AqidahIbadahNasehat

Kebutuhan Kita terhadap Hidayah

Kaum muslimin yang dirahmati Allah, setiap muslim berdoa di dalam sholatnya meminta hidayah kepada Allah untuk bisa berjalan di atas shirothol mustaqim atau jalan yang lurus. Jalan yang lurus itu adalah jalan orang-orang yang diberi nikmat iman dan ketaatan. Jalannya para nabi, shiddiqin, syuhada’, dan orang-orang salih. Jalan yang lurus ini adalah jalan Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam dan para sahabatnya.

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Semua umatku pasti akan masuk surga kecuali yang enggan.” Para sahabat pun bertanya, “Siapakah orang yang enggan itu wahai Rasulullah?” beliau pun menjawab, “Barangsiapa menaatiku maka dia masuk surga, dan barangsiapa yang durhaka kepadaku maka sungguh dia telah enggan.” (HR. Bukhari)

Orang yang meniti jalan yang lurus adalah orang yang bertauhid, mereka itulah yang akan mendapatkan keamanan dan hidayah dari Allah. Allah berfirman (yang artinya), “Orang-orang yang beriman dan tidak mencampuri imannya dengan kezaliman (syirik), mereka itulah orang-orang yang diberi keamanan, dan mereka itulah orang-orang yang diberi petunjuk.” (al-An’aam : 82)

Oleh sebab itu orang musyrik -apabila dia mati dalam keadaan kafir dan tidak bertaubat darinya- tidak bisa masuk ke dalam surga, dari jalan mana pun mereka ingin memasukinya. Allah berfirman (yang artinya), “Sesungguhnya barangsiapa yang mempersekutukan Allah benar-benar Allah haramkan atasnya surga dan tempat tinggalnya adalah neraka, dan tidak ada bagi orang-orang zalim itu seorang pun penolong.” (al-Maa-idah : 72)

Dari sinilah kita mengetahui betapa besar kebutuhan kita kepada hidayah itu. Sebab tanpa hidayah dari Allah maka kita tidak akan bisa sholat, tidak berpuasa, tidak bersedekah, dan tidak mau menunaikan ibadah dengan ikhlas kepada-Nya. Dan yang lebih mengerikan adalah bahwa mereka yang menolak hidayah itu terombang-ambing dalam kesesatan dan di akhirat -apabila mereka mati di atas kekafiran- maka mereka kekal di dalam neraka untuk selama-lamanya.

Allah berfirman (yang artinya), “Barangsiapa yang menentang rasul setelah jelas baginya petunjuk, dan dia mengikuti selain jalan orang-orang yang beriman, niscaya Kami akan biarkan dia terombang-ambing dalam kesesatan yang dia pilih, dan Kami akan masukkan dia ke dalam Jahannam, dan sungguh Jahannam itu adalah seburuk-buruk tempat kembali.” (an-Nisaa’ : 115)

Ya Allah, perbaikilah semua urusan kami, dan janganlah Kau sandarkan kami kepada diri kami walaupun hanya sekejap mata….

Redaksi

Redaksi al-mubarok.com dikelola oleh relawan dan pegiat dakwah Masjid Jami' al-Mubarok (MJM) YAPADI Yogyakarta

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *