NasehatPuasa

Ramadhan Belum Berakhir

Bismillah.

Alhamdulillah hari ini Allah masih pertemukan kembali kita dengan bulan Ramadhan. Bulan berseminya berbagai bentuk amal ketaatan dan kebaikan. Bulan ketika al-Qur’an kembali meramaikan masjid kaum muslimin dengan tilawah dan nasihat keimanan.

Saudaraku yang dirahmati Allah, amat sangat merugi apabila bulan Ramadhan yang masih terpampang di hadapan kita ini berlalu begitu saja tanpa meraup berribu-ribu pahala. Membaca ayat-ayat al-Qur’an bukan saja mendatangkan ketenangan hati, bahkan ia juga menyuburkan keimanan, menambah ilmu dan membuka berbagai pintu kebaikan dan limpahan ganjaran berlipat ganda…

Adalah kebiasaan para ulama kita sejak dahulu untuk mengkhatamkan al-Qur’an di bulan Ramadhan dari awal sampai akhir, bahkan lebih dari sekali khatam, bahkan ada yang sampai berkali-kali. Ini merupakan sebuah bentuk kecintaan kepada kitabullah. Bahkan termasuk menghidupkan sunnah dan ajaran Rasul shallallahu ‘alaihi wa sallam setiap tahunnya.

Nabi telah melakukan puasa sebanyak 9 x selama beliau hidup; sejak diwajibkannya puasa Ramadhan pada tahun kedua hijriyah hingga beliau wafat. Kegiatan membaca al-Qur’an ini menjadi sebuah agenda rutin yang setiap hari beliau kerjakan setiap malam di bulan Ramadhan. Maka sungguh sayang jika waktu malam kita di bulan ini hanya diisi dengan tidur atau aktfitas lainnya yang tidak bermanfaat.

Utsman bin Affan radhiyallahu’anhu berkata, “Seandainya hati kita bersih niscaya dia tidak akan pernah merasa kenyang dari menikmati kalam Rabb kita.” Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Sebaik-baik kalian adalah orang yang mempelajari al-Qur’an dan mengajarkannya.” (HR. Bukhari)

Apabila di malam hari kita sudah merasa capek dengan segala aktifitas di siang hari maka tidak ada salahnya kita mengurangi sedikit aktifitas di siang harinya dan melakukan sedikit istirahat di waktu siang untuk bisa memanfaatkan waktu malam bersama al-Qur’an. Dengan demikian akan terkumpul kemaslahatan untuk urusan dunia maupun akhirat kita.

Pada pertengahan Ramadhan ini sudah selayaknya kita melihat apakah selama ini kita sudah memanfaatkan waktu dengan baik bersama al-Qur’an; ataukah kita justru lebih banyak terlelap dalam mimpi?

Seorang penyair berkata :

Katakanlah kepada orang yang memendam cita-citi tinggi nan mulia

Tanpa perjuangan kamu hanya mengharap sesuatu yang mustahil adanya…

Ya, sudah saatnya kita kembali meluruskan niat, membulatkan tekad dan menyiapkan kondisi guna memanfaatkan sisa waktu di bulan Ramadhan ini dengan semaksimal mungkin. Karena kita pun tidak tahu apakah tahun depan kita masih bisa berjumpa dengan bulan puasa…

Tsabit al-Bunani rahimahullah berkata, “Tidaklah seorang yang memperbanyak ingat saat datangnya kematian kecuali akan tampak pengaruhnya dalam amalnya.”

Pada waktu adzan subuh kita sering mendengar seruan ash-Sholatu khoirun minan naum; bahwa sholat itu lebih utama daripada tidur. Di dalamnya terkandung pesan bagi kita bahwa kenikmatan dunia itu seringkali melalaikan dari ketaatan kepada Allah; buktinya orang yang lebih mengutamakan tidurnya padahal waktu sholat subuh sudah datang. Padahal sebelumnya di malam hari orang itu menghabiskan waktunya tidak bersama al-Qur’an; mungkin hanya ngobrol kesana kemari bersama teman-temannya atau mendengarkan musik-musik yang membuat hati lalai dari dzikir kepada Allah…

Kalau semangat membaca al-Qur’an kita masih lemah marilah kita memohon bantuan kepada Allah untuk memberikan kekuatan dan semangat ke dalam jiwa kita. Karena tidaklah kita bisa melakukan suatu amal kecuali dengan bantuan dan pertolongan Allah.

Mari kita perbaiki kualitas penghambaan kita kepada Allah; karena tujuan ibadah puasa adalah membentuk pribadi yang lebih bertakwa. Padahal pokok ketakwaan itu tumbuh dan berkembang dari dalam hati; hati yang bergantung kepada Allah, merasa lezat dengan mengingat-Nya dan membaca kalam-Nya… Inilah bekal-bekal terbaik yang dibutuhkan manusia dalam perjalanan hidupnya; tetapi sungguh sayang banyak orang yang menyia-nyiakan kesempatan emas ini sehingga berlalu begitu saja…

Wallahul musta’aan.

Redaksi

Redaksi al-mubarok.com dikelola oleh relawan dan pegiat dakwah Masjid Jami' al-Mubarok (MJM) YAPADI Yogyakarta

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *