Apa Yang Dimaksud Ibadah?

Bismillah.

Para ulama menjelaskan bahwa ibadah merupakan perpaduan antara puncak perendahan diri dengan puncak kecintaan. Ibadah kepada Allah dilandasi dengan kecintaan dan pengagungan kepada-Nya. Ibadah itu tegak di atas tiga amalan hati; cinta, takut, dan harapan. Ibadah mencakup menjalankan perintah dan menjauhi larangan. Segala sesuatu yang dicintai dan diridhai oleh Allah baik berupa ucapan maupun perbuatan; yang lahir dan yang batin, itu semua merupakan bagian dari ibadah. Maka sholat adalah ibadah, dzikir, puasa, sedekah, berbakti kepada orang tua, dsb. Semua bentuk ibadah ini harus dimurnikan kepada Allah, tidak boleh ditujukan kepada selain-Nya.

Allah berfirman (yang artinya), “Dan Rabbmu telah menetapkan bahwa janganlah kalian beribadah kecuali hanya kepada-Nya, dan berbaktilah kepada kedua orang tua.” (al-Israa’ : 23)

Allah juga berfirman (yang artinya), “Dan sembahlah Allah, dan janganlah kalian mempersekutukan dengan-Nya sesuatu apapun.” (an-Nisaa’ : 36)

Allah berfirman (yang artinya), “Dan sesungguhnya masjid-masjid itu adalah milik Allah, maka janganlah kalian menyeru/berdoa bersama dengan Allah siapa pun juga.” (al-Jin : 19)

Allah berfirman (yang artinya), “Dan tidaklah mereka diperintahkan kecuali supaya beribadah kepada Allah dengan memurnikan agama untuk-Nya dengan hanif, dan supaya mereka mendirikan sholat dan menunaikan zakat. Dan itulah agama yang lurus.” (al-Bayyinah : 5)

Ibadah merupakan hak Allah atas setiap hamba. Allah berfirman (yang artinya), “Wahai manusia, sembahlah Rabb kalian; Yang menciptakan kalian dan orang-orang sebelum kalian, mudah-mudahan kalian bertakwa.” (al-Baqarah : 21). Di dalam haditsnya, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Hak Allah atas para hamba adalah hendaknya mereka beribadah kepada-Nya dan tidak mempersekutukan dengan-Nya sesuatu apapun.” (HR. Bukhari dan Muslim)

Ibadah kepada Allah mengandung kecintaan tertinggi kepada Allah. Allah berfirman (yang artinya), ”Dan sebagian manusia ada yang menjadikan selain Allah sebagai sekutu/tandingan. Mereka mencintainya sebagaimana kecintaan kepada Allah. Adapun orang-orang beriman lebih dalam cintanya kepada Allah.” (al-Baqarah : 165)

Ibadah kepada Allah juga harus disertai harapan dan rasa takut kepada Allah. Keduanya ibarat sayap seekor burung. Burung tidak akan bisa terbang tanpa kedua belah sayapnya. Maka demikian pula ibadah tidak akan terangkat menuju Allah tanpa takut dan harapan. Rasa takut akan menghalangi manusia dari melakukan kemaksiatan. Dan rasa harap akan mendorong dirinya melakukan amal kebaikan. Hilangnya rasa takut akan menyeret kepada segala bentuk kedurhakaan. Dan hilangnya harapan akan menjerumuskan manusia dalam keputusasaan.

Dikisahkan bahwa suatu ketika Umar bin Khattab radhiyallahu’anhu mengatakan, “Seandainya ada yang menyeru dari langit; masuklah kalian semua ke surga kecuali satu, aku khawatir satu orang itu adalah aku. Dan seandainya ada seruan dari langit; masuklah kalian semua ke neraka kecuali satu orang, maka akhu berharap satu orang itu adalah aku.”

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *