IbadahPuasa

Mengejar Keutamaan

Bismillah.

Diantara perkara yang wajib untuk kita pahami adalah kesempatan untuk beramal di dunia ini sangatlah terbatas. Ya, kita semua dibatasi oleh kematian. Kita pun tidak tahu kapan ajal tiba. Oleh sebab itu Allah menyebut hari akhirat dengan istilah besok; agar kita selalu bersiap-siap menyambut akhirat.

Ramadhan sudah semakin dekat. Dalam hitungan hari. Ya, kita semua tentu merindukannya. Akan tetapi sekali lagi maut adalah rahasia ilahi. Kita tidak mengetahui di bumi mana kita akan mati. Kita pun tidak bisa memastikan apa-apa yang berhasil kita lakukan esok hari.

Hidup di dunia ini hanya sebentar kalau dibandingkan dengan akkhirat. Karena akhirat abadi. Oleh sebab itu seorang muslim haruslah lebih mengutamakan akhirat. Allah mencela orang yang mengutamakan dunia di atas akhirat. Dari sana lah setiap kita seharusnya lebih memperhatikan apa yang telah kita siapkan untuk menyambut akhirat yang abadi.

Kita selalu memohon kepada Allah kebaikan di dunia dan kebaikan di akhirat, kita pun berdoa kepada Allah agar dijaga dari siksa neraka. Kita berdoa kepada Allah untuk diberi keteguhan hati di atas keimanan dan Islam. Kita berdoa kepada Allah diberi ilmu yang bermanfaat, rezeki yang baik dan amal yang salih. Karena ketiga hal inilah yang akan mengantarkan kita untuk menyambut hari akhirat.

Pada hari itu tiada berguna harta dan keturunan kecuali bagi orang yang menghadap Allah dengan hati yang selamat. Hati yang mengesakan Allah dan tidak mempersekutukan-Nya. Hati yang beriman kepada Allah dan tidak kufur kepada-Nya. Allah berfirman (yang artinya), “‘Dan tidaklah mereka diperintahkan melainkan supaya beribadah kepada Allah dengan memurnikan agama untuk-Nya dengan hanif/bertauhid, supaya mereka mendirikan sholat, dan menunaikan zakat. Dan itulah agama yang lurus.” (al-Bayyinah : 5)

Ramadhan mengajarkan kepada kita untuk menahan diri dari apa yang disukai oleh hawa nafsu demi mendapatkan kecintaan dan keridhaan Allah. Karena kita yakin bahwa tidaklah Allah memerintahkan berpuasa kecuali di dalamnya pasti terkandung kebaikan dan kemaslahatan yang besar bagi umat manusia. Allah berfirman (yang artinya), “Wahai orang-orang yang beriman, telah diwajibkan kepada kalian berpuasa sebagaimana telah diwajibkan puasa itu kepada orang-orang sebelum kalian, mudah-mudahan kalian bertakwa.” (al-Baqarah : 183)

Bagi orang yang beriman menahan haus dan lapar di siang hari pada bulan Ramadhan akan terasa ringan dan nikmat. Adapun bagi orang yang tidak beriman puasa tidak akan mendatangkan pahala dan tidak pula nikmat baginya. Karena yang bisa merasakan lezatnya iman hanyalah orang beriman. Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Pasti merasakan lezatnya iman orang yang ridha Allah sebagai Rabb, Islam sebagai agama dan Muhammad sebagai rasul.” (HR. Muslim)

Allah memerintahkan puasa ini kepada orang beriman dalam rangka mengingatkan kepada mereka nikmat iman yang telah Allah berikan kepada mereka dan juga untuk mengingatkan mereka bahwa iman itu memiliki konsekuensi yang harus mereka lakukan. Iman bukan sekedar pengakuan atau penampilan. Iman mencakup keyakinan di dalam hati dan amal perbuatan dengan anggota badan.

Ramadhan semakin dekat, sudahkah kita siap menyambutnya?

Redaksi

Redaksi al-mubarok.com dikelola oleh relawan dan pegiat dakwah Masjid Jami' al-Mubarok (MJM) YAPADI Yogyakarta

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *