Bismillah.
Alhamdulillah berikut ini kami sajikan sebuah tautan untuk mengunduh rekaman kajian kitab Fathul Qawil Matin -sebuah kitab syarah hadits Arba’in- yang disampaikan oleh Ustaz M. Romelan, Lc. M.A. hafizhahullah.
Bismillah. Allah berfirman (yang artinya), “Tidak akan sampai kepada Allah daging ataupun darahnya (sembelihan kurban, pen). Akan tetapi yang akan sampai kepada Allah adalah ketakwaan dari kalian.” (al-Hajj : 37) Imam al-Baghawi rahimahullah dalam tafsirnya menjelaskan bahwa ayat ini berkenaan dengan kebiasaan orang-orang musyrikin jahiliyah ketika menyembelih kurban kemudian mereka perciki Ka’bah dengan darah-darah dari … Baca Selengkapnya
Bismillah.
Alhamdulillah berikut ini kami sajikan sebuah tautan untuk mengunduh rekaman kajian kitab Fathul Qawil Matin -sebuah kitab syarah hadits Arba’in- yang disampaikan oleh Ustaz M. Romelan, Lc. M.A. hafizhahullah.
Bismillah.
Alhamdulillah kembali dipertemukan oleh Allah dalam seri mengenal tauhid dengan memetik faidah dari Kitab Tauhid karya Syaikh Muhammad at-Tamimi rahimahullah. Sebagaimana telah dibahas dalam beberapa bagian sebelumnya mengenai kandungan hadits Ubadah bin Shamit mengenai keutamaan tauhid bahwa tauhid menjadi sebab masuk ke dalam surga.
Bismillah.
Kaum muslimin yang dirahmati Allah, alhamdulillah pada kesempatan ini kami bisa menyajikan sebuah rekaman kajian bersama Ustadz Firanda hafizhahullah.
Bagian 3.
Keutamaan Ilmu
Nikmat Menimba Ilmu
Syaikh Abdul Aziz bin Abdullah ar-Rajihi hafizhahullah mengatakan, “Sesungguhnya menimba
ilmu adalah nikmat yang sangat agung. Dan sebuah anugerah dari Rabb kita subhanahu wa ta’ala. Karena menimba ilmu itu adalah salah satu bentuk ketaatan yang paling utama, dan salah satu ibadah yang paling mulia. Sampai-sampai para ulama mengatakan, “Sesungguhnya menimba ilmu adalah lebih utama daripada ibadah-ibadah sunnah.” Artinya adalah bahwa memfokuskan diri dalam rangka menimba ilmu itu lebih utama daripada memfokuskan diri untuk melakukan ibadah-ibadah sunnah seperti sholat sunnah, puasa sunnah, dan lain sebagainya…” (lihat Minhatul Malik al-Jalil, 1/5)
Setiap muslim mengharap agar amalnya diterima di sisi Allah. Namun, perlu diingat bahwa sekedar harapan tidaklah cukup. Harapan harus dibarengi dengan usaha dan upaya.
Imam An-Nawawi rahimahullah dalam kitabnya Riyadhus Shalihin mengawali tulisan beliau dengan bab mengenai ikhlas dan menghadirkan niat dalam segala ucapan dan perbuatan yang lahir maupun yang batin.
Dengan nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang.
Allah ta’ala berfirman
وَأَنْزَلْنَا إِلَيْكَ الذِّكْرَ لِتُبَيِّنَ لِلنَّاسِ مَا نُزِّلَ إِلَيْهِمْ وَلَعَلَّهُمْ يَتَفَكَّرُونَ
(yang artinya), “Dan Kami turunkan kepadamu adz-dzikr/al-Qur’an supaya kamu jelaskan kepada manusia apa-apa yang diturunkan kepada mereka itu, dan mudah-mudahan mereka mau memikirkan.” (QS. An-Nahl : 44)
oleh : Syaikh Abdul Aziz ar-Rajihi hafizhahullah
Suatu saat, Syaikh pernah ditanya :
كيف تصحح نية الطلب، خاصة في الجامعات والمدارس؟
Bagaimanakah cara/kiat untuk meluruskan niat belajar/menimba ilmu, terlebih khusus lagi bagi orang yang belajar di universitas atau madrasah-madrasah/sekolah Islam?
[4] Meluruskan Niat
Diantara jalan keselamatan juga adalah dengan senantiasa berusaha meluruskan niat dalam beramal. Yaitu hendaklah kita ikhlas dan mencari keridhaan Allah, bukan mencari pujian, mencari ketenaran, atau demi menggapai ambisi-ambisi dunia.