AqidahBelajar Jarak JauhTauhid

Faidah Ushul Tsalatsah [bagian 1]

Materi :

– Pentingnya Belajar Aqidah

– Keutamaan dan Buah Tauhid

– Mengenal Risalah Ushul Tsalatsah

Pentingnya Belajar Aqidah

> Aqidah merupakan pondasi dalam beragama

Allah berfirman (yang artinya), “Sungguh telah diwahyukan kepadamu dan kepada orang-orang sebelummu; Jika kamu berbuat syirik pasti akan lenyap seluruh amalmu dan benar-benar kamu akan termasuk golongan orang-orang yang merugi.” (az-Zumar : 65)

> Aqidah merupakan syarat diterimanya amalan

Allah berfirman (yang artinya), “Maka barangsiapa yang mengharapkan perjumpaan dengan Rabbnya hendaklah dia melakukan amal salih dan tidak mempersekutukan dalam beribadah kepada Rabbnya dengan sesuatu apapun.” (al-Kahfi : 110)

> Aqidah merupakan misi utama dakwah Islam

Allah berfirman (yang artinya), “Dan sungguh Kami telah mengutus kepada setiap umat seorang rasul yang menyerukan; Sembahlah Allah dan jauhilah thaghut.” (an-Nahl : 36)

> Aqidah adalah kewajiban terbesar di dalam agama

Allah berfirman (yang artinya), “Dan Rabbmu telah memerintahkan; Janganlah kalian beribadah kecuali hanya kepada-Nya, dan kepada kedua orang tua hendaknya kalian berbuat baik dengan sebaik-baiknya.” (al-Israa’ : 23)

> Aqidah adalah bekal untuk meraih kebahagiaan

Allah berfirman (yang artinya), “Barangsiapa yang melakukan amal salih dari kalangan lelaki atau perempuan dalam keadaan beriman niscaya Kami akan memberikan kepadanya kehidupan yang baik dan benar-benar Kami akan membalas mereka dengan pahala yang jauh lebih baik dari apa-apa yang telah mereka kerjakan.” (an-Nahl : 97)

Keutamaan dan Buah Tauhid

> Tauhid adalah tujuan penciptaan jin dan manusia

Allah berfirman (yang artinya), “Dan tidaklah Aku ciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka beribadah kepada-Ku.” (adz-Dzariyat : 56)

> Tauhid adalah sebab keamanan dan petunjuk

Allah berfirman (yang artinya), “Orang-orang yang beriman dan tidak mencampuri imannya dengan kezaliman/syirik, mereka itulah orang-orang yang akan diberikan keamanan dan mereka itulah orang-orang yang diberikan petunjuk.” (al-An’am : 82)

> Tauhid adalah sebab datangnya ampunan Allah

Allah berfirman (yang artinya), “Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni dosa syirik kepada-Nya dan masih mengampuni dosa-dosa di bawah itu bagi siapa saja yang dikehendaki oleh-Nya.” (an-Nisaa’ : 48)

> Tauhid adalah sebab utama keselamatan dan asas ketakwaan

Allah berfirman (yang artinya), “Wahai manusia, sembahlah Rabb kalian Yang telah menciptakan kalian dan orang-orang sebelum kalian, mudah-mudahan kalian bertakwa.” (al-Baqarah : 21)

> Tauhid adalah keadilan tertinggi

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Hak Allah atas hamba adalah hendaknya mereka beribadah kepada-Nya dan tidak mempersekutukan dengan-Nya sesuatu apapun.” (HR. Bukhari dan Muslim)

> Tauhid adalah asas perbaikan umat

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Hendaklah yang paling pertama kamu serukan kepada mereka ialah supaya mereka mentauhidkan Allah.” (HR. Bukhari)

> Tauhid adalah kunci keberuntungan

Allah berfirman (yang artinya), “Demi masa. Sesungguhnya manusia benar-benar berada dalam kerugian, kecuali orang-orang yang beriman, beramal salih, saling menasihati dalam kebenaran, dan saling menasihati dalam menetapi kesabaran.” (al-‘Ashr : 1-3)

Mengenal Risalah Ushul Tsalatsah

Syaikh Shalih al-Fauzan hafizhahullah menjelaskan :

Di hadapan kita terdapat risalah ini -yaitu risalah Tsalatsatul Ushul (tiga landasan utama)- dan ini merupakan risalah yang sangat agung lagi ringkas. Ia ditopang dengan dalil-dalil dari Kitab Allah dan Sunnah Rasul-Nya shallallahu ‘alaihi wa sallam.

Risalah ini membahas tentang sebuah landasan penting diantara pokok-pokok agama Islam yaitu akidah. Sudah menjadi kebiasaan para ulama untuk memberikan perhatian terhadap tulisan-tulisan ringkas seperti ini. Dimana mereka berusaha untuk menulisnya, bersusah payah untuk meringkas materinya dan menyusunnya sedemikian rupa. Kemudian setelah itu mereka pun berusaha mengajarkannya untuk dihafal oleh murid-muridnya. Hal itu dengan tujuan supaya materi-materi ini menjadi pokok-pokok ilmu yang tertanam di dalam diri mereka serta menjadi simpanan faidah yang mereka akan bisa memetik pelajaran darinya dan menebarkan faidah darinya.

Memulai belajar dengan tulisan-tulisan ringkas semacam ini adalah pondasi bagi para penimba ilmu. Maka seorang penimba ilmu seharusnya memulai belajar sedikit demi sedikit. Dia mengambil materi-materi dasar dan pokok-pokoknya dan bertahap dalam mempelajarinya.

Ringkasan-ringkasan semacam ini adalah jalan menuju tulisan-tulisan yang tebal. Oleh sebab itu tidak mungkin kitab-kitab tebal bisa dipahami kecuali setelah memahami kitab-kitab yang ringkas dan bertahap dalam mempelajarinya sedikit demi sedikit. Oleh karena itulah para ulama menafsirkan tentang makna firman Allah Ta’ala (yang artinya), “Akan tetapi jadilah kalian orang-orang yang Rabbani disebabkan apa-apa yang kalian ajarkan dengan Al Kitab dan disebabkan karena kalian mempelajarinya.” (Ali Imran ayat 79). Sesungguhnya orang Rabbani adalah orang-orang yang memulai dengan ilmu-ilmu yang dasar sebelum ilmu-ilmu yang besar. Mereka mendidik diri mereka sendiri dan murid-muridnya dengan mengawali dari perkara-perkara yang dasar menuju perkara-perkara yang besar. Dan hal ini adalah suatu yang alami karena segala sesuatu itu dimulai dari pokok dan pondasinya kemudian menjadi besar setelah itu.

Adapun orang yang menerjuni ilmu secara langsung dari perkara-perkara yang tinggi/berat hal ini akan membuatnya letih dan tidak membuahkan hasil apa-apa. Sementara orang-orang yang memulai dari perkara yang pokok dan bertahap dalam belajar maka inilah orang yang dengan izin Allah berjalan meniti metode yang benar dan menempuh arah yang lurus.

(lihat Syarh al-Ushul ats-Tsalatsah oleh Syaikh al-Fauzan, hal. 7-8)

Syaikh Sulaiman ar-Ruhaili hafizhahullah berkata :

Kitab ini -Ushul Tsalatsah- adalah kitab yang sangat agung. Kitab ini -wahai saudara-saudaraku sekalian– berisi perkara-perkara yang wajib dipelajari oleh setiap muslim dalam hal tauhid kepada Rabbul ‘alamin, ilmu tentangnya, yaitu ilmu syar’i yang harus disertai dengan amal.

Tauhid ini -wahai saudara-saudara sekalian- yang disebutkan oleh Syaikh rahimahullah ‘azza wa jalla di dalam kitab ini; barangsiapa mengamalkannya niscaya akan terwujud baginya kebahagiaan di dunia dan di akhirat serta selamat dari azab kubur, kita berlindung kepada Allah dari azab kubur dan fitnahnya. Sebab, intisari dari isi kitab ini adalah -wahai saudara-saudaraku- adalah mengenai tiga pertanyaan kubur yang sangat agung, yang kelak akan ditanyakan kepada seorang insan di dalam kuburnya, “Siapa Rabbmu? Apa agamamu? Siapa Nabimu?”

Pertanyaan-pertanyaan inilah yang menjadi poros kandungan kitab ini. Dan tidak akan diberikan taufik untuk bisa menjawab dengan benar di dalamnya serta mampu memberikan jawaban yang bermanfaat kecuali bagi orang yang meyakininya dengan keyakinan yang kuat dan dia pun termasuk orang yang merealisasikannya.

Dimana telah diriwayatkan dengan sahih –wahai saudara-saudara sekalian– bahwasanya setiap hamba diantara kita nanti akan diberikan ujian/fitnah di dalam kuburnya; sebuah ujian/fitnah yang sangat besar. Dimana pada lubang yang sempit itu dia akan diberikan ujian, yang mana dia akan masuk ke dalamnya seorang diri. Tidak ada yang menemani dirinya selain amal yang telah diperbuat olehnya sebelumnya. Karena sesungguhnya seorang mayit –wahai saudara-saudaraku– akan diikuti oleh tiga hal; keluarga, harta, dan amalnya. Adapun kedua perkara yang pertama akan kembali sedangkan yang masih tersisa menyertainya adalah yang ketiga. Keluarga dan hartanya akan kembali pulang sedangkan amalnya lah yang masih tersisa.

(lihat transkrip ceramah Syarh Tsalatsatil Ushul oleh Syaikh Sulaiman, hal. 2-3)

Beliau juga berkata :

Kitab ini –wahai saudara-saudara sekalian– di dalamnya terkandung perkara yang paling penting di dalam masalah tauhid. Tidaklah diragukan -wahai saudara-saudara sekalian- bahwasanya tauhid adalah perkara terpenting yang seharusnya diperhatikan oleh setiap muslim dan sudah semestinya dia berusaha keras untuk merealisasikannya.

Sesuatu yang paling mahal pada diri seorang muslim adalah agamanya. Dan sesuatu yang paling mahal dalam agama seorang muslim adalah tauhid kepada Rabbul ‘alamin. Tidaklah diragukan bahwasanya tauhid merupakan perkara terpenting untuk anda perhatikan dan anda wujudkan, wahai orang yang diberkahi. Dan perkara pertama yang paling utama untuk dimulai di dalam dakwah ialah tauhid kepada Allah Rabbul ‘alamin. Bagaimana tidak, sementara ia adalah pokok risalah para rasul, dan itulah perkara yang telah disepakati oleh seluruh syari’at para nabi tanpa ada perselisihan tentangnya diantara mereka, bahkan segenap nabi pun telah menyerukannya.

(lihat transkrip Syarh Tsalatsatil Ushul oleh Syaikh Sulaiman, hal. 8)

Beliau juga berkata :

Maka tauhid –wahai saudara-saudaraku sekalian– adalah pokok perhatian terbesar bagi setiap mukmin, ia merupakan kaidah yang paling mendasar bagi setiap orang yang diberikan taufik. Tauhid inilah ruh agama Islam. Oleh sebab itu Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam seumur hidupnya senantiasa mendakwahkan tauhid untuk Rabbil ‘alamin hingga beliau wafat shallallahu ‘alaihi wa sallam, dan kemudian yang mewarisi tugas beliau itu adalah orang-orang sesudahnya yaitu para sahabat Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam. Tauhid kepada Allah serta mengesakan Allah dalam beribadah itulah perkara yang menjadi tujuan diciptakannya jin dan manusia.

(lihat transkrip Syarh Tsalatsatil Ushul oleh Syaikh Sulaiman, hal. 9)

Ringkasan Faidah :

> Aqidah merupakan pondasi dalam beragama

> Aqidah merupakan syarat diterimanya amalan

> Aqidah merupakan misi utama dakwah Islam

> Aqidah adalah kewajiban terbesar di dalam agama

> Aqidah adalah bekal untuk meraih kebahagiaan

> Tauhid adalah tujuan penciptaan jin dan manusia

> Tauhid adalah sebab keamanan dan petunjuk

> Tauhid adalah sebab datangnya ampunan Allah

> Tauhid adalah sebab utama keselamatan dan asas ketakwaan

> Tauhid adalah keadilan tertinggi

> Tauhid adalah asas perbaikan umat

> Tauhid adalah kunci keberuntungan

> Risalah Ushul Tsalatsah berisi pelajaran dasar dalam ilmu aqidah

> Risalah Ushul Tsalatsah berisi penjelasan tiga jawaban pertanyaan kubur

> Risalah Ushul Tsalatsah ditopang oleh dalil al-Kitab dan as-Sunnah

> Hendaknya menimba ilmu dari dasar dan memulai dari yang terpenting

> Dakwah tauhid adalah misi utama setiap rasul

Pertanyaan Evaluasi :

– Sebutkan dalil-dalil yang menunjukkan pentingnya belajar aqidah!

– Sebutkan dalil-dalil yang menunjukkan keutamaan dan buah tauhid!

– Apa kandungan pokok risalah Ushul Tsalatsah?

Redaksi

Redaksi al-mubarok.com dikelola oleh relawan dan pegiat dakwah Masjid Jami' al-Mubarok (MJM) YAPADI Yogyakarta

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *