Bismillah.
Diantara perkara yang sering membuat orang lupa adalah besarnya nikmat yang Allah berikan kepada kita sebagai hamba dan ciptaan-Nya. Bukan salah Allah yang mencurahkan nikmat itu, tetapi letak masalah ada pada diri manusia.
Allah menyebut bahwa nikmat yang Allah berikan kepada manusia itu teramat sangat banyak sehingga manusia pun tidak akan bisa menghingganya. Terlalu banyak nikmat, sampai-sampai manusia tenggelam dalam kenikmatan dan kemudahan yang Allah berikan. Mereka terbuai nikmat hingga larut dalam kelalaian.
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
نِعْمَتانِ مَغْبُونٌ فِيهِما كَثِيرٌ مِنَ النَّاسِ: الصِّحَّةُ والفَراغُ
“Dua nikmat yang kebanyakan orang tertipu/merugi pada keduanya; yaitu kesehatan dan waktu luang.” (HR. Bukhari dari Ibnu Abbas radhiyallahu’anhuma)
Kesehatan dan waktu luang adalah modal dan bekal bagi seorang muslim untuk meraih keberuntungan dan pahala dalam hidup. Apabila waktunya habis untuk hal-hal yang tidak bermanfaat atau bahkan mendatangkan dosa maka merugilah ia. Apabila kesehatannya habis dalam hal-hal yang sia-sia atau mengantarkan kepada neraka maka merugilah dia.
Allah berfirman :
وَإِن تَعُدُّوا نِعْمَةَ اللَّهِ لَا تُحْصُوهَا
“Dan apabila kalian berusaha menghitung-hitung nikmat Allah maka pasti kalian tidak akan sanggup menghingganya.” (an-Nahl : 18)
Di dalam al-Qur’an Allah sering menyebutkan waktu untuk bersumpah, seperti dalam surat al-‘Ashr, surat al-Lail, dan surat ad-Dhuha. Hal itu mengisyaratkan tentang betapa pentingnya waktu bagi manusia. Sebagaimana dikatakan oleh Hasan al-Bashri rahimahullah, “Wahai anak Adam, sesungguhnya kamu adalah kumpulan perjalanan hari. Setiap hari berlalu maka lenyaplah sebagian dari dirimu.”
عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عَمْرِو بْنِ الْعَاصِ، قَالَ: ” أَرْبَعُ خِصَالٍ مَنْ كُنَّ فِيهِ بَنَى اللَّهُ لَهُ بَيْتًا فِي الْجَنَّةِ، مَنْ كَانَ عِصْمَةُ أَمِرْهِ لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ، وَإِذَا أَصَابَتْهُ مُصِيبَةٌ قَالَ: إِنَّا لِلَّهِ وَإِنَّا إِلَيْهِ رَاجِعُونَ، وَإِذَا أُعْطِيَ شَيْئًا قَالَ: الْحَمْدُ لِلَّهِ، وَإِذَا أَذْنَبَ ذَنْبًا قَالَ: أَسْتَغْفِرُ اللَّهَ “
Dari Abdullah bin Amr bin al-‘Ash radhiyallahu’anhuma, beliau berkata, “Ada empat sifat; barangsiapa memilikinya maka Allah akan membangunkan untuknya sebuah istana di surga. Barangsiapa yang kunci pemegang urusannya adalah laa ilaha illallah (aqidah tauhid, pent), dan apabila dia tertimpa musibah dia mengucapkan innaa lillaahi wa innaa ilaihi raaji’uun (bersabar, pent), apabil diberi nikmat maka dia pun mengucapkan alhamdulillah (bersyukur, pent), dan apabila berbuat dosa maka dia pun mengatakan ‘astaghfirullah’.” (HR. Ibnu Abi Dun-ya dalam kitab asy-Syukr no. 205)
Waktu bagaikan pedang. Apabila seorang memanfaatkan waktu dengan baik maka seperti pedang tajam yang dia gunakan untuk menebang pohon atau menumpas musuh. Akan tetapi apabila waktu tidak digunakan dengan baik maka seperti orang yang justru menganiaya dirinya sendiri dengan pedang atau malah menzalimi orang lain dengan pedangnya…
Allah masih memberikan waktu bagi anda maka ini adalah nikmat yang sangat besar. Karena banyak orang yang sudah habis waktunya di alam dunia ini dan telah pergi meninggalkan kita menuju alam akhirat dan sekarang sudah berada di alam barzakh.
Hari ini Allah masih mengizinkan kita menatap mentari dan berjumpa dengan fajar. Besok kita tidak tahu apakah malam dan siang masih bisa kita temui. Kita pun tidak mengetahui di bumi mana akan mati. Kita hanya bisa berencana dan berusaha meraih cita-cita dan harapan dengan perjuangan serta selalu memohon pertolongan kepada Allah Yang menguasai langit dan bumi. Apabila anda terus hanyut dalam kelalaian dan kemaksiatan maka jangan salahkan siapa-siapa jika hari esok malaikat harus menyeret anda ke dalam jurang diantara jurang-jurang neraka… Na’uudzu billaahi min dzaalika...
Penyusun : Redaksi www.al-mubarok.com
0 Komentar