Bismillah.

Imam Ibnul Qayyim rahimahullah di dalam kitabnya Madarijus Salikin memaparkan bahwa diantara tanda diterimanya amalan adalah seorang itu menganggap bahwa amalnya itu kecil dan remeh/tidak ada apa-apanya. Sampai-sampai orang yang benar-benar mengenal Allah itu senantiasa beristighfar setelah menunaikan berbagai bentuk amal ketaatan.

Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam menjadi kebiasaan beliau apabila telah selesai dari mengucapkan salam di akhir sholatnya beliau pun beristighfar sebanyak 3 kali. Allah bahkan memerintahkan hamba-hamba-Nya untuk beristighfar setelah selesai menunaikan ibadah haji.

Allah memuji hamba-hamba-Nya yang beristighfar setelah menegakkan sholat malam. Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam pun memerintahkan untuk istighfar dan taubat setelah bersuci. Barangsiapa yang menyaksikan kewajiban dirinya terhadap Rabbnya -yang begitu agung- dan melihat pada kadar amalnya -yang begitu kecil- serta menyadari segala aib yang melekat pada dirinya; maka dia tidak akan menemukan solusi selain dengan istighfar kepada Rabbnya dan menganggap bahwa amalnya itu sangat sedikit dan remeh/tidak ada apa-apanya dibandingkan dengan hak dan nikmat Allah atasnya…

Demikian kandungan makna keterangan Ibnul Qayyim sebagaimana yang dikutip oleh Syaikh Abdurrazzaq al-Badr hafizhahullah di halaman resmi website beliau dalam rubrik Fawa’id Mukhtasharah/faidah-faidah singkat. Link website : https://al-badr.net/muqolat/7750

Semoga bermanfaat bagi kita semuanya…


Redaksi

Redaksi al-mubarok.com dikelola oleh relawan dan pegiat dakwah Masjid Jami' al-Mubarok (MJM) YAPADI Yogyakarta

0 Komentar

Tinggalkan Balasan

Avatar placeholder

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *