AmalAqidahTafsir

Mengenal Iman dan Amal Salih

Bismillah.

Iman dan amal salih merupakan kunci kebaikan dan sebab utama untuk meraih kebagiaan di dunia dan di akhirat. Allah berfirman (yang artinya), “Demi masa. Sesungguhnya manusia benar-benar berada dalam kerugian, kecuali orang-orang yang beriman, beramal salih, saling menasehati dalam kebenaran, dan saling menasehati dalam kesabaran.” (al-’Ashr : 1-3)

Para ulama salaf menjelaskan bahwa iman itu mencakup ucapan hati, ucapan lisan, dan disertai dengan amalan hati, amalan lisan, dan amal anggota badan. Sehingga iman itu meliputi ucapan, keyakinan, dan perbuatan. Iman menjadi bertambah dengan ketaatan dan menjadi berkurang atau menyusut akibat kemaksiatan. Dengan demikian iman itu telah mencakup aqidah, akhlak, dan amal perbuatan (lihat keterangan Syaikh Abdurrahman bin Nashir as-Sa’di rahimahullah dalam kitabnya at-Taudhih wal Bayan li Syajaratil Iman, hlm. 7)

Iman dan amal salih merupakan sebab kebahagiaan hidup. Allah berfirman (yang artinya), “Barangsiapa yang melakukan amal salih dari kalangan lelaki atau perempuan sedangkan dia beriman, benar-benar Kami akan berikan kepadanya kehidupan yang baik, dan pasti Kami akan berikan kepada mereka balasan yang lebih baik daripada apa-apa yang telah mereka kerjakan.” (an-Nahl : 97). Karena iman yang benar akan membuahkan ketenangan hati dan perasaan qana’ah dengan rezeki yang Allah berikan serta tidak menggantungkan hati kepada selain Allah. Inilah hakikat kehidupan yang baik. Karena sesungguhnya pokok kehidupan yang baik itu adalah ketentraman hati (lihat at-Taudhih wal Bayan li Syajaratil Iman, hlm. 50)

Amal salih adalah amalan yang ditegakkan di atas aqidah yang benar. Tanpa aqidah yang lurus maka amalan yang banyak hanya akan menjadi sia-sia. Allah berfirman (yang artinya), “Dan sungguh telah diwahyukan kepadamu dan kepada orang-orang sebelum kamu; Jika kamu berbuat syirik pasti akan lenyap seluruh amalmu dan benar-benar kamu akan termasuk golongan orang-orang yang merugi.” (az-Zumar : 65) (lihat al-Irsyad ila Shahih al-I’tiqad, hlm. 11)

Amalan yang diterima adalah amalan yang ikhlas dipersembahkan kepada Allah dan sesuai dengan tuntunan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam. Ikhlas merupakan kandungan dari syahadat laa ilaha illallah, sedangkan mengikuti tuntunan adalah konsekuensi dari syahadat anna muhammadar rasulullah (lihat keterangan Syaikh Muhammad bin Shalih al-’Utsaimin rahimahullah dalam kitabnya Nubdzah fil ‘Aqidah, hlm. 9-10)

Redaksi

Redaksi al-mubarok.com dikelola oleh relawan dan pegiat dakwah Masjid Jami' al-Mubarok (MJM) YAPADI Yogyakarta

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *