Bahasa ArabBelajar Jarak Jauh

Belajar Bahasa Arab [21]

Program Belajar Kaidah Bahasa Arab 1 Bulan

Bismillah. Alhamdulillah pada kesempatan ini kita bisa berjumpa kembali dalam pelajaran kaidah bahasa arab. Pada bagian sebelumnya sudah kita bahas tentang tanda-tanda i’rob pada fi’il. Fi’il yang mu’rob adalah yang akhirannya bisa berubah karena faktor luar yang mempengaruhinya.

I’rob pada fi’il ada tiga macam; rofa’, nashob, dan jazem. Tanda dasar rofa’ adalah diakhiri dengan dhommah. Tanda dasar nashob adalah diakhiri dengan fat-hah. Tanda dasar jazem adalah diakhiri dengan sukun. Fi’il yang mu’rob hanya ada pada fi’il mudhori’, sedangkan fi’il madhi dan amr semuanya mabni alias tetap akhirannya atau tidak bisa berubah.

Fi’il mudhori’ yang mu’rob ini adalah yang tidak bersambung dengan nun inats atau nun taukid. Apabila fi’il mudhori’ itu bersambung dengan nun inats atau nun taukid maka ia mabni. Nah, pada bagian sebelumnya sudah kita bahas dua macam fi’il mudhori’ yang mu’rob, yaitu sahih akhir dan mu’tal akhir. Sahih akhir marfu’ dengan dhommah, manshub dengan fat-hah dan majzum dengan sukun. Adapun mu’tal akhir marfu’ dengan dhommah muqoddaroh dan majzum dengan dihapus huruf akhirnya. Ketika manshub fi’il mu’tal alif dengan fat-hah muqoddaroh, sedangkan mu’tal wawu dan mu’tal ya’ manshub dengan fat-hah zahirah/tampak atau fat-hah biasa.

Berikutnya akan kita lanjutkan dengan tanda-tanda i’rob pada af’alul khomsah. Af’alul khomsah adalah fi’il mudhori’ yang diakhiri dengan wawu nun, ya’ nun atau alif nun. Cirinya diakhiri dengan kata ‘aani’, ‘uuna’, atau ‘iina’. Untuk fi’il jenis ini dia marfu’ dengan tetapnya nun sedangkan manshub dan majzum dengan dihapus nun.

Misalnya kata yang berbunyi ‘yaktubuuna’ artinya ‘mereka lelaki sedang menulis’. Ini adalah contoh af’alul khomsah yang dalam keadaan marfu’. Apabila manshub dan majzum maka dihapus nun-nya. Misalnya ‘lan yaktubuu’ artinya ‘tidak akan menulis’ (mereka lelaki)’ dan ‘lam yaktubuu’ artinya ‘tidak menulis’ (mereka lelaki). Pada kedua contoh ini huruf nun-nya dihapus karena dimasuki alat penashob dan alat penjazem.

Contoh lain kata ‘yaktubaani’ artinya ‘mereka berdua sedang menulis (lelaki)’. Ini juga termasuk af’alul khomsah. Cirinya ia diakhiri dengan ‘aani’ (huruf alif dan nun). Apabila ia marfu’ tandanya adalah tetapnya nun; ‘yaktubaani’. Apabila manshub dan majzum maka nun-nya dibuang atau dihapus misalnya ‘lan yaktubaa’ (manshub) atau ‘lam yaktubaa’ (majzum).

Dengan demikian bisa kita simpulkan, bahwa untuk fi’il yang termasuk af’alul khomsah ini hanya ada dua tanda i’rob; tetapnya nun atau dihapus nun. Ia marfu’ dengan tanda tetapnya nun, sedangkan manshub dan majzum dengan tanda dihapus nun.

Kata-kata yang menyebabkan fi’il menjadi manshub disebut sebagai alat-alat penashob, misalnya kata ‘lan’ artinya ‘tidak akan’, kata ‘kay’ artinya ‘supaya’, kata ‘hatta’ artinya ‘sampai’. Adapun kata-kata yang menyebabkan fi’il menjadi majzum disebut sebagai alat-alat penjazem, misalnya kata ‘lam’ artinya ‘tidak’, ‘lamma’ artinya ‘belum’, ‘laa’ artinya ‘jangan’. Adapun kata ‘laa’ yang artinya ‘tidak’ -disebut laa nafiyah– bukan termasuk alat penjazem sehingga tidak mengubah keadaan akhir kata. ‘laa’ yang menjazemkan (yang artinya ‘jangan’) disebut laa nahiyah.

Demikian pembahasan yang bisa kita sajikan dalam kesempatan ini semoga bermanfaat bagi kita semuanya. Wa shallallahu ‘ala Nabiyyina Muhammadin wa ‘ala alihi wa shahbihi wa sallam. Walhamdulillahi Rabbil ‘alamin.

Unduh materi dari sini : belajar-21

14718686_1803714443177090_1758038350701659065_n

Redaksi

Redaksi al-mubarok.com dikelola oleh relawan dan pegiat dakwah Masjid Jami' al-Mubarok (MJM) YAPADI Yogyakarta

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *