AqidahNasehatTauhid

Belajar Tauhid dari Dasar

Mengapa Kita Harus Belajar Tauhid?

Tauhid merupakan tujuan hidup. Allah ta’ala berfirman (yang artinya), “Dan tidaklah Kami menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka beribadah kepada-Ku.” (adz-Dzariyat : 56)

Apa Keutamaan Tauhid?

Tauhid merupakan misi dakwah setiap rasul. Allah ta’ala berfirman (yang artinya), “Dan sungguh Kami telah mengutus kepada setiap umat seorang rasul yang menyerukan; Sembahlah Allah dan jauhilah thaghut.” (an-Nahl : 36)

Apa Buah dari Tauhid?

Tauhid akan membuahkan keamanan dan petunjuk. Allah ta’ala berfirman (yang artinya), “Orang-orang yang beriman dan tidak mencampuri imannya dengan kezaliman (syirik), mereka itulah orang-orang yang diberikan keamanan dan mereka itulah orang-orang yang diberi petunjuk.” (al-Ana’am : 82)

Apa Hakikat dari Tauhid?

Tauhid yaitu beribadah kepada Allah semata dan meninggalkan semua sesembahan selain-Nya. Allah ta’ala berfirman (yang artinya), “Sembahlah Allah dan janganlah kalian mempersekutukan dengan-Nya sesuatu apapun.” (an-Nisaa’ : 36)

Apa Yang dimaksud Ibadah?

Ibadah adalah segala sesuatu yang dicintai dan dridhai oleh Allah meliputi ucapan dan perbuatan; baik yang tampak maupun yang tersembunyi di dalam hati. Ibadah harus dilandasi dengan puncak kecintaan dan perendahan diri kepada Allah. Ibadah juga mencakup pelaksanaan segala perintah Allah dan menjauhi segala larangan-Nya. Ibadah adalah hak Allah semata, tidak ada yang berhak menerima ibadah selain-Nya.

Apa Syarat Diterimanya Ibadah?

Ibadah akan diterima apabila ikhlas dan sesuai tuntunan nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam. Allah ta’ala berfirman (yang artinya), “Maka barangsiapa yang menghendaki perjumpaan dengan Rabbnya hendaklah dia melakukan amal salih dan tidak mempersekutukan dalam beribadah kepada Rabbnya dengan sesuatu apapun.” (al-Kahfi : 110)

Apa Yang dimaksud Ikhlas?

Ikhlas artinya melakukan amal murni karena Allah dan mengaharapkan pahala dari-Nya. Allah ta’ala berfirman (yang artinya), “Dan tidaklah mereka diperintahkan melainkan supaya beribadah kepada Allah dengan mengikhlaskan agama untuk-Nya dengan hanif…” (al-Bayyinah : 5)

Apa Yang dimaksud Riya’?

Riya’ adalah melakukan amal karena dilihat orang lain atau demi mencari sanjungan manusia. Serupa dengan riya’ yaitu sum’ah; melakukan amal karena didengar misalnya membaguskan bacaan al-Qur’an supaya diberi pujian. Semua ini adalah termasuk bentuk syirik. Dalam sebuah hadits qudsi Allah berfirman, “Aku adalah Dzat yang paling tidak membutuhkan sekutu. Barangsiapa melakukan suatu amalan seraya mempersekutukan di dalamnya antara Aku dengan selain-Ku niscaya Aku tinggalkan dan dan syiriknya itu.” (HR. Muslim)

Apa Bahaya Syirik?

Syirik besar menyebabkan semua amal tidak diterima. Allah ta’ala berfirman (yang artinya), “Dan sungguh telah diwahyukan kepadamu dan kepada orang-orang sebelum kamu; Jika kamu berbuat syirik pasti akan lenyap seluruh amalmu dan benar-benar kamu akan termasuk golongan orang-orang yang merugi.” (az-Zumar : 65)

Bagaimana Nasib Orang Yang Mati dalam Keadaan Berbuat Syirik?

Orang yang mati dalam keadaan berbuat syirik atau tidak bertaubat darinya adalah dia akan kekal di neraka karena dosa syirik tidak diampuni oleh Allah. Allah ta’ala berfirman (yang artinya), “Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni dosa syirik kepada-Nya dan akan mengampuni apa-apa yang di bawah tingkatan itu bagi siapa saja yang dikehendaki-Nya.” (an-Nisaa’ : 48)

Bisakah Orang Musyrik Masuk Surga?

Allah mengharamkan surga bagi kaum musyrikin. Allah ta’ala berfirman (yang artinya), “Sesungguhnya barangsiapa yang melakukan syirik kepada Allah maka sungguh Allah haramkan atasnya surga dan tempat tinggalnya adalah neraka, dan tiada bagi orang-orang zalim itu seorang pun penolong.” (al-Maa-idah : 72) 

Apakah Wajib Memeluk Agama Islam?

Islam adalah sebab keselamatan. Tanpa Islam maka seorang hamba tidak bisa masuk surga dan tidak bisa selamat dari api neraka. Allah ta’ala berfirman (yang artinya), “Barangsiapa mencari selain Islam sebagai agama maka tidak akan diterima darinya dan di akhirat kelak dia akan termasuk golongan orang-orang yang merugi.” (Ali ‘Imran : 85)

Apakah Allah Menerima Agama Yahudi dan Nasrani?

Setelah diutusnya Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam maka semua manusia harus mengikuti ajaran beliau. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Demi Tuhan yang jiwa Muhammad berada di tangan-Nya, tidaklah seorang pun diantara umat ini yang mendengar kenabianku apakah dia beragama Yahudi atau Nasrani kemudian dia meninggal dalam keadaan tidak beriman dengan ajaranku kecuali dia pasti termasuk penghuni neraka.” (HR. Muslim)

Apakah Hakikat dari Islam?

Islam adalah beserah diri kepada Allah dengan tauhid, tunduk kepada-Nya dengan penuh ketaatan, dan berlepas diri dari syirik dan pelakunya. Pokok Islam terletak pada dua kalimat syahadat; laa ilaha illallah dan Muhammad rasulullah. Syahadat pertama menuntut untuk beribadah kepada Allah semata, sedangkan syahadat kedua menuntut agar ibadah sesuai dengan tuntunan nabi.

Apa Hukum Amalan Yang Tidak Sesuai dengan Tuntunan?

Setiap amal yang tidak mengikuti sunnah atau ajaran Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam maka amal itu pasti ditolak oleh Allah. Rasul shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Barangsiapa melakukan suatu amalan yang tidak ada tuntunannya dari kami pasti tertolak.” (HR. Muslim)     

Apakah Yang dimaksud Iman?

Iman adalah keyakinan yang kuat terhadap apa-apa yang wajib diyakini. Apabila disebutkan kata iman saja dalam dalil ayat atau hadits maka ia sudah mengandung makna islam, demikian pula sebaliknya. Oleh sebab itu apabila kata iman dan islam disebutkan secara bersamaan maka islam menunjukkan amal-amal lahiriah, sedangkan iman amal-amal batin.

Apa Dampak Berpaling dari Jalan Keimanan?

Setiap orang yang meninggalkan jalan kaum beriman maka dia akan sengsara. Allah berfirman (yang artinya), “Barangsiapa yang menentang rasul itu setelah jelas baginya petunjuk dan dia mengikuti selain jalan orang-orang beriman, maka Kami akan membiarkan dia terombang-ambing dalam kesesatan yang dipilihnya, dan Kami akan masukkan dia ke dalam Neraka Jahannam. Dan sesungguhnya Jahannam itu adalah seburuk-buruk tempat kembali.” (an-Nisaa’ : 115)

Apakah Hakikat Iman Itu?

Iman adalah pembenaran di dalam hati, diucapkan dengan lisan, dan diamalkan dengan anggota badan. Iman bertambah dengan ketaatan dan menjadi berkurang karena maksiat. Hasan al-Bashri rahimahullah berkata, “Bukanlah iman itu hanya dengan berangan-angan atau menghiasi penampilan. Akan tetapi iman adalah apa-apa yang bersemayam di dalam hati dan dibuktikan dengan amalan-amalan.”

Apakah Hukum Taat kepada Perintah Allah dan Rasul?

Setiap muslim wajib taat kepada Allah dan rasul-Nya. Allah ta’ala berfirman (yang artinya), “Dan tidaklah pantas bagi seorang lelaki muslim atau perempuan muslimah apabila Allah dan rasul-Nya telah menetapkan suatu perkara lalu masih ada bagi mereka pilihan lain dalam urusan mereka. Dan barangsiapa yang durhaka kepada Allah dan rasul-Nya sungguh dia telah berada di dalam kesesatan yang amat nyata.” (al-Ahzab : 36)

Apa Akibat Menyimpang dari Ajaran Rasul?

Menyimpang dari ajaran dan sunnah akan menyebabkan kehancuran dan kehinaan. Allah ta’ala berfirman (yang artinya), “Hendaklah merasa takut orang-orang yang menyelisihi dari ajaran rasul itu karena ia akan tertimpa fitnah atau menimpa mereka azab yang sangat pedih.” (an-Nuur : 63). Imam Ahmad bin Hanbal rahimahullah berkata, “Barangsiapa menolak hadits Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam maka dia berada di tepi jurang kehancuran.”

Apa Keutamaan Mengikuti Rasul?

Allah menjanjikan ampunan dan pahala bagi mereka yang mengikuti Rasul. Allah ta’ala berfirman (yang artinya), “Katakanlah; Jika kalian benar-benar mencintai Allah maka ikutilah aku, niscaya Allah akan mencintai kalian dan mengampuni dosa-dosa kalian.” (Ali ‘Imran : 31)

Apa Makna Kalimat Tauhid?

Maknanya adalah tiada sesembahan yang benar selain Allah. Allah ta’ala berfirman (yang artinya), “Yang demikian itu karena sesungguhnya Allah adalah yang haq/benar, sedangkan apa-apa yang mereka seru/ibadahi selain-Nya adalah -sesembahan yang- batil.” (al-Hajj : 62)

Apa Konsekuensi dari Kalimat Tauhid?

Konsekuensinya adalah menujukan ibadah kepada Allah dan menolak segala peribadatan kepada selain-Nya. Allah ta’ala berfirman (yang artinya), “Barangsiapa yang ingkar kepada thaghut -sesembahan selain Allah- dan beriman kepada Allah, maka sungguh dia telah berpegang-teguh dengan buhul tali yang paling kuat dan tidak akan terputus…” (al-Baqarah : 256)

Apa Konsekuensi dari Syahadat Muhammad rasulullah?

Konsekuensinya adalah membenarkan beritanya, melaksanakan perintahnya, menjauhi larangannya, berhukum dengan hukumnya dan beribadah kepada Allah hanya dengan syari’atnya. Allah berfirman (yang artinya), “Dan tidaklah dia -Muhammad- berbicara dari hawa nafsunya. Tidaklah yang diucapkannya itu melainkan wahyu yang diwahyukan kepadanya.” (an-Najm : 3-4)

Apakah Wajib Tunduk Kepada Hukum Rasul?

Setiap muslim harus tunduk dan patuh kepada hukum dan syari’at rasul. Karena ketaatan kepada rasul adalah ketaatan kepada Allah. Allah ta’ala berfirman (yang artinya), “Barangsiapa yang taat kepada rasul itu sesungguhnya dia telah taat kepada Allah.” (an-Nisaa’ : 80)

Allah ta’ala juga berfirman (yang artinya), “Sekali-kali tidak, Demi Rabbmu, mereka belumlah beriman sampai mereka menjadikanmu sebagai hakim/pemutus perkara dalam apa-apa yang diperselisihkan diantara mereka itu kemudian mereka tidak mendapati di dalam hatinya rasa sempit, dan mereka pun pasrah dengan sepenuhnya.” (an-Nisaa’ : 65)

Bolehkah Beribadah dan Berdoa Kepada Rasul?

Doa adalah ibadah, dan ibadah adalah hak Allah semata. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Hak Allah atas hamba adalah hendaknya mereka beribadah kepada-Nya dan tidak mempersekutukan dengan-Nya sesuatu apapun.” (HR. Bukhari dan Muslim)

Allah pun telah menegaskan (yang artinya), “Sesungguhnya masjid-masjid itu adalah milik Allah, maka janganlah kalian menyeru/berdoa bersama dengan Allah siapa pun.” (al-Jin : 19)

Kemana Kita Merujuk Jika Terjadi Perselisihan?

Setiap muslim harus kembali kepada firman Allah dan sabda nabi-Nya shallallahu ‘alaihi wa sallam untuk menyelesaikan setiap persengketaan. Allah berfirman (yang artinya), “Kemudian apabila kalian berselisih tentang suatu perkara hendaklah kalian mengembalikan hal itu kepada Allah dan rasul, jika kalian benar-benar beriman kepada Allah dan hari akhir.” (an-Nisaa’ : 59)

Jalan Seperti Apakah Yang Diridhai oleh Allah?

Jalan yang telah ditempuh oleh Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam dan para sahabatnya dalam beragama. Allah berfirman (yang artinya), “Dan orang-orang yang terdahulu dan pertama-tama yaitu kaum Muhajirin dan Anshar beserta orang-orang yang mengikuti mereka dengan baik, maka Allah ridha kepada mereka dan mereka pun ridha kepada-Nya…” (at-Taubah : 100)

Semoga salawat dan salam tercurah kepada hamba dan utusan-Nya. Dan segala puji bagi Allah Rabb pemelihara dan pengatur seluruh alam semesta.

14718686_1803714443177090_1758038350701659065_n

Redaksi

Redaksi al-mubarok.com dikelola oleh relawan dan pegiat dakwah Masjid Jami' al-Mubarok (MJM) YAPADI Yogyakarta

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *