Bismillah.
Diantara anugerah paling agung dalam hidup seorang insan adalah dimudahkan untuk mengenal ilmu agama, mempelajarinya dan menekuninya hingga ajal tiba yang disertai dengan keikhlasan dan kejujuran.
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Barangsiapa yang Allah kehendaki kebaikan padanya niscaya Allah pahamkan dia dalam agama.” (HR. Bukhari dan Muslim)
Ilmu agama merupakan kebutuhan setiap kita. Karena dengan ilmu itulah dia bisa mengetahui tata-cara beribadah kepada Allah dan mentauhidkan-Nya. Sebab ibadah kepada Allah merupakan sebab utama kebahagiaan.
Allah berfirman (yang artinya), “Dan tidaklah Aku ciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka beribadah kepada-Ku.” (adz-Dzariyat : 56). Para ulama menjelaskan bahwa yang dimaksud beribadah kepada Allah adalah dengan mentauhidkan-Nya. Karena ibadah kepada Allah tidak diterima tanpa tauhid.
Untuk mewujudkan tauhid dibutuhkan ilmu. Oleh sebab itu Imam Bukhari rahimahullah dalam Shahih-nya telah membuat sebuah bab dengan judul Bab; Ilmu sebelum ucapan dan amalan. Iman itu sendiri terdiri dari ucapan dan amalan. Tidak akan benar iman seorang jika tidak dilandasi dengan ilmu.
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Barangsiapa yang menempuh jalan dalam rangka mencari ilmu (agama) maka Allah akan mudahkan untuknya jalan menuju surga.” (HR. Muslim)
Ibadah kepada Allah butuh pada keikhlasan. Allah berfirman (yang artinya), “Dan tidaklah mereka diperintahkan melainkan supaya beribadah kepada Allah dengan memurnikan agama/amal untuk-Nya dengan hanif/bertauhid, dan supaya mendirikan sholat dan menunaikan zakat. Dan itulah agama yang lurus.” (al-Bayyinah : 5)
Ibadah kepada Allah harus bersih dari syirik. Dalam hadits qudsi Allah berfirman (yang artinya), “Aku Dzat Yang paling tidak membutuhkan sekutu. Barangsiapa yang melakukan suatu amalan seraya mempersekutukan Aku dengan selain Aku, maka Aku tinggalkan dia dan syiriknya itu.” (HR. Muslim)
Allah berfirman (yang artinya), “Maka barangsiapa yang mengharapkan perjumpaan dengan Rabbnya hendaklah dia melakukan amal salih dan tidak mempersekutukan Rabbnya dengan sesuatu apapun.” (al-Kahfi : 110)
Sementara untuk bisa mewujudkan ikhlas dan meninggalkan syirik seorang harus menimba ilmu. Karena orang yang beramal tanpa ilmu niscaya lebih banyak merusak daripada memperbaiki. Oleh sebab itu para ulama salaf sangat bersemangat untuk menimba ilmu karena mereka menyadari bahwa dengan ilmu inilah mereka bisa menjauhkan diri dari berbagai keburukan dan kedurhakaan.
Penyusun : Redaksi www.al-mubarok.com