Bismillah.
Diantara pelajaran berharga yang dipetik di bulan Ramadhan ini adalah bahwa seorang muslim hendaknya membangun segala aktifitasnya di alam dunia untuk mewujudkan hakikat dan tujuan penciptaan dirinya. Sebab kita semua diciptakan oleh Allah untuk sebuah tujuan yang sama; yaitu untuk mentauhidkan-Nya. Ramadhan memberikan kesempatan lebar bagi kita untuk mewujudkannya.
Dalam sebulan kita ditempa untuk menjadi pribadi yang sabar. Sabar menjalankan perintah Allah, menahan haus dan lapar sejak pagi hingga sore hari. Sabar menjauhi larangan Allah dan pembatal puasa. Sabar menghadapi kesulitan dan ketidaknyamanan selama berpuasa. Disiplin melaksanakan sahur dan buka. Disiplin menjadwalkan diri untuk bisa hadir sholat tarawih dan membaca al-Qur’an.
Apalagi jika seorang muslim itu menjadi bagian dari ketakmiran atau panitia kegiatan Ramadhan. Sungguh banyak ladang kebaikan yang dibukakan oleh Allah di hadapannya. Dengan membantu kegiatan buka puasa, membantu pelaksanaan pengajian dan TPA, membantu piket kebersihan, membantu jadwal imam dan adzan, membantu kegiatan i’tikaf dan penerimaan zakat. Pintu-pintu kebaikan dibuka selebar-lebarnya. Sehingga seorang mukmin akan tertuntut mengoptimalkan ptensi dan kemampuan yang Allah berikan dalam berbagai jalan kebaikan dan dakwah.
Ya, bisa jadi anda harus capek dan lelah. Anda harus mengurangi jatah waktu untuk istirahat dan bersantai-santai. Anda harus berpikir keras untuk bisa terselenggaranya kegiatan Ramadhan di masjid dengan lancar. Bahkan bisa jadi anda pun harus merogoh kantong anda sendiri untuk tombok alias membiayai sebagian dari proyek kebaikan itu. Jangan khawatir sebab Allah tidak akan menyia-nyiakan amal-amal kalian….
Saudaraku yang dirahmati Allah, lelah dan capek di atas ketaatan adalah bentuk mujahadah/perjuangan keimanan. Tidiakkah anda perhatikan bahwa orang-orang yang berbuat kerusakan pun merasakan lelah dan berpeluh keringat? Mereka curahkan harta, tenaga dan jiwanya untuk mengabdi kepada thaghut. Ini artinya bukan persoalan capek dan lelah yang harus kita pikirkan. Akan tetapi untuk apa capek dan lelah itu difungsikan.
Bahkan untuk membaca al-Qur’an dan mengkhatamkannya pun butuh perjuangan. Untuk bisa hadir sholat tarawih butuh perjuangan. Untuk bisa sahur butuh perjuangan. Begitu pula untuk bisa hadir sholat berjamaah di masjid juga memerlukan kesungguhan dan perjuangan. Inilah salah satu hikmah agung dari bulan Ramadhan yang patut untuk kita perhatikan. Agar perjuangan ini membuahkan pahala dan buah yang manis di hari esok. Bukan saja kegembiraan saat berbuka dan berhari raya, tetapi juga gembira saat berjumpa dengan Allah ta’ala.
Penyusun : Redaksi www.al-mubarok.com