Bismillah.
Sahabat Jabir bin Abdillah radhiyallahu’anhu memberikan nasihat :
إذَا صُمْتَ فَلْيَصُمْ سَمْعُك وَبَصَرُك وَلِسَانُك عَنِ الْكَذِبِ وَالْمَآثِمِ، وَدَعْ أَذَى الْخَادِمِ، ولْيَكُنْ عَلَيْك وَقَارٌ وَسَكِينَةٌ يَوْمَ صِيَامِكَ، وَلاَ تَجْعَلْ يَوْمَ فِطْرِكَ وَيَوْمَ صِيَامِكَ سَوَاءً
“Apabila kamu berpuasa hendaklah berpuasa juga pendengaranmu, penglihatanmu, dan lisanmu dari berdusta atau berbuat dosa, dan tinggalkanlah perilaku menyakiti pembantu. Hendaklah kamu memiliki sifat berwibawa dan tenang selama menjalani hari puasamu. Janganlah kamu jadikan hari kamu tidak berpuasa dan hari berpuasa itu sama saja/tidak berbeda.”
Dinukil dari al-Mushonnaf karya Ibnu Abi Syaibah, sumber atsar wa ta’liq oleh Syaikh Abdurrazzaq al-Badr
Riwayat ini merupakan bimbingan bagi kita untuk menjaga ibadah puasa dari segala hal yang merusak dan mengurangi pahalanya. Hal ini sekaligus menunjukkan kedalaman ilmu generasi terdahulu terhadap syari’at dan hukum agama. Mereka tidak hanya melihat puasa sebagai ibadah fisik tetapi juga menyerap nilai ibadah hati yang terkandung di dalam ibadah puasa; yaitu menahan diri dari segala hal yang mengotori ibadah dan merusak ketakwaan.
Semoga Allah memberikan taufik kepada kita untuk menjaga ibadah puasa Ramadhan ini dari segala hal yang merusak dan menghancurkannya.
Referensi : Website Syaikh Abdurrazzaq al-Badr hafizhahullah