Bismillah.
Alhamdulillah kita sudah tiba di bulan Jumadal Ula 1446 H dan kurang lebih 4 bulan lagi insya Allah bertemu dengan Ramadhan 1446 H. Para salaf terdahulu berdoa 6 bulan sebelum Ramadhan untuk bisa dipertemukan dengannya karena kerinduan mereka beribadah dan meningkatkan amal salih padanya.
Saudaraku yang dirahmati Allah, puasa Ramadhan termasuk salah satu rukun Islam. Bulan Ramadhan merupakan bulan yang penuh kebaikan; siangnya kaum muslimin berpuasa dan malamnya melakukan sholat malam/tarawih dan membaca al-Qur’an. Belum lagi maraknya sedekah dan berbagai bentuk amal kebaikan.
Ada banyak hal yang perlu disiapkan terutama oleh para pengurus masjid dan penggerak dakwah sebelum bulan puasa itu tiba. Diantaranya yang paling pokok adalah kesiapan ilmu sebelum memasukinya. Ilmu sebelum ucapan dan perbuatan, sebagaimana telah ditegaskan oleh Imam Bukhari rahimahullah dalam Shahih-nya dan dikutip oleh Syaikh Muhammad at-Tamimi rahimahullah dalam risalah Tsalatsatul Ushul-nya.
Terkait dengan persiapan ilmu ini para pengurus masjid pun perlu terus belajar dan menambah pemahaman dalam agama. Diantaranya adalah seputar adab-adab di masjid dan hukum yang berkaitan dengan sholat jama’ah dan adab-adab puasa. Hal ini tidak lain demi terwujudnya ibadah yang lebih baik dan berkualitas.
Termasuk bekal ilmu yang kiranya perlu diperkuat adalah pemahaman tentang iman dan kesabaran. Sebab puasa yang diterima adalah yang dilandasi dengan iman. Karena itu butuh pelajaran dan penguatan ilmu seputar hakikat iman dan dasar-dasarnya bagi kaum muslimin di mana pun berada. Begitu pula sabar merupakan bagian penting dalam iman yang sangat mewarnai dalam ibadah puasa yang kita jalankan.
Sebagaimana telah diterangkan oleh para ulama bahwa iman itu mencakup ucapan, keyakinan, dan perbuatan; yang lahir dan yang batin. Ia bertambah dengan ketaatan dan melemah atau berkurang karena maksiat. Dari sini kita bisa mengambil faidah bahwa diantara persiapan yang pokok dan urgen sebelum memasuki Ramadhan adalah penguatan iman dan pemurnian aqidah dari segala bentuk kotoran dan perusaknya.
Termasuk materi yang utama juga adalah mengenal seputar hakikat dan cakupan kesabaran. Selama ini banyak orang mengira bahwa sabar itu hanya ketika berhadapan dengan musibah saja. Padahal di sana ada bentuk sabar yang lain yang lebih agung yaitu sabar dalam melakukan ketaatan serta sabar dalam menjauhi maksiat. Karena pentingnya sabar inilah Allah menggandengkan sabar dengan sholat, sebagaimana Allah juga menggandengkan sabar dengan kebenaran; saling menasihati dalam kebenaran dan saling menasihati untuk menetapi kesabaran.
Tidak kalah pentingnya bagi para pengurus masjid untuk lebih bersemangat belajar tauhid dan aqidah Islam sebab ini merupakan pondasi bagi seluruh amal salih. Bagaimana kita bisa mengharapkan masjid kaum muslimin menjadi pusat-pusat perkembangan dakwah Islam apabila para takmir dan pengurusnya tidak paham tauhid dan aqidah?!
Demikian sedikit catatan yang dapat kami sajikan dengan kemudahan dari Allah semata. Semoga Allah beri taufik kepada kami dan segenap pembaca untuk mengikuti kebenaran dengan penuh keikhlasan.
Penyusun : Redaksi www.al-mubarok.com