Nasehat

Bekal Terbaik

Bismillah.

Setiap hari Jumat kita sering mendengar para khotib memberikan wasiat kepada para jamaah untuk bertakwa kepada Allah, sebab takwa adalah bekal terbaik untuk menyambut hari akhirat.

Saudaraku yang dirahmati Allah, takwa adalah melakukan ketaatan kepada Allah berlandaskan iman dan ilmu yang benar seraya mengharapkan pahala dari Allah, dan meninggalkan maksiat kepada Allah di atas iman dan ilmu seraya merasa takut akan hukuman Allah.

Untuk menjadi orang bertakwa, seorang muslim harus memahami tauhid dan ibadah kepada Allah. Karena tauhid adalah perintah Allah yang paling agung dan ibadah merupakan tujuan penciptaan jin dan manusia. Allah berfirman (yang artinya), “Dan tidaklah Aku ciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka beribadah kepada-Ku.” (adz-Dzariyat : 56)

Ibadah mencakup segala ucapan dan perbuatan yang diridhai Allah baik yang tampak maupun yang tersembunyi. Ada ibadah dengan lisan, ada ibadah dengan hati, dan ada ibadah dengan anggota badan. Ibadah tidak akan diterima tanpa tauhid, sebagaimana halnya sholat tidak diterima tanpa thaharah.

Diantara pilar ajaran tauhid adalah wajibnya menujukan segala bentuk ibadah kepada Allah dan menjauhi segala bentuk sesembahan selain-Nya. Allah berfirman (yang artinya), “Dan sungguh Kami telah mengutus kepada setiap umat seorang rasul yang menyerukan; Sembahlah Allah dan jauhilah thaghut.” (an-Nahl : 36)

Ibnul Qayyim rahimahullah menjelaskan bahwa thaghut itu mencakup segala sesuatu yang menjadikan hamba itu melampaui batas -dalam hal ibadah- baik dalam bentuk orang yang diikuti, ditaati atau disembah selain Allah. Imam Malik rahimahullah mengatakan bahwa thaghut adalah segala yang disembah selain Allah dan dia ridha dengan hal itu.

Orang yang bertakwa tunduk kepada perintah Allah dan larangan-Nya, selain itu ia juga memurnikan ibadahnya kepada Allah serta berlepas diri dari syirik dengan segala bentuknya. Tidak hanya itu, orang yang bertakwa juga menjaga lisan dan tangannya dari perbuatan kezaliman. Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Orang muslim adalah yang membuat kaum muslimin yang lain selamat dari gangguan lisan dan tangannya.” (HR. Bukhari dan Muslim)

Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Barangsiapa beriman kepada Allah dan hari akhir hendaklah dia berkata baik atau diam. Barangsiapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir hendaklah dia memulikan tetangganya.” (HR. Bukhari dan Muslim)

Hal ini menunjukkan kepada kita bahwa ketakwaan kepada Allah itu meramu ketaatan kepada Allah dengan penuh keikhlasan dan muamalah yang baik kepada sesama. Termasuk dalam takwa adalah berakhlak mulia kepada manusia. Termasuk bagian takwa yang paling utama adalah merasa diawasi oleh Allah dimana pun ia berada. Inilah yang disebut dengan muroqabah dan ihsan kepada Allah dalam ibadah.

Penyusun : Redaksi www.al-mubarok.com

Redaksi

Redaksi al-mubarok.com dikelola oleh relawan dan pegiat dakwah Masjid Jami' al-Mubarok (MJM) YAPADI Yogyakarta

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *