Doa Umar bin Khattab

Bismillah.

Diantara pelajaran berharga yang disampaikan oleh para ulama adalah mengenai pentingnya keikhlasan dalam beramal kebaikan. Karena itulah para ulama seperti Imam Bukhari dan Imam Nawawi rahimahumallah mengawali kitabnya dengan hadits tentang niat.

Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah rahimahullah menceritakan bahwa doa yang paling sering dipanjatkan oleh Umar bin Khattab radhiyallahu’anhu adalah, “Ya Allah, jadikanlah semua amalku salih, dan jadikanlah amal itu ikhlas untuk mencari wajah-Mu, janganlah Engkau jadikan padanya suatu amal untuk siapa pun selain-Mu,” (lihat Syarh al-Arba’in an-Nawawiyah oleh Syaikh Abdul Muhsin al-Qasim, hal. 27-28)

Amal salih adalah amal yang sesuai dengan tuntunan. Adapun amal yang ikhlas itu amal yang dikerjakan karena Allah dan untuk mengharap pahala dari-Nya. Inilah kriteria amal yang diterima; ikhlas dan sesuai dengan tuntunan. Allah berfirman (yang artinya), “[Allah] Yang menciptakan kematian dan kehidupan dalam rangka menguji kalian; siapakah diantara kalian yang terbaik amalnya.” (al-Mulk : 2)

Fudhail bin ‘Iyadh rahimahullah menjelaskan bahwa amal jika ikhlas tetapi tidak benar maka tidak diterima, begitu pula jika amal itu benar tetapi tidak ikhlas. Yang diterima adalah yang ikhlas dan benar. Ikhlas yaitu dikerjakan karena Allah, sedangkan benar ialah apabila ia sesuai dengan sunnah/tuntunan Rasul.

Ikhlas adalah kandungan dari syahadat ‘laa ilaha illallah’, sedangkan benar/mengikuti tuntunan adalah konsekuensi dari syahadat ‘Muhammad rasulullah’. Dari situlah para ulama terdahulu sangat perhatian dalam hal amal; bagaimana agar ikhlas dan sesuai dengan tuntunan, bukan sekedar memperbanyak amalan.

Ibnul Qayyim rahimahullah menjelaskan bahwa bukanlah yang menjadi perkara paling berat itu mengenai amal itu sendiri; tetapi yang jauh lebih urgen adalah bagaimana menjaga amal agar tidak terhapus atau sirna karena hal-hal yang merusak dan mengotorinya. Riya’ dan ujub adalah diantar bentuk perusak amalan. Begitu pula kebid’ahan menjadi sebab amal itu tertolak di hadapan Allah.

Diriwayatkan bahwa ada sebagian salaf yang mengatakan, “Seandainya aku bisa mengetahui bahwa Allah sudah pasti menerima sujudku satu saja maka aku berangan-angan mati sekarang juga. Karena Allah menyatakan ‘Sesungguhnya Allah hanya akan menerima amal dari orang-orang yang bertakwa.’.”

Dari situlah kita bisa memahami bahwa tidak sepantasnya kita merasa hebat atau menganggap amalnya pasti diterima. Justru kita harus selalu ingat bahwa ada banyak dosa dan kesalahan yang telah kita kerjakan. Jangan kita tertipu dengan amal atau kebaikan yang telah kita kerjakan.

Penyusun : Redaksi www.al-mubarok.com

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *