Penulis : al-Akh Muh. Iqbal hafizhahullah *
~Karena Cinta, Sungguh Ku Tinggalkan Dosa dan Maksiat~
Sungguh berat menyandang sosok teladan…
Tak terbayangkan sudahkah siap pengorbanan,
Penulis : al-Akh Muh. Iqbal hafizhahullah *
~Karena Cinta, Sungguh Ku Tinggalkan Dosa dan Maksiat~
Sungguh berat menyandang sosok teladan…
Tak terbayangkan sudahkah siap pengorbanan,
Bismillah.
Alhamdulillah berikut ini rekaman kajian hadits Arba’in Nawawiyah karya Imam an-Nawawi rahimahullah dengan panduan syarah/penjelasan Syaikh Abdul Muhsin al-‘Abbad hafizhahullah.
Iman adalah pembenaran yang mantap dan pengakuan yang utuh terhadap segala perintah Allah dan rasul-Nya, menyakini dan tunduk kepadanya baik secara lahir dan batin. Iman meliputi pembenaran hati dan keyakinan yang memiliki konsekuensi amalan hati dan anggota badan. Para ulama menjelaskan bahwa iman adalah, “Ucapan hati dan lisan, serta amalan hati, lisan dan anggota badan.” Sehingga, iman adalah ucapan, amalan, dan keyakinan, bertambah dengan ketaatan dan berkurang dengan kemaksiatan (lihat at-Taudhih wa al-Bayan li Syajarat al-Iman, hal. 7)
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Sesungguhnya salah satu diantara ajaran kenabian yang paling pertama dimengerti oleh manusia ialah; Apabila kamu tidak malu maka berbuatlah sesukamu.” (HR. Bukhari)
oleh : Imam Bukhari rahimahullah
باب الحياء من الإيمان
Bab. Rasa Malu Adalah Bagian Dari Iman
حدثنا عبد الله بن يوسف قال أخبرنا مالك بن أنس عن ابن شهاب عن سالم بن عبد الله عن أبيه أن رسول الله صلى الله عليه وسلم مر على رجل من الأنصار وهو يعظ أخاه في الحياء فقال رسول الله صلى الله عليه وسلم دعه فإن الحياء من الإيمان
[1] Ibnu Abi Mulaikah –seorang rabi’in– berkata, “Aku telah bertemu dengan tiga puluh orang Sahabat Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam. Mereka semua takut kemunafikan minimpa dirinya. Tidak ada seorang pun diantara mereka yang mengatakan bahwa keimanannya sejajar dengan keimanan Jibril dan Mika’il.” (lihat Fath al-Bari [1/137])