Dengan nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang
Imam al-Bukhari rahimahullah meriwayatkan :
عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عَمْرِو بْنِ الْعَاصِ ، قَالَ : سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ، يَقُولُ : ” إِنَّ اللَّهَ لَا يَقْبِضُ الْعِلْمَ انْتِزَاعًا يَنْتَزِعُهُ مِنَ الْعِبَادِ ، وَلَكِنْ يَقْبِضُ الْعِلْمَ بِقَبْضِ الْعُلَمَاءِ ، حَتَّى إِذَا لَمْ يُبْقِ عَالِمًا اتَّخَذَ النَّاسُ رُءُوسًا جُهَّالًا ، فَسُئِلُوا فَأَفْتَوْا بِغَيْرِ عِلْمٍ فَضَلُّوا وَأَضَلُّوا “
Dari Abdullah bin ‘Amr bin al-‘Ash radhiyallahu’anhuma, dia berkata : Aku pernah mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Sesungguhnya Allah tidaklah mencabut ilmu secara langsung dari hamba-hamba-Nya. Akan tetapi Allah mencabut ilmu dengan cara mewafatkan para ulama. Sampai apabila Allah tidak menyisakan lagi seorang ulama maka orang-orang pun mengangkat pemimpin-pemimpin yang bodoh; mereka pun ditanya dan berfatwa tanpa ilmu. Mereka itu sesat dan menyesatkan.” (HR. Bukhari dalam Kitab al-‘Ilmi)
(lebih…)