Bismillah.
Istilah gotong-royong atau kerja-bakti sering kita dengar. Satu sama lain bekerjasama untuk mendukung sebuah proyek kebaikan di masyarakat. Di dalam Islam kita pun mengenal istilah ta’awun/kerjasama dalam kebaikan dan takwa. Ini merupakan salah satu prinsip agung dalam kehidupan kaum muslimin.
Untuk bisa saling membantu dan berkontribusi dalam dakwah seorang muslim harus memiliki perasaan satu tubuh atau satu bangunan. Oleh sebab itu Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam menggambarkan keadaan kaum mukmin satu sama lain ibarat sebuah bangunan yang antara satu bagian dengan bagian lainnya saling memperkuat. Di dalam hadits lain, beliau juga menggambarkan kaum muslim laksana satu tubuh.
Apabila kita lihat dalam pokok-pokok agama Islam maka persatuan selalu lekat dengan kerjasama dalam kebaikan. Oleh sebab itu Allah perintahkan kita untuk berpegang-teguh dengan tali Allah secara bersama-sama dan melarang kita dari berpecah-belah. Perpecahan merupakan salah satu karakter kaum musyrik; yang mereka menceri-beraikan agama mereka menjadi bergolong-golongan dan setiap hizb/golongan berbangga dengan apa yang ada pada mereka.
Saling membantu dalam dakwah merupakan perkara penting yang akan mewujudkan persatuan dan kesatuan kaum muslimin di atas aqidah dan manhaj yang lurus. Kerjasama kaum Muhajirin dan Anshar dalam membela dakwah tauhid dan mempertahankan Islam adalah sebaik-baik teladan yang Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam berikan. Allah persatukan kaum-kaum yang sebelumnya bermusuhan dalam ikatan aqidah dan ukhuwah imaniyah.
Mereka saling menyayangi diantara mereka. Mereka perintahkan yang ma’ruf dan melarang segala bentuk kemungkaran. Inilah sifat kaum mukmin pembela tauhid. Mereka mengharapkan keuntungan besar dari sebuah perniagaan dengan Rabb penguasa alam semesta; sebuah perniagaan yang tidak akan merugi. Karena Allah telah membeli dari kaum mukmin dengan harta dan jiwa mereka bahwa Allah janjikan mereka dengan kenikmatan surga; kenikmatan abadi yang belum pernah terlihat oleh mata, belum pernah terdengar oleh telinga, dan belum pernah terbersit dalam hati umat manusia di atas muka bumi ini.
Geliat dakwah di tanah air adalah sebuah karunia Allah yang sangat besar dan wajib untuk kita syukuri. Salah satunya adalah kemudahan yang Allah berikan kepada para pegiat dakwah dan pejuang iman dari Yogyakarta yang terkumpul dalam lembaga Yayasan Pendidikan Islam Al-Atsari atau dikenal dengan YPIA. Lembaga ini yang dulu dirintis dan dibangun oleh para asatidz dan da’i Ahlus Sunnah di wilayah Yogyakarta dan aera kampus UGM secara khusus telah menjadi sarana berkembangnya pengkajian ilmu-ilmu Islam di kalangan mahasiswa dan masyarakat luas.
Diantaranya adalah program Ma’had al-‘Ilmi yang telah membidani lahirnya para penggerak dakwah Sunnah yang kini menyemarakkan dunia Islam di Nusantara semacam Ust. Muhammad Abduh Tuasikal hafizhahullah yang telah mengembangkan dakwah pelosok di Gunungkidul dengan Ponpes Darush Sholihin dan web Rumaysho-nya. Begitu pula kiprah Ust. Dokter Raehanul Bahraen hafizhahullah yang terus berjuang menyebarkan faidah melalui medsos dengan program Indonesia Bertauhid dan Muslim Afiyah-nya. Ada juga Ust. Rezki hafizhahullah yang menekuni dakwah mahasiswa di kampus dan majelis ilmu di masjid masyarakat dengan program Tafaqquh-nya…
Kita juga telah menyaksikan terobosan dakwah untuk anak-anak dan remaja yang dirintis oleh Ust. Erlan hafizhahullah bersama tim ‘Kak Erlan Bercerita’ dan Yayasan AMCA yang beliau bina. Begitu pula jerih-payah Ust. Yulian hafizhahullah dengan artikel-artikel dan kajian kitabnya secara online maupun offline. Dan masih banyak seri perjuangan dakwah lainnya -yang mungkin tidak terekspos oleh media- yang terus digarap oleh rekan-rekan alumni Ma’had al-‘Ilmi; yang ini semua merupakan taufik dari Allah kemudian buah dari semangat dan kesabaran para guru dan pembina dakwah Sunnah di Yogyakarta… Alhamdulillahi awwalan wa aakhiran…
Kita juga masih bisa mengingat bagaimana perjuangan para relawan bersama Tim Peduli Muslim yang selama ini terjun dalam kegiatan kemanusiaan dan tanggap bencana di dalam dan luar negeri. Sebuah lembaga kemanusiaan yang digerakkan oleh para asatidz, mahasiswa dan relawan tanpa kenal lelah.
Ustadz Abu Sa’ad rahimahullah -salah satu perintis Peduli Muslim dan Pembina YPIA di masanya- selalu mengingatkan kepada para penimba ilmu, “Dakwah tidak butuh kita, tetapi kita lah yang membutuhkan dakwah..” Hal ini menjadi pengingat bahwa tidak boleh kita merasa berjasa dalam dakwah ini, karena hal itu termasuk bentuk ujub/berbangga diri yang dilarang dan akan merusak perjalanan dakwah yang tulus ini.
Demikian sedikit catatan atau kenangan yang ingin kami tuangkan dalam tulisan singkat ini. Tentu tidak bisa menggambarkan secara lengkap lika-liku dan suka-duka perjuangan para pengemban dakwah Sunnah yang telah bertahun-tahun dan menyebar ke berbagai penjuru dan lini kehidupan. Hanya sekedar sarana untuk mengingat tekad dan jalan yang telah kita tempuh, “Tidak ada yang aku kehendaki kecuali perbaikan sejauh kemampuanku, dan tidak ada taufik bagiku kecuali dengan bantuan dan petolongan Allah semata.”
Ini saja, mohon maaf atas segala kekurangan. Bagi kaum muslimin yang tertarik untuk berdonasi membantu tegaknya dakwah Sunnah yang digerakkan oleh Yayasan Pendidikan Islam Al-Atsari silahkan bisa mengunjungi halaman website resminya di tautan berikut ini :
https://ypia.or.id/campaign/bantu-para-pejuang-dakwah-islam-ypia/
Barakallahu fiikum...
Penyusun : Redaksi www.al-mubarok.com