AqidahBelajar Jarak Jauh

Dari Mana Memulai?

Bismillah.

Banyak orang yang ingin belajar Islam tetapi kebingungan dari mana mereka harus memulai. Ada yang senang dengan belajar perbedaan pendapat dan berusaha mencari pendapat mana yang lebih kuat. Ada juga yang senang membahas problem kontemporer dan pemikiran. Ada pula yang senang mengkaji tema pembersihan hati.

Saudaraku yang dirahmati Allah, perkara pertama yang wajib untuk dipelajari adalah hal-hal yang wajib dan menjadi prioritas dalam kehidupan kita. Bagaimana kita bisa beribadah kepada Allah dengan benar. Karena itulah yang menjadi tujuan diciptakannya jin dan manusia.

Allah berfirman (yang artinya), “Dan tidaklah Aku ciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka beribadah kepada-Ku.” (adz-Dzariyat : 56). Beribadah kepada Allah yaitu dengan melaksanakan apa yang Allah cintai dan Allah ridhai. Melaksanakan perintah Allah dan menjauhi larangan-Nya. Ibadah kepada Allah harus ikhlas dan mengikuti tuntunan.

Termasuk perkara yang wajib dipelajari adalah pokok-pokok keimanan; yaitu iman kepada Allah, para malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, para rasul-Nya, hari akhir, dan iman kepada takdir. Inilah yang biasa dikenal dengan rukun iman. Adapun perkara yang menjadi kewajiban kita setiap hari semacam sholat maka itu pun menjadi perkara yang wajib untuk kita utamakan dalam belajar. Kita juga mengenal rukun Islam; syahadat, sholat, zakat, puasa, dan haji.

Diantara perkara-perkara ini maka perkara aqidah atau keyakinan merupakan ilmu yang paling wajib untuk diperhatikan. Karena ia menjadi pondasi dalam agama. Termasuk di dalamnya memahami makna dan konsekuensi dari dua kalimat syahadat. Ini adalah perkara yang banyak dilalaikan oleh manusia.

Kebanyakan orang memahami bahwa kalimat tauhid bermakna tidak ada tuhan selain Allah; dalam artian tidak ada pencipta dan penguasa alam selain Allah. Padahal, sekedar meyakini hal itu belum bisa memasukkan ke dalam Islam. Makna yang benar adalah tidak ada yang berhak disembah selain Allah. Sehingga itu mengandung konsekuensi wajibnya menujukan segala bentuk ibadah kepada Allah dan meninggalkan sesembahan selain-Nya.

Allah berfirman (yang artinya), “Dan sungguh Kami telah mengutus kepada setiap umat seorang rasul yang menyerukan; Sembahlah Allah dan jauhilah thaghut.” (an-Nahl : 36)

Allah berfirman (yang artinya), “Dan sembahlah Allah, dan janganlah kalian mempersekutukan dengan-Nya sesuatu apapun.” (an-Nisaa’ : 36)

Allah berfirman (yang artinya), “Dan Rabbmu telah menetapkan bahwa janganlah kalian beribadah kecuali hanya kepada-Nya…” (al-Israa’ : 23)

Redaksi

Redaksi al-mubarok.com dikelola oleh relawan dan pegiat dakwah Masjid Jami' al-Mubarok (MJM) YAPADI Yogyakarta

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *