Bismillah.
Diantara pelajaran dan nasihat penting yang disampaikan oleh para ulama adalah wajibnya kita untuk menyadari kekurangan dan aib-aib diri kita dalam menghamba dan menunaikan kewajiban agama.
Hal ini disebut dengan istillah muthola’atu ‘aibin nafsi wal ‘amal; artinya menelaah aib pada diri dan amal perbuatan. Kita diajari untuk meyakini dan mengamalkannya. Sebagaimana diisyaratkan dalam doa sayyidul istighfar yang di dalamnya terdapat kalimat wa abuu’u bi dzanbii faghfirlii; artinya ‘dan aku mengakui atas segala dosaku, maka ampunilah diriku…’
Panutan dan teladan kita sang nabi akhir zaman pun menjadi sosok yang luar biasa dalam menunjukkan perendahan diri dan ketundukan di hadapan Allah. Beliau beristighfar dan bertaubat kepada Allah setiap hari, bukan cuma sekali atau dua kali, bahkan sampai tujuh puluh kali dalam sehari, bahkan sampai hitungan 100 x. Subhanallah… Semoga Allah curahkan salawat dan salam kepada beliau…
Begitu pula di akhir-akhir masa hidup beliau ketika cahaya kejayaan Islam telah berpendar dan kaum muslimin menyambut bergabungnya manusia ke dalam Islam secara berbondong-bondong maka Allah tetap mengingatkan Nabi-Nya shallallahu ‘alaihi wa sallam untuk selalu menyucikan Allah dan beristighfar. Sebagaimana yang disebutkan dalam surat an-Nashr :
إِذَا جَاءَ نَصْرُ اللَّهِ وَالْفَتْحُ
وَرَأَيْتَ النَّاسَ يَدْخُلُونَ فِي دِينِ اللَّهِ أَفْوَاجًا
فَسَبِّحْ بِحَمْدِ رَبِّكَ وَاسْتَغْفِرْهُ ۚ إِنَّهُ كَانَ تَوَّابًا
“Apabila telah datang pertolongan Allah dan kemenangan, dan kamu melihat manusia masuk ke dalam agama Allah secara berbondong-bondong, maka sucikanlah dengan memuji Rabbmu dan mohon ampunlah kepada-Nya, sesungguhnya Dia Mahapenerima taubat.” (an-Nashr : 1-3)
Tidak berhenti di sana, bahkan Nabi yang mulia shallallahu ‘alaihi wa sallam pun mengajarkan kepada kita untuk beristighfar setiap kali selesai sholat lima waktu. Dengan kita membaca astaghirullah, astaghfirullah, astaghfirullah..
Bukan itu saja, bahkan setiap kali selesai kita menunaikan hajat dan keluar dari kamar mandi maka kita juga diajari untuk berdoa memohon ampunan Allah dengan membaca doa ‘ghufroonaka’ yang artinya “Kami mohon ampunan-Mu Ya Allah…” Dan sebagaimana dijelaskan oleh para ulama bahwa diantara hikmah ajaran memohon ampun setelah keluar dari kamar kecil adalah agar kita selalu mengingat bahwa ada beban dosa dan kotoran maksiat yang harus kita bersihkan dalam hidup ini, sebagaimana kita telah membersihkan tubuh ini dari kotoran secara fisik…
Saudaraku yang dirahmati Allah, ingatlah bahwa amal yang kita lakukan selama ini semata-mata taufik dan terjadi dengan bantuan Allah kepada kita. Kita wajib bersyukur kepada Allah atas nikmat taufik dan hidayah ini. Kita pun wajib mengakui dosa dan kesalahan yang telah kita lakukan. Janganlah kita merasa diri bersih dari kekurangan dan aib. Orang yang lupa akan hakikat perendahan diri dan kekurangannya niscaya akan jatuh dalam sikap ujub dan menyombongkan diri…
Semoga Allah berikan taufik kepada kita untuk menjadi hamba yang selalu beristighfar dengan hati dan lisan kita, bertaubat dari dosa dan kesalahan, mengejar surga dan rahmat Allah yang begitu luas.
Penyusun : Redaksi www.al-mubarok.com
0 Komentar