Bismillah.
Salah satu nasihat yang beberapa kali kami dengar dari ceramah Ustaz Afifi Abdul Wadud hafizhahullah adalah mengenai pentingnya majelis-majelis ilmu.
Beliau mengungkapkan yang intinya adalah bahwa tidak mungkin bisa mengembalikan umat Islam menuju kejayaannya kecuali dengan ilmu. Dan hal itu tidak mungkin diraih kecuali dengan belajar. Sementara belajar itu mau tidak mau butuh untuk duduk di majelis-majelis ilmu.
Berikut ini diantara sebab keutamaan ilmu, terlebih lagi di masa semacam sekarang ini :
Pertama, ilmu merupakan jalan menuju surga. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Barangsiapa menempuh suatu jalan dalam rangka mencari ilmu (agama) maka Allah akan mudahkan baginya jalan menuju surga.” (HR. Muslim)
Kedua, ilmu merupakan tanda kebaikan seorang muslim. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Barangsiapa yang Allah kehendaki kebaikan padanya niscaya Allah akan pahamkan dia dalam hal agama.” (HR. Bukhari dan Muslim)
Ketiga, ilmu yang bersumber dari al-Qur’an adalah sebab kemuliaan umat manusia; apabila mereka mau mengamalkannya. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Sesungguhnya Allah akan mengangkat sebagian kaum dengan sebab Kitab ini dan akan merendahkan sebagian yang lain dengannya pula.” (HR. Muslim)
Keempat, ilmu merupakan landasan bagi amal dan ibadah. Sebab tidak mungkin bisa melakukan amal salih dan ibadah yang benar kecuali dengan dasar ilmu. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Barangsiapa mengerjakan suatu amalan yang tidak ada perintah/ajarannya dari kami maka itu pasti tertolak.” (HR. Muslim)
Kelima, ilmu merupakan salah satu kebutuhan pokok umat manusia. Yang demikian itu karena ilmu adalah sebab hidupnya hati dengan iman dan ketaatan. Tanpa ilmu maka manusia akan terus terbenam dalam kekufuran dan kemaksiatan. Oleh sebab itu Allah dan Rasul-Nya menyebut ilmu wahyu dengan banyak gambaran; sebagai cahaya, hujan, dan ruh.
Tanpa cahaya manusia hidup dalam kegelapan. Tanpa air hujan manusia akan hidup kesusahan begitu pula hewan dan tanam-tanaman. Dan tanpa ruh jasad akan menjadi mati. Begitu pula ilmu agama; tanpanya manusia hanya akan berubah seperti mayat-mayat berjalan. Tidak mengenali kebenaran. Hidupnya tidak ada bedanya dengan binatang. Hidup hanya untuk memuaskan nafsu dan membuang-buang waktu.
Imam Ahmad rahimahullah berkata, “Manusia lebih banyak membutuhkan ilmu daripada kebutuhan mereka kepada makanan dan minuman. Karena makanan dan minuman dibutuhkan dalam sehari sekali atau dua kali asupan. Adapun ilmu dibutuhkan sebanyak hembusan nafas.”
Setiap jengkal kehidupan yang kita lalui membutuhkan bimbingan dari Allah. Sedangkan kita tidak bisa berjalan di atas kebenaran kecuali dengan ilmu dari-Nya dan taufik dari-Nya. Maka kebutuhan kepada ilmu adalah kebutuhan kepada hidayah. Yang itu kita minta setiap hari di dalam sholat kita minimal 17 kali dalam 24 jam. Ketika berdoa kepada Allah (yang artinya), “Ya Allah, tunjukilah kami jalan yang lurus.” (al-Fatihah). Sementara jalan lurus itu merupakan perpaduan antara ilmu yang bermanfaat dan amal salih. Itu artinya setiap hari kita minta kepada Allah bimbingan ilmu dan amalan.
Orang yang tidak mengenal Allah maka dia tidak akan mengingat-Nya, tidak pula merasa takut kepada-Nya. Sesungguhnya ilmu mengenal Allah merupakan pokok dari segala ilmu dan sumber kebahagiaan hamba. Ilmu tentang Allah inilah yang kita kenal dengan istilah ilmu tauhid. Di dalam Islam kedudukan tauhid bagaikan pondasi dalam sebuah bangunan. Wallahu a’lam.
0 Komentar