Obrolan Siang

Bismillah.

Tadi, sebelum zhuhur kami bertemu dengan 2 orang rekan pegiat dakwah mahasiswa dari UPN. Yang satu sudah lulus S-1 dan mau pulang ke daerah asalnya, dan yang satu lagi masih kuliah semester 8. Allah pertemukan kami di ruang tamu Kantor Sekertariat YPIA dan Peduli Muslim di Pogungrejo – utara Kampus UGM Yogyakarta.

Kedua anak muda ini menceritakan kepada kami mengenai kondisi perkembangan dakwah mahasiswa di kampusnya. Alhamdulillah, kita bersyukur kepada Allah masih ada anak-anak muda yang diberi taufik untuk bersemangat memperjuangkan Islam di kampusnya. Diantara fenomena yang terungkap dalam obrolan santai itu adalah perihal turunnya semangat anak muda untuk hadir di majelis ilmu dan memakmurkan masjid.

Qadarullah, fenomena semacam ini juga terjadi di beberapa kampus lain sejauh yang kami ketahui. Apakah semangat mahasiswa sekarang untuk belajar agama memang benar-benar turun drastis. Mungkin perlu ada penelitian ilmiah lebih lanjut untuk membuktikan hal ini. Akan tetapi apa yang bisa kita lihat di lapangan; bahwa masjid-masjid seolah lebih sepi peminat daripada kafe-kafe.

Tentu kita tidak bisa menyalahkan pandemi atau pihak kampus. Bisa jadi ada banyak faktor yang menyebabkan fenomena ini terjadi. Apa yang kita saksikan hari ini bisa jadi merupakan hasil akumulasi proses panjang yang ‘direncanakan’ oleh para pegiat kebatilan dan penyeru liberalisme sejak belasan atau puluhan tahun silam…

Dua orang teman tadi juga menceritakan bagaimana kondisi sebagian mahasiswa yang pada malam hari begadang dan minum-minuman keras, dan hal itu dianggap lumrah di daerah asalnya. Bahkan sebagian mereka juga sering terlibat perang atau tawuran dengan mahasiswa dari daerah lain yang sama-sama kuliah di Jogja. Mereka juga menceritakan bahwa polisi seolah takut kalau mau menegur sebagian mahasiswa ini yang naik motor tanpa mengenakan helm.

Mungkin ini baru secuil realita yang tersampaikan. Belum lama ini, kita pun mengetahui bersama betapa maraknya penjualan miras di Kota Pelajar ini. Alhamdulillah pemerintah pun sudah bertindak tegas dengan dukungan segenap ormas Islam dan tokoh-tokoh masyarakat. Kesadaran semacam ini tentu wajib dijaga dan harus terus dikembangkan demi tegaknya amar ma’ruf dan nahi mungkar di tengah masyarakat kaum muslimin.

Saudaraku yang dirahmati Allah, apa-apa yang menimpa kaum muslimin pada hari ini berupa kehinaan dan kerendahan sesungguhnya bersumber dari keteledoran dan kekurangan kita dalam menjaga nilai-nilai iman dan ketaatan kepada Allah. Sebab Allah telah menjanjikan bahwa Allah akan membukakan keberkahan dari langit dan bumi bagi penduduk negeri jika mereka itu beriman dan bertakwa dengan baik. Dan Allah tidak pernah menyelisihi janji-Nya.

Oleh sebab itu, dari sedikit obrolan siang ini, setidaknya kami teringat dengan petuah dan bimbingan dari panutan kita Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam untuk kita terus bersemangat menimba ilmu agama Islam. Sebab inilah salah satu kunci utama kebaikan dan kebahagiaan hidup manusia. Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Barangsiapa yang Allah kehendaki kebaikan niscaya Allah pahamkan dia dalam agama.” (HR. Bukhari dan Muslim)

Mungkin itu sedikit catatan dari hasil obrolan siang ini bersama Mas Imam dan Mas Ali hafizhahumallah. Mudah-mudahan bisa jadi inspirasi bagi para pemuda pejuang Islam di segala penjuru tanah air. Agar kita bisa mengingat nasihat dari Umar bin Khaththab radhiyallahu’anhu, “Kami adalah suatu kaum yang Allah muliakan dengan Islam ini; maka kapan saja kami mencari kemuliaan dengan selain Islam niscaya Allah akan menghinakan kami.” (HR. al-Hakim dalam al-Mustadrak).

Wallahul muwaffiq.

Penyusun : Redaksi www.al-mubarok.com

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *