Dialog Kepedulian

Bismillah.

Tidaklah diragukan bahwa dalam memperjuangkan dakwah Islam ini dibutuhkan kepekaan dan kesadaran. Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam telah menggambarkan hubungan kaum muslim satu sama lain ibarat sebuah bangunan; satu sama lain saling menopang dan memperkuat.

Kebutuhan umat ini untuk mendapatkan petunjuk dan bimbingan hidup suatu yang tidak bisa dielakkan. Masyarakat sering menganggap bahwa tugas dakwah dan membela Islam bukanlah bagian pokok dalam hidupnya. Urusan dakwah dan perjuangan Islam pun dilimpahkan sepenuhnya kepada para santri dan kaum ulama. Di sisi lain, banyak orang yang rela diperbudak oleh fatamorgana yang tidak lebih berharga daripada bangkai kambing; yaitu dunia.

Jalan dakwah pun diisi oleh mereka yang mulai lanjut usia dan pensiunan. Seolah kaum muda telah pergi ke ruang angkasa mencari seonggok cita-cita dan angan-angan meraih kebebasan. Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam telah menggambarkan bahwa jalan ke surga itu diliputi oleh hal-hal yang tidak menyenangkan, sebaliknya jalan menuju neraka dikelilingi perkara-perkara yang menarik minat dan syahwat.

Pada masa semacam ini, kita perlu kembali mengingat untuk apa kita hidup di alam dunia ini. Benarkah kehidupan dunia ini menjadi sarana untuk memuaskan hawa nafsu dan menebar angkara murka? Ataukah sejatinya dunia ini menawarkan berbagai bentuk ujian dan cobaan untuk anak keturunan Adam?

Banyak orang berlari meninggalkan penghambaan kepada Allah Rabb penguasa langit dan bumi. Mereka mencampakkan hikmah dan tujuan penciptaan dirinya. Mereka pun tenggelam dalam kelalaian dan keangkuhan. Jadilah mereka terjerat oleh perangkap hawa nafsu dan tipu daya setan.

Ibadah kepada Allah adalah tujuan dan misi hidup kita. Allah berfirman (yang artinya), “Dan tidaklah Aku ciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka beribadah kepada-Ku.” (adz-Dzariyat : 56). Hal ini sama sekali tidak menunjukkan bahwa Allah membutuhkan kita ataupun ibadah dan ketaatan yang kita kerjakan. Justru kita yang paling membutuhkan ibadah dan ketaatan kepada Allah; sebagai jalan untuk mencapai kebahagiaan.

Allah berfirman (yang artinya), “Demi masa, sesungguhnya manusia benar-benar berada dalam kerugian, kecuali orang-orang yang beriman, beramal salih, saling menasihati dalam kebenaran, dan saling menasihati untuk menetapi kesabaran.” (al-‘Ashr : 1-3). Iman dan amal salih itulah wujud penghambaan kepada Allah.

Beriman kepada Allah berarti tunduk beribadah kepada-Nya dan meninggalkan segala bentuk sesembahan yang lain. Inilah ajaran mulia yang dibawa oleh segenap rasul. Allah berfirman (yang artinya), “Dan sungguh Kami telah mengutus kepada setiap umat seorang rasul yang menyerukan; Sembahlah Allah dan jauhilah thaghut/sesembahan selain Allah.” (an-Nahl : 36). Inilah ajaran tauhid yang membimbing manusia menuju surga -yang penuh dengan nikmat dan keindahan- dan menjauhkan mereka dari panasnya azab neraka.

Kematian bukan di tangan kita. Ajal kita tidak tahu kapan datang menjemput. Bersiap lebih dini menghadapi kematian dan hari pembalasan adalah tugas setiap hamba; baik yang sudah tua ataupun yang masih muda. Betapa banyak orang yang sehat kemudian mati secara tiba-tiba tanpa ada sebab penyakit atau tanda-tanda. Dan betapa banyak orang yang sakit parah sekian lama tetapi sang maut tidak kunjung tiba menghampirinya.

Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam telah mengabarkan bahwa salah satu diantara 7 golongan manusia yang mendapatkan naungan Allah pada hari kiamat adalah pemuda yang tumbuh dalam ketaatan beribadah kepada Rabbnya. Hal ini membuka peluang selebar-lebarnya bagi anak-anak muda untuk berlomba-lomba meraih surga dan menghiasi hati dan hidupnya dengan takwa. Bahagia tidak diukur dengan harta, tetapi orang yang menancapkan tauhid dalam hati dan membuahkan takwa dalam perilakunya; maka itulah generasi yang bahagia.

Apa yang telah menimpa puluhan ribu warga Palestina yang melayang nyawanya dalam serangan brutal dan pembantaian oleh Zionis terhadap rakyat Gaza selama 2 tahun ini adalah bukti yang sangat gamblang bahwa permusuhan kepada dakwah tauhid ini masih berkobar dalam hati para pembenci dan musuh keadilan. Sebagaimana telah dikabarkan dalam al-Qur’an bahwa mereka akan terus memerangi kalian; sampai bisa memurtadkan kalian dari agama kalian… Dari sini kita bisa mengambil pelajaran berharga; bahwa demokrasi dan Hak Asasi Manusia yang selama ini digembar-gemborkan ternyata tipu daya dan kepalsuan semata. Ibarat srigala berbulu domba.

Dari sana lah sudah semestinya kaum muslimin tersadar dan bangkit dari kelalaiannya. Saatnya bagi kaum muda untuk kembali serius menekuni kajian kitab para ulama, merenungi keindahan ayat-ayat Allah dan menyerap bimbingan rasul-Nya. Islam ini jaya dengan ilmu dan amalan. Ia menang di hadapan musuh-musuhnya dengan dakwah dan kesabaran. Ingatlah, bahwa Allah pasti akan menolong orang-orang yang menolong agama-Nya.

Semoga Allah menerima saudara-saudara kita yang wafat di sana sebagai syuhada’. Dan semoga Allah menghancurkan makar Zionis dan sekutunya terhadap Islam dan kaum muslimin; di Palestina ataupun belahan bumi lainnya.

Penyusun : Redaksi www.al-mubarok.com

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *