Akan tetapi jika minum kopi itu disertai niat-niat yang mulia maka ia akan mendatangkan pahala berlipat ganda. Misalnya untuk menjamu tamu, untuk mencairkan suasana supaya semakin akrab dan saling membantu dalam kebaikan, untuk bisa betah membaca kitab ulama, dsb.

Minum kopi seperti apa yang ingin anda kerjakan. Itu akan sangat erat dengan motivasi dan niat di balik kebiasaan sehari-hari anda. Apabila yang paling anda kejar adalah dunia; maka bisa jadi secangkir kopi itu adalah sekedar pemuas hawa nafsu dan pelepas dahaga…

Semoga Allah beri taufik kepada kita.

Penyusun : Redaksi www.al-mubarok.com

Redaksi

Redaksi al-mubarok.com dikelola oleh relawan dan pegiat dakwah Masjid Jami' al-Mubarok (MJM) YAPADI Yogyakarta

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *