Belajar Jarak Jauh

Makna Tauhid Ibadah

Bismillah.

Tauhid merupakan perkara yang sangat penting untuk dipelajari oleh setiap muslim. Karena tauhid inilah poros ajaran Islam yang diserukan oleh setiap rasul.

Hakikat tauhid ini sebagaimana diterangkan para ulama adalah mengesakan Allah dalam hal ibadah; yaitu menujukan ibadah -dengan segala bentuknya- kepada Allah semata dan meninggalkan syirik. Inilah yang sering disebut dengan istilah tauhid uluhiyah atau tauhid ibadah.

Syaikh Abdul Muhsin al-’Abbad hafizhahullah berkata :

Tauhid uluhiyah adalah mengesakan-Nya subhanahu wa ta’ala dengan perbuatan-perbuatan hamba, seperti halnya doa, takut, harap, tawakal, isti’anah/minta pertolongan, istighotsah, menyembelih, dan lain sebagainya dari perbuatan hamba.

Maka wajib atas mereka untuk menujukan semua itu untuk Allah semata, tidak mempersekutukan bersama Allah siapa pun dalam beribadah kepada-Nya. Sebagaimana tiada pencipta selain Allah, tiada yang menghidupkan selain Allah, tiada yang mematikan selain Allah, maka sesungguhnya tiada sesembahan yang benar/berhak disembah selain Allah.

(lihat Min Kunuz Al-Qur’an Al-Karim, Kutub wa Rasa’il [1/149])

Syaikh Abdurrahman bin Nashir as-Sa’di rahimahullah berkata :

Tauhid uluhiyah itu adalah ilmu dan pengakuan bahwa Allah yang memiliki sifat uluhiyah/ketuhanan dan ubudiyah/berhak disembah oleh seluruh makhluk-Nya, mengesakan Allah semata dalam ibadah semuanya, dan memurnikan agama/amal untuk Allah saja.

Jenis tauhid yang terakhir ini melazimkan dan mengandung kedua jenis tauhid yang pertama -rububiyah dan asma’ wa shifat-. Karena sifat uluhiyah ini mencakup semua sifat kesempurnaan dan semua sifat rububiyah dan keagungan.

Maka sesungguhnya Allah lah yang berhak disembah dan diibadahi karena sifat-sifat keagungan dan kemuliaan yang ada pada-Nya, dan juga disebabkan berbagai keutamaan dan kenikmatan yang dilimpahkan oleh-Nya kepada segenap makhluk-Nya. Maka keesaan Allah dalam hal sifat-sifat kesempurnaan dan dalam perkara rububiyah-Nya melazimkan/memberikan konsekuensi bahwa tidak berhak disembah siapa pun selain diri-Nya.

(lihat al-Qaul as-Sadid Fi Maqashid at-Tauhid, hal. 19)

Baca Juga :

Redaksi

Redaksi al-mubarok.com dikelola oleh relawan dan pegiat dakwah Masjid Jami' al-Mubarok (MJM) YAPADI Yogyakarta

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *