AkhlaqPenyucian Jiwa

Ciri Orang Bahagia

Bismillah.

Syaikh Shalih al-Fauzan hafizhahullah menjelaskan bahwa ada 3 tanda orang yang bahagia :

من إذا ابتلي صبر، وإذا أنعم عليه شكر، وإذا أذنب استغفر

“Orang yang apabila diberi cobaan bersabar, apabila diberi nikmat bersyukur, dan apabila berbuat dosa dia pun beristighfar/memohon ampunan kepada Allah.” (sumber : https://www.alfawzan.af.org.sa/ar/node/14350)

Hal ini menunjukkan kepada kita bahwa akar kebahagiaan itu ada di dalam hati seorang mukmin. Orang yang beriman hatinya berada diantara 3 keadaan; cinta, takut, dan harap. Karena dia cinta kepada Allah maka dia pun melaksanakan ketaatan kepada-Nya. Karena dia takut kepada murka-Nya maka dia pun menjauhi maksiat kepada-Nya. Dan karena dia berharap akan rahmat-Nya maka dia pun beramal salih dan bertaubat dari dosa.

Syaikh Shalih al-Fauzan berkata :

السعادة إنما تكون بالعمل الصالح فقط بتقوى الله عز وجل

“Kebahagiaan itu hanya akan diraih dengan melakukan amal salih; yaitu dengan bertakwa kepada Allah.” (sumber : https://www.alfawzan.af.org.sa/ar/node/14350)

Allah berfirman di dalam al-Qur’an :

مَنْ عَمِلَ صَالِحًا مِنْ ذَكَرٍ أَوْ أُنْثَى وَهُوَ مُؤْمِنٌ فَلَنُحْيِيَنَّهُ حَيَاةً طَيِّبَةً

“Barangsiapa yang melakukan amal salih; baik dari kalangan lelaki maupun perempuan -dalam keadaan dia beriman- maka benar-benar Kami akan berikan kepadanya kehidupan yang baik.” (an-Nahl : 97)

Allah juga berfirman :

فَمَنِ اتَّبَعَ هُدَايَ فَلَا يَضِلُّ وَلَا يَشْقَى

“Maka barangsiapa yang mengikuti petunjuk-Ku niscaya dia tidak akan tersesat dan tidak pula celaka.” (Thaha : 123)

Allah berfirman :

الَّذِينَ آمَنُوا وَلَمْ يَلْبِسُوا إِيمَانَهُمْ بِظُلْمٍ أُولَئِكَ لَهُمُ الْأَمْنُ وَهُمْ مُهْتَدُونَ

“Orang-orang yang beriman dan tidak mencampuri imannya dengan kezaliman (syirik), mereka itulah orang-orang yang diberikan keamanan, dan mereka itulah yang diberikan petunjuk.” (al-An’am : 82)

Iman dan amal salih merupakan pondasi kebahagiaan insan. Tanpa keduanya manusia akan hidup dalam kerugian dan kesengsaraan. Sebab hakikat kerugian dan kesengsaraan adalah jauhnya hati dari penghambaan kepada Allah dan ketaatan kepada-Nya.

Syaikh Abdurrazzaq al-Badr hafizhahullah berkata :

السعادة بيد الله ولا ينالها العبد إلا بطاعة الله تبارك وتعالى

“Kebahagiaan itu berada di tangan Allah, dan tidak akan bisa dicapai oleh hamba kecuali dengan tunduk taat kepada Allah.” (sumber : https://al-badr.net/muqolat/2487)

Dengan demikian segala bentuk perbuatan maksiat adalah jalan menuju kesengsaraan. Seorang mukmin akan lebih mendahulukan aturan dan petunjuk Rabbnya dari keinginan dan selera hawa nafsunya.

Sebagian ulama terdahulu mengatakan bahwa orang beriman memadukan dalam dirinya antara beramal kebaikan dengan perasaan takut kepada Allah, sementara orang kafir atau ahli maksiat memadukan dalam dirinya antara berbuat kejelekan/dosa dengan perasaan aman dari makar Allah…

Semoga Allah berikan taufik kepada kita untuk meraih kebahagiaan hakiki…

Penyusun : Redaksi www.al-mubarok.com

Redaksi

Redaksi al-mubarok.com dikelola oleh relawan dan pegiat dakwah Masjid Jami' al-Mubarok (MJM) YAPADI Yogyakarta

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *