AqidahSyirikTafsirTauhid

Sembahlah Rabb Kalian!

6334145030_a62b51db88_z

Allah ta’ala berfirman (yang artinya), “Wahai manusia, sembahlah Rabb kalian; yaitu yang telah menciptakan kalian dan orang-orang sebelum kalian, mudah-mudahan kalian bertakwa. Dzat yang telah menjadikan bagi kalian bumi sebagai hamparan dan langit sebagai atap serta yang menurunkan dari langit air [hujan] maka Allah keluarkan dengan sebab air itu berbagai buah-buahan sebagai rizki untuk kalian. Oleh sebab itu janganlah kalian menjadikan bagi Allah tandingan-tandingan, sementara kalian mengetahui.” (QS. Al-Baqarah: 21-22)

Syaikh Abdul Muhsin al-‘Abbad hafizhahullah menerangkan, bahwa kedua ayat ini mengandung perintah pertama yang Allah perintahkan di dalam mus-haf al-Qur’an; yaitu perintah untuk beribadah kepada Allah -yang ini merupakan perintah paling agung- dan di dalam ayat itu juga terdapat larangan pertama yang Allah sebutkan di dalam mus-haf; yaitu larangan berbuat syirik kepada Allah dan menjadikan tandingan bagi-Nya -yang ini merupakan larangan terbesar-. Di dalam kedua ayat ini juga terkandung pengharusan kepada manusia untuk bertauhid uluhiyah; yaitu beribadah kepada Allah dan meninggalkan segala sesembahan selain-Nya (lihat dalam Min Kunuz al-Qur’an al-Karim, di dalam Kutub wa Rasa’il Abdil Muhsin, 1/163)

Dalam kalimat ‘sembahlah Rabb kalian’ dan ‘janganlah kalian menjadikan bagi Allah tandingan-tandingan’ terkandung makna yang sama dengan kalimat tauhid laa ilaha illallah. Kalimat laa ilaha berisi penolakan ibadah kepada selain Allah, sedangkan kalimat illallah berisi penetapan bahwa Allah semata yang wajib disembah.

Di dalam kedua ayat di atas juga terkandung penetapan tauhid rububiyah; yaitu keyakinan bahwa Allah adalah pencipta manusia, yang menciptakan langit dan bumi serta menurunkan air hujan lalu menumbuhkan tanam-tanaman dan buah-buahan sebagai rizki untuk mereka. Di dalamnya terkandung pelajaran yaitu wajibnya mengesakan Allah dalam ibadah sebagaimana mereka telah mengakui Allah maha esa dalam hal mencipta dan mengatur alam semesta.

Inilah yang biasa dikenal dengan istilah ‘tauhid rububiyah menjadi dalil atas tauhid uluhiyah’. Sebagaimana tidak ada pencipta selain Allah, maka demikian pula tidak ada yang boleh diibadahi dan disembah kecuali Allah semata. Metode semacam ini sering dijumpai di dalam al-Qur’an.

 

[www.al-mubarok.com]

‘Meniti Jejak Generasi Terbaik’

Fanpage : Kajian Islam al-Mubarok

Facebook : Kajian al-Mubarok

Twitter : kajianmubarok

Redaksi

Redaksi al-mubarok.com dikelola oleh relawan dan pegiat dakwah Masjid Jami' al-Mubarok (MJM) YAPADI Yogyakarta

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *