Pertanyaan di Alam Kubur

Bismillah.

Diantara faidah dan pelajaran penting dari risalah Ushul Tsalatsah adalah aqidah tentang adanya fitnah/ujian di alam kubur; bahwa kita akan ditanya tentang 3 perkara; siapa Robbmu? apa agamamu? dan siapa nabimu? Yang bisa menjawabnya maka dia lah yang akan selamat.

Syaikh Muhammad at-Tamimi rahimahullah berkata :

Apabila dikatakan kepadamu; apakah tiga perkara pokok yang wajib bagi seorang manusia untuk mengetahuinya? maka jawablah : Yaitu seorang hamba wajib mengenal Robbnya, agamanya, dan nabinya Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam. Apabila ditanyakan kepadamu; Siapakah Robbmu? Jawablah; Rabbku adalah Allah Yang memeliharaku dan memelihara seluruh alam dengan nikmat-nikmat-Nya…

Ketiga perkara yang akan dijelaskan secara rinci dalam risalah Ushul Tsalatsah ini adalah berkenaan dengan tiga pertanyaan yang akan diberikan kepada kita di alam kubur; Siapa Robbmu, apa agamamu dan siapa nabimu? Tidak ada yang bisa menjawab pertanyaan ini dengan benar kecuali orang-orang beriman.

Allah berfirman :

يُثَبِّتُ ٱللَّهُ ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ بِٱلْقَوْلِ ٱلثَّابِتِ فِى ٱلْحَيَوٰةِ ٱلدُّنْيَا وَفِى ٱلْءَاخِرَةِ
“Allah akan memberikan keteguhan kepada orang-orang yang beriman dengan ucapan yang kokoh dalam kehidupan dunia dan di akhirat.” (Ibrahim : 27)

Imam Bukhari dan Muslim meriwayatkan dalam Sahih-nya dari al-Barraa’ bin ‘Azib radhiyallahu’anhu, bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :

 المسلم إذا سئل في القبر ، شهد أن لا إله إلا الله وأن محمدا رسول الله ، فذلك قوله : ( يثبت الله الذين آمنوا بالقول الثابت في الحياة الدنيا وفي الآخرة )

“Seorang muslim apabila ditanya di alam kubur maka dia bisa bersaksi bahwa tidak ada ilah/sesembahan yang benar selain Allah dan Muhammad adalah utusan Allah, itulah maksud dari firman-Nya (yang artinya), ‘Allah akan memberikan keteguhan kepada orang-orang yang beriman dengan ucapan yang kokoh dalam kehidupan dunia dan di akhirat’.”

Dari sini, kita juga wajib untuk meyakini adanya kehidupan akhirat dan hari pembalasan atas amal. Hal ini merupakan salah satu bagian dari rukun iman; yaitu iman kepada hari akhir.

Imam Ibnu Majah juga meriwayatkan hadits ini dengan redaksi :

يُثَبِّتُ اللَّهُ الَّذِينَ آمَنُوا بِالْقَوْلِ الثَّابِتِ قالَ : نزلَت في عذابِ القبرِ ، يُقالُ لَهُ : مَن ربُّكَ ؟ فيقولُ : ربِّيَ اللَّهُ ، ونبيِّي محمَّدٌ ، فذلِكَ قَولُهُ : يُثَبِّتُ اللَّهُ الَّذِينَ آمَنُوا بِالْقَوْلِ الثَّابِتِ فِي الْحَيَاةِ الدُّنْيَا وَفِي الْآخِرَةِ

“Allah akan memberikan keteguhan kepada orang-orang yang beriman dengan ucapan yang kokoh” Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda : Ayat ini turun berkenaan dengan azab kubur. Akan ditanyakan kepadanya : Siapa Robbmu? Dia -orang beriman- menjawab, “Robbku Allah, nabiku Muhammad.” Itulah maksud dari firman Allah, “Allah akan memberikan keteguhan bagi orang-orang yang beriman dengan ucapan yang kokoh dalam kehidupan dunia dan di akhirat.” (hadits ini disahihkan al-Albani dalam Sahih Ibnu Majah)

Syaikh Sulaiman ar-Ruhaili hafizhahullah berkata :

Kitab ini -Ushul Tsalatsah- adalah kitab yang sangat agung. Kitab ini -wahai saudara-saudaraku sekalian– berisi perkara-perkara yang wajib dipelajari oleh setiap muslim dalam hal tauhid kepada Rabbul ‘alamin, ilmu tentangnya, yaitu ilmu syar’i yang harus disertai dengan amal.

Tauhid ini -wahai saudara-saudara sekalian- yang disebutkan oleh Syaikh rahimahullah ‘azza wa jalla di dalam kitab ini; barangsiapa mengamalkannya niscaya terwujud baginya kebahagiaan di dunia dan di akhirat serta selamat dari azab kubur, kita berlindung kepada Allah dari azab kubur dan fitnahnya.

Sebab, intisari dari isi kitab ini adalah -wahai saudara-saudaraku- adalah mengenai tiga pertanyaan kubur yang sangat agung, yang kelak akan ditanyakan kepada seorang insan di dalam kuburnya, “Siapa Rabbmu? Apa agamamu? Siapa Nabimu?” Pertanyaan-pertanyaan inilah yang menjadi poros kandungan kitab ini. Dan tidak akan diberikan taufik untuk bisa menjawab dengan benar di dalamnya serta mampu memberikan jawaban yang bermanfaat kecuali bagi orang yang meyakininya dengan keyakinan yang kuat dan dia pun termasuk orang yang merealisasikannya.

Dimana telah diriwayatkan dengan sahih –wahai saudara-saudara sekalian– bahwasanya setiap hamba diantara kita nanti akan diberikan ujian/fitnah di dalam kuburnya; sebuah ujian/fitnah yang sangat besar. Dimana pada lubang yang sempit itu dia akan diberikan ujian, yang mana dia akan masuk ke dalamnya seorang diri. Tidak ada yang menemani dirinya selain amal yang telah diperbuat olehnya sebelumnya. Karena sesungguhnya seorang mayit –wahai saudara-saudaraku– akan diikuti oleh tiga hal; keluarga, harta, dan amalnya. Kedua perkara yang pertama akan kembali, sedangkan yang masih tersisa menyertainya adalah yang ketiga. Keluarga dan hartanya kembali pulang sedangkan amalnya yang tersisa (lihat transkrip Syarh Tsalatsatil Ushul oleh Syaikh Sulaiman, hal. 2-3)

Penyusun : Redaksi www.al-mubarok.com

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *