Penyucian Jiwa

Nasihat Untuk Kita

Bismillah.

Alhamdulillah dengan taufik dari Allah kita bisa mengenal Islam dan berjalan mengikuti ajaran Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam. Tidaklah samar bagi kita bahwa nikmat iman dan ibadah kepada Allah merupakan sebesar-besar nikmat dan karunia bagi seorang hamba.

Sebuah nikmat yang tidak bisa dinilai dengan tumpukan harta, kekayaan dunia sebesar apapun itu; karena di akhirat nanti yang akan bermanfaat bagi seorang hamba adalah keimanan dan ketakwaan. Allah berfirman (yang artinya), “Pada hari itu (kiamat) tidaklah berguna harta dan anak-anak kecuali bagi orang yang menghadap Allah dengan hati yang selamat.” (asy-Syu’ara’ : 88-89)

Kenikmatan beribadah kepada Allah adalah perkara yang banyak dilupakan atau bahkan disepelekan oleh banyak orang. Mereka telah hanyut dengan gemerlap dunia, manisnya kesenangan sesaat dan godaan dunia yang sedemikian memikat. Padahal kesenangan dunia itu disebut oleh Allah sebagai suatu kesenangan yang sedikit, bahkan kehidupan dunia ini dinamakan sebagai mata’ul ghurur/kesenangan yang menipu.

Sudah sekian lama Allah berikan kepada kita nikmat agama Islam ini sudahkah kita mensyukurinya dengan baik? Apakah dalam hati kita masih tertanam rasa cinta kepada sholat, kepada dzikir, kepada al-Qur’an dan kepada Sunnah Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam? Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Pasti merasakan lezatnya iman; orang yang ridha Allah sebagai Rabb, Islam sebagai agama, dan Muhammad sebagai rasul.” (HR. Muslim)

Merupakan kebahagiaan bagi seorang hamba apabila Allah masih bukakan untuknya pintu untuk menimba ilmu agama. Karena Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Barangsiapa yang Allah kehendaki kebaikan niscaya Allah pahamkan dia dalam agama.” (HR. Bukhari dan Muslim)

Adalah kebahagiaan besar bagi seorang muslim apabila Allah perkenalkan dirinya kepada hakikat penghambaan kepada Allah yang menjadi tujuan segenap manusia dan jin diciptakan. Allah berfirman (yang artinya), “Dan tidaklah Aku ciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka beribadah kepada-Ku.” (adz-Dzariyat : 56)

Ibadah kepada Allah mencakup segala sendi kehidupan umat manusia. Tidaklah ada satu kebaikan kecuali telah ditunjukkan oleh Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam kepada umatnya, dan tidak ada satu pun keburukan dalam hal agama kecuali telah dijelaskan oleh beliau kepada kita. Oleh sebab itu sudah semestinya kita semakin bersemangat dalam menimba ilmu Islam dan mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari.

Allah berfirman (yang artinya), “Demi masa, sesungguhnya manusia benar-benar berada dalam kerugian kecuali orang-orang yang beriman, beramal salih, saling menasihati dalam kebenaran dan saling menasihati dalam menetapi kesabaran.” (al-‘Ashr : 1-3)

Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Ada dua buah nikmat yang banyak orang merugi/tertipu pada keduanya yaitu kesehatan dan waktu luang.” (HR. Bukhari)

Kematian adalah rahasia Allah, kita tidak tahu kapan malaikat maut akan datang mencabut nyawa kita. Tidak ada bekal terbaik yang bisa kita bawa untuk menghadap kepada Allah selain iman dan takwa serta tauhid kepada Allah ta’ala. Allah berfirman (yang artinya), “Maka barangsiapa yang mengharapkan perjumpaan dengan Rabbnya hendaklah dia melakukan amal salih dan tidak mempersekutukan dalam beribadah kepada Rabbnya dengan sesuatu apapun.” (al-Kahfi : 110)

Tsabit al-Bunani rahimahullah berkata, “Beruntunglah bagi orang yang banyak mengingat saat-saat datangnya kematian. Tidaklah ada seorang yang banyak mengingat kematian kecuali pasti akan tampak pengaruhnya di dalam amalnya.”

Hasan al-Bashri rahimahullah berkata, “Wahai anak Adam, sesungguhnya engkau adalah kumpulan perjalanan hari. Apabila telah berlalu satu hari maka telah hilang sebagian dari dirimu.”

Redaksi

Redaksi al-mubarok.com dikelola oleh relawan dan pegiat dakwah Masjid Jami' al-Mubarok (MJM) YAPADI Yogyakarta

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *