AmalHaditsTafsir

Apa Penyebab Rambut Nabi Cepat Beruban?

Syaikh al-Albani rahimahullah menyebutkan hadits dari Ibnu ‘Abbas radhiyallahu’anhuma, bahwa Abu Bakar radhiyallahu’anhu berkata kepada Nabi, “Wahai Rasulullah! Anda telah beruban.” Maka beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab, “Telah membuatku cepat beruban [surat] Hud, al-Waqi’ah, al-Mursalat, ‘Amma yatasaa’aluun, dan ‘Idzasy syamsu kuwwirat’.” (lihat Sahih Sunan Tirmidzi, 3/343. hadits no 3297, ash-Shahihah no. 955)

Di dalam surat Hud, Allah berfirman (yang artinya), “Istiqomahlah kamu sebagaimana diperintahkan kepadamu dan orang-orang yang bertaubat bersamamu, dan janganlah melampaui batas. Sesungguhnya Dia terhadap apa yang kalian kerjakan Maha melihat.” (Hud : 112)

Di dalam ayat ini Allah memerintahkan kepada Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam dan juga umatnya untuk istiqomah. Hakikat istiqomah itu adalah berpegang-teguh dengan ajaran Kitabullah dan Sunnah Rasul-Nya shallallahu ‘alaihi wa sallam. Hal itu akan terwujud dengan cara melaksanakan perintah-perintah sekuat kemampuan dan meninggalkan larangan-larangan (lihat keterangan Syaikh Abdul Muhsin al-‘Abbad dalam Kutub wa Rasa’il, 1/248)

Imam al-Qurthubi rahimahullah berkata : Ibnu ‘Abbas mengatakan, “Tidaklah turun kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam sebuah ayat yang lebih keras dan lebih berat daripada ayat ini. Oleh sebab itulah ketika para sahabatnya berkata kepadanya, “Sungguh anda telah cepat beruban.” Beliau menjawab, “Telah membuatku beruban [surat] Hud dan saudara-saudaranya.”.” (lihat Kutub wa Rasa’il, 1/249, Tafsir al-Baghawi, hal. 632)

Syaikh Ibnu ‘Utsaimin rahimahullah menjelaskan, bahwa hakikat istiqomah itu adalah hendaknya seorang insan teguh di atas syari’at Allah subhanahu wa ta’ala sebagaimana yang diperintahkan Allah, dan istiqomah itu diawali atau dilandasi dengan keikhlasan -dalam beribadah- kepada Allah ‘azza wa jalla (lihat Syarh Riyadush Shalihin, 1/393 cet. Dar al-Bashirah)

Imam an-Nawawi rahimahullah berkata, “Istiqomah itu adalah menetapi jalan -yang benar- dengan melakukan kewajiban-kewajiban dan meninggalkan larangan-larangan.” Kemudian beliau menyebutkan ayat dalam surat Hud tersebut (lihat ad-Durrah as-Salafiyah, hal. 161)

Syaikh ‘Utsaimin juga menjelaskan, bahwa hakikat istiqomah itu adalah konsisten meniti jalan yang lurus yaitu jalan orang-orang yang diberikan nikmat oleh Allah; mereka itu adalah para nabi, shiddiqin, syuhada’ dan orang-orang salih (lihat ad-Durrah as-Salafiyah, hal. 163)

Orang-orang yang diberikan nikmat oleh Allah itu adalah orang-orang yang mengetahui kebenaran dan beramal dengannya (lihat Tafsir Surah al-Fatihah oleh Syaikh ‘Utsaimin, hal. 95)

Dari keterangan-keterangan di atas, kita bisa memetik faidah bahwasanya istiqomah di atas agama Islam adalah perkara yang sangat agung. Yang dimaksud istiqomah itu adalah teguh di atas ajaran Islam dengan melaksanakan perintah dan meninggalkan larangan sebagaimana yang diterangkan di dalam al-Qur’an dan as-Sunnah. Untuk istiqomah seorang harus ikhlas dan harus meniti jalan yang lurus; yaitu dengan mengetahui kebenaran dan mengamalkannya.

Karena begitu agungnya istiqomah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam pun merasa bahwa perintah untuk istiqomah adalah perintah yang sangat besar. Sampai-sampai dikisahkan oleh Ibnu ‘Abbas bahwa tidak ada ayat yang ‘lebih berat’ bagi Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam selain ayat di atas -dalam surat Hud- yang berisi perintah untuk istiqomah. Sebab untuk istiqomah seorang membutuhkan ilmu dan kesungguh-sungguhan dalam beramal. Inilah kiranya salah satu sebab utama mengapa rambut Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam cepat beruban.

Redaksi

Redaksi al-mubarok.com dikelola oleh relawan dan pegiat dakwah Masjid Jami' al-Mubarok (MJM) YAPADI Yogyakarta

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *