Jelang Maut Si Pemuda

Bismillah.

Dari Anas bin Malik radhiyallahu’anhu, beliau menuturkan :

أنَّ النَّبيَّ صلَّى اللَّهُ عليْهِ وسلَّمَ دخلَ على شابٍّ وَهوَ في الموتِ فقالَ كيفَ تجدُكَ قالَ واللَّهِ يا رسولَ اللَّهِ إنِّي أرجو اللَّهَ وإنِّي أخافُ ذنوبي فقالَ رسولُ اللَّهِ صلَّى اللَّهُ عليْهِ وسلَّمَ لا يجتَمِعانِ في قلبِ عبدٍ في مثلِ هذا الموطِنِ إلَّا أعطاهُ اللَّهُ ما يرجو وآمنَهُ ممَّا يخافُ

Bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam suatu ketika masuk menemui seorang pemuda yang dalam keadaan menjelang maut. Beliau pun bertanya kepadanya, “Bagaimana engkau mendapati dirimu?” Dia menjawab, “Demi Allah, wahai Rasulullah, sesungguhnya aku berharap kepada Allah dan aku khawatir terhadap dosa-dosaku.” Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Tidaklah kedua perkara ini terkumpul dalam diri seorang hamba dalam keadaan seperti ini kecuali Allah akan memberikan kepadanya apa yang dia harapkan dan memberikan keamanan baginya dari apa yang dia khawatirkan.” (HR. Tirmidzi, dinyatakan hasan oleh al-Albani)

Hadits ini menunjukkan kepada kita bahwa seorang mukmin wajib menggabungkan dalam hatinya antara perasaan takut dan harap. Dia takut akan dosa-dosanya dan kemurkaan Allah atasnya. Dia berharap terhadap ampunan Allah dan rahmat-Nya. Takut dan harapan inilah yang akan menjaga hamba dari terjerumus dalam kemaksiatan dan berputus asa dari rahmat Allah.

Dari Jabir bin Abdullah radhiyallahu’anhu, beliau berkata :

سَمِعْتُ رَسولَ اللهِ صَلَّى اللَّهُ عليه وسلَّمَ، قَبْلَ مَوْتِهِ بثَلَاثَةِ أَيَّامٍ يقولُ: لا يَمُوتَنَّ أَحَدُكُمْ إلَّا وَهو يُحْسِنُ الظَّنَّ باللَّهِ عَزَّ وَجَلَّ

Aku mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam 3 hari sebelum wafatnya bersabda, “Janganlah ada seorang dari kalian yang meninggal kecuali dalam keadaan bersangka baik kepada Allah ‘azza wa jalla.” (HR. Muslim)

Oleh sebab itulah seorang muslim wajib untuk berharap akan luasnya rahmat Allah dan ampunan-Nya; hal itu merupakan buah dari sikap husnuzhan kepada Allah. Meskipun demikian seorang muslim juga wajib merasa takut akan azab dan hukuman Allah. Termasuk bentuk husnuzhan kepada Allah adalah dengan segera bertaubat dari perbuatan dosa. Akan tetapi bersangka baik kepada Allah bukanlah berarti merasa aman dari makar Allah.

Hadits-hadits di atas juga menunjukkan kepada kita bahwa harapan dan rasa takut yang terdalam hendaklah ditujukan kepada Allah semata. Hal itu juga menunjukkan wajibnya untuk menggantungkan hati kepada Allah semata. Selain itu hadits di atas juga menunjukkan kepada kita betapa besar keutamaan amalan hati; bahwa ia menjadi sebab utama keselamatan dan kebahagiaan.

Penyusun : Redaksi www.al-mubarok.com

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *