FiqhTafsir

Pemimpin dalam Agama

Bismillah.

Salah seorang ulama terdahulu mengatakan :

إذا كان يأتم بمن قبله فهو إمام لمن بعده

“Apabila seorang senantiasa mengikuti orang-orang salih terdahulu maka dia adalah imam/pemimpin bagi orang-orang sesudahnya.”

Syaikh Abdurrazzaq al-Badr hafizhahullah menjelaskan :

هذا من لطيف الفهم ودقة العلم ؛ لأن الشخص لا يمكن أن يكون إماماً للمتقين بعده حتى يكون مؤتماً بالمتقين قبله

Ini merupakan kelembutan pemahaman dan kejelian dalam ilmu. Karena sesungguhnya seorang tidak mungkin menjadi imam/pemimpin bagi orang-orang bertakwa setelahnya sampai dia menjadi orang yang setia mengikuti orang-orang bertakwa sebelum dirinya.

أما هكذا من فراغ يأتي ويكون إماما للمتقين دون أن يأتم بالمتقين فهذا لا يكون 

Adapun muncul begitu saja tanpa usaha mengikuti pendahulu yang salih lantas menjadi pemimpin bagi orang-orang bertakwa maka ini adalah perkara yang tidak selayaknya terwujud.

Mujahid rahimahullah ketika menafsirkan firman Allah :

وَاجْعَلْنَا لِلْمُتَّقِينَ إِمَامًا

“Dan jadikanlah kami imam/pemimpin bagi orang-orang yang bertakwa.”

Beliau menjelaskan :

اجعلنا مؤتمين بالمتقين مقتدين بهم

“Jadikanlah kami orang yang meneladani orang-orang bertakwa dan mengikuti jejak kebaikan mereka.”

Syaikh Abdurrazzaq menerangkan maksud ucapan Mujahid :

أي وفقنا لنأتم بالمتقين ولنقتدي بالمتقين، فإذا وفق العبد لذلك وائتم فعلاً بالمتقين واقتدى بهم أصبح إماماً للمتقين

Maksudnya adalah; berikanlah taufik kepada kami untuk meneladani orang-orang bertakwa dan supaya kami bisa mengikuti teladan orang-orang bertakwa. Apabila seorang hamba diberi taufik untuk hal itu dan mempraktekkan dengan nyata sikap meneladani orang-orang yang bertakwa dan mengikuti keteladanan mereka maka niscaya dia pun akan menjadi imam bagi orang-orang bertakwa.

Ibnul Qayyim rahimahullah mengatakan :

وهذا من تمام فهم مجاهد -رحمه الله- فإنه لا يكون الرجل إماماً للمتقين حتى يأتم بالمتقين فنبه مجاهد على هذا الوجه، الذي ينالون به هذا المطلوب وهو اقتداؤهم بالسلف المتقين من قبلهم فيجعلهم الله أئمةً للمتقين من بعدهم

Ini merupakan salah satu bukti kesempurnaan pemahaman Mujahid rahimahullah. Karena tidaklah seorang menjadi imam/pemimpin dan panutan bagi orang-orang bertakwa kecuali apabila dia juga meneladani orang-orang bertakwa sebelumnya.

Inilah yang ingin ditekankan oleh Mujahid. Sebuah perkara yang menjadi sebab mereka bisa meraih cita-cita ini yaitu dengan meneladani para salaf/pendahulu yang salih; orang-orang yang bertakwa sebelum mereka. Itulah jalan yang menjadi sebab Allah mengangkat mereka sebagai imam/panutan bagi orang-orang bertakwa sesudahnya.

Sumber : http://al-badr.net/muqolat/6189

Redaksi

Redaksi al-mubarok.com dikelola oleh relawan dan pegiat dakwah Masjid Jami' al-Mubarok (MJM) YAPADI Yogyakarta

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *