AkhlaqAmalFatwa UlamaNasehat

Makna Taubat dan Syarat-Syaratnya

taubat1

Syaikh Shalih bin Fauzan al-Fauzan hafizhahullah pernah ditanya :

“Mohon jelaskan kepada kami perihal taubat dan apa saja syarat-syaratnya. Dan apakah yang dimaksud taubat nasuha?”

Beliau menjawab :

Taubat adalah kembali dari maksiat menuju ketaatan. Ia adalah sesuatu yang wajib.

وَتُوبُوا إِلَى اللَّهِ جَمِيعاً أَيُّهَا الْمُؤْمِنُونَ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُونَ

“Bertaubatlah kalian semua kepada Allah, wahai orang-orang beriman, mudah-mudahan kalian beruntung.”

Oleh sebab itu wajib bagi setiap muslim apabila melakukan dosa untuk segera bertaubat kepada Allah ‘azza wa jalla. Karena Allah pasti akan menerima taubat siapa pun yang bertaubat kepada-Nya.

وَإِنِّي لَغَفَّارٌ لِمَنْ تَابَ وَآمَنَ وَعَمِلَ صَالِحًا ثُمَّ اهْتَدَىٰ

“Dan sesungguhnya Aku benar-benar Maha pengampun bagi siapa saja yang bertaubat dan melakukan amal salih lalu mengikuti petunjuk.”

Ini merupakan anugerah dari Allah ‘azza wa jalla. Allah memerintahkan taubat dan menjanjikan akan menerima siapa pun yang mau bertaubat kepada-Nya. Dan Allah akan ampuni dosanya.

Akan tetapi taubat itu bukan secara lisan saja. Taubat itu memiliki syarat-syarat yang harus dipenuhi. Syarat-syarat itu adalah :

Syarat pertama; meninggalkan dosa dan menjauh darinya. Jangan sampai dia mengatakan bertaubat kepada Allah sementara dia tidak meninggalkan dosa itu.

Syarat kedua; bertekad kuat untuk tidak mengulanginya untuk kedua kalinya. Sehingga apabila dia bertaubat kepada Allah akan tetapi sebenarnya di dalam niatnya masih ada keinginan untuk mengulangi dosa itu pada waktu lain, maka ini adalah taubat yang sementara saja, Allah subhanahu wa ta’ala tidak menerimanya.

Syarat ketiga; dia menyesali apa-apa yang telah luput darinya, dan dia menghadirkan dosa itu dalam ingatannya dan khawatir akan akibatnya. Dia tidak mengatakan ‘aku sudah bertaubat, jadi sudah selesai masalah’. Akan tetapi semestinya dia merasa takut akan akibat dari dosa itu. Sehingga di dalam hatinya tetap tersisa penyesalan akan dosa yang telah dia lakukan itu.

Inilah syarat-syarat taubat. Apabila syarat-syarat itu terpenuhi Allah subhanahu wa ta’ala akan menerima taubatnya sebagaimana yang dijanjikan oleh-Nya.

Sumber : http://www.alfawzan.af.org.sa/node/15158

Redaksi

Redaksi al-mubarok.com dikelola oleh relawan dan pegiat dakwah Masjid Jami' al-Mubarok (MJM) YAPADI Yogyakarta

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *