AqidahFatwa UlamaTafsir

Allah Pemberi Cahaya Langit dan Bumi

cahaya

oleh : Syaikh Shalih bin Fauzan al-Fauzan hafizhahullah

Suatu ketika, Syaikh ditanya :

هل صحيح تفسير معنى قوله تعالى: (اللَّهُ نُورُ السَّمَوَاتِ وَالأَرْضِ) أي: منور السموات والأرض؟

Apakah benar penafsiran firman Allah ta’ala (yang artinya), “Allah adalah cahaya langit dan bumi.” Dengan makna ‘Allah adalah pemberi cahaya/yang menyinari langit dan bumi’?

Beliau menjawab :

نعم، النور على قسمين

القسم الأول : نور هو من صفات الله عز وجل، وهذا غير مخلوق، صفة من صفات الله.

القسم الثاني : ونور مخلوق، مثل نور الشمس والقمر والكواكب وأنوار الكهرباء، هذا كله مخلوق، الله هو الذي خلقه، وهو الذي نور السموات والأرض بهذه المخلوقات.

لكن النور الذي من صفات الله كما في قوله تعالى: (وَأَشْرَقَتْ الأَرْضُ بِنُورِ) إذا نفخ في الصور وحشر الناس، ثم جاء الله لفصل القضاء بين عباده تشرق الأرض من نوره سبحانه وتعالى.

Benar, ‘cahaya’ mengandung dua pemaknaan :

Pertama, cahaya yang merupakan bagian dari sifat-sifat Allah ‘azza wa jalla. Maka cahaya ini bukanlah makhluk, ia merupakan salah satu sifat yang dimiliki Allah.

Kedua, cahaya yang merupakan makhluk ciptaan Allah. Seperti halnya cahaya matahari, bulan, dan listrik. Ini semua adalah cahaya ciptaan Allah. Allah yang menciptakannya. Dia lah yang menyinari langit dan bumi dengan cahaya ciptaan-Nya ini.

Meskipun demikian, di sana ada pula cahaya yang merupakan salah satu sifat Allah sebagaimana yang disebutkan dalam firman Allah ta’ala (yang artinya), “Dan teranglah bumi ketika itu dengan cahaya Rabb-nya.” Yaitu ketika ditiupkan sangkakala dan dikumpulkan manusia di padang mahsyar, kemudian Allah datang untuk memberikan keputusan perkara diantara hamba-hamba-Nya; ketika itulah bumi tersinari pancaran cahaya Allah subhanahu wa ta’ala.

Sumber : http://alfawzan.af.org.sa/node/14787

Redaksi

Redaksi al-mubarok.com dikelola oleh relawan dan pegiat dakwah Masjid Jami' al-Mubarok (MJM) YAPADI Yogyakarta

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *