Manhaj

4 Misi Hidup

Bismillah…

Salah satu keistimewaan risalah Ushul Tsalatsah (tiga landasan utama) yang disusun oleh Syaikh Muhammad at-Tamimi rahimahullah adalah keberadaan mukadimah imaniyah yang diletakkan di bagian awal risalah ini. Dimana beliau menerangkan tentang wajibnya 4 perkara yang menjadi kunci-kunci kebaikan.

Keempat perkara itu adalah; ilmu, amal, dakwah dan sabar. Empat kewajiban ini bisa kita sebut sebagai misi hidup. Artinya seorang manusia tidak dikatakan sukses kecuali apabila dia menunaikan keempat kewajiban ini dengan baik dalam hidupnya. Keempat kewajiban ini dipetik dari kandungan surat al-‘Ashr.

Allah berfirman (yang artinya), “Demi masa. Sesungguhnya manusia benar-benar berada dalam kerugian, kecuali orang-orang yang beriman, beramal salih, saling menasihati dalam kebenaran, dan saling menasihati dalam menetapi kesabaran.” (al-‘Ashr : 1-3)

Surat yang agung ini memberikan peajaran hidup. Bahwa kehidupan manusia tidak bisa beruntung kecuali dengan iman dan amal salih. Iman dan amal salih ini dibangun dengan landasan ilmu agama. Karena tidak mungkin beriman dan beramal dengan benar kecuali apabila ilmunya juga benar.

Oleh sebab itu penulis -Syaikh Muhammad at-Tamimi- juga membawakan kutipan perkataan Imam Bukhari rahimahullah (wafat 256 H) yang menegaskan bahwa ilmu didahulukan sebeum ucapan dan amalan. Ilmu yang paling utama untuk dipelajari dan dipahami serta diamalkan adalah ilmu tauhid. Hakikat tauhid ini adalah memurnikan ibadah untuk Allah semata. Penulis juga menegaskan bahwa tauhid inilah perintah Allah yang paling agung kepada umat manusia.

Allah berfirman (yang artinya), “Dan tidaklah Aku ciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka beribadah kepada-Ku.” (adz-Dzariyat : 56). Para ulama ahi tafsir menjelaskan bahwa makna beribadah kepada Allah adalah dengan mentauhidkan-Nya. Ini merupakan tafsiran para ulama salaf sebagaimana dinukil dari Ibnu ‘Abbas radhiyallahu’anhuma dan dibawakan oleh al-Baghawi rahimahullah dalam tafsirnya.

Para ulama juga menggambarkan bahwa kaitan ilmu dengan amal itu ibarat air dengan tanaman. Tidak akan hidup dan subur suatu tanaman apabila tidak ada air. Demikian pula hati manusia tidak akan hidup kecuali dengan siraman ilmu dan hidayah Allah. Sebagaimana bumi yang kering kerontang menjadi hidup kembali dengan siraman air hujan, demikian pula hati akan kembali hidup dan bersemangat dengan sentuhan wahyu, curahan petunjuk dan taufik dari Allah ta’ala.

Allah berfirman (yang artinya), “Maka barangsiapa yang mengikuti petunjuk-Ku niscaya dia tidak akan tersesat dan tidak pula celaka.” (Thaha : 123). Petunjuk Allah itu telah diterangkan dengan gambang di dalam al-Qur’an dan as-Sunnah. Oleh sebab itu kita diperintahkan untuk kembali kepada keduanya apabila berselisih dalam suatu urusan agama dan kehidupan ini. Itulah jalan yang mengantarkan kepada kebaikan hakiki dan hasil yang lebih bagus dari berbagai sisi dan pertimbangan.

Allah berfirman (yang artinya), “Dan tidak pantas bagi seorang lelaki yang beriman atau perempuan yang beriman apabila Allah dan Rasul-Nya telah menetapkan suatu perkara kemudian masih ada bagi mereka alternatif/piihan lain dalam menyelesaikan urusan mereka. Barangsiapa yang durhaka kepada Allah dan rasul-Nya sungguh dia telah tersesat dengan kesesatan yang amat nyata.” (al-Ahzab : 36)

Ilmu, amal, dakwah dan sabar. Inilah empat misi hidup kaum beriman. Karena iman bukan sekedar pengakuan di lisan atau penampilan yang mengesankan. Sebagaimana dikatakan oleh Hasan al-Bashri rahimahullah, “Bukanlah iman itu dengan berangan-angan atau menghiasi penampilan semata. Akan tetapi iman adalah apa-apa yang bersemayam di dalam hati dan dbuktikan dengan amalan.”

Seorang mukmin tidak hanya peduli dengan nasib dirinya sendiri dengan terus menimba ilmu dan beramal salih. Akan tetapi ia juga memiliki kepedulian besar kepada umat manusia dengan memerintahkan yang ma’ruf dan melarang kemungkaran, dia tegakkan nasihat untuk kaum muslimin dengan cara-cara yang hikmah dan ilmiah, dia menasihati saudaranya untuk mengikuti kebenaran dan tegar menjalani berbagai bentuk cobaan dari Allah dengan penuh kesabaran…

Wallahu a’lam bish shawaab.

Penyusun : Redaksi www.al-mubarok.com

Redaksi

Redaksi al-mubarok.com dikelola oleh relawan dan pegiat dakwah Masjid Jami' al-Mubarok (MJM) YAPADI Yogyakarta

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *